Sebuah lagu dari satu stasiun radio menggema dalam ruang kecil mobil yang kukendarai sendirian sore itu,
Sebuah lagu yang lalu membersitkan sebuah kenangan dan seraut wajah dari masa lalu yang muncul begitu saja dalam kenangan
Ah ya.., dulu di dalam mobil yang lain yang entah sekarang ada dimana dan jadi milik siapa
Saat itu lagu ini juga muncul dari sebuah radio yang lalu membuat kita berdendang bersama...
Dan kini masih sama ternyata.. Saat ini pun aku masih fasih mendendangkan lirik lagu itu. Hanya saja, entah dimana dan sedang apa kau saat ini.
Saat itu, kita kemudian berbincang tentang beberapa hal...
Ah iya, sudah puluhan tahun tapi kenapa pula aku bisa ingat detil peristiwa kecil itu, tentang dendangan dan percakapan di dalam mobil...
Sehebat itukah kemampuan pengingatanku? Padahal kunci sepeda motor saja sering sekali aku melupakannya sehingga mencari kunci kadang memjadi ritual pagiku saat hendak berangkat kerja. Isteriku tahu betul akan hal itu...
Ah tentu saja...,
Ingatanku tentangmu tentu saja berbeda dengan ingatanku tentang kunci sepeda motor. Ingatanku tentangmu adalah juga tentang rasa dan harapan masa muda yang naif dan jujur. Sedangkan ingatan tentang kunci sepeda motor hanyalah sebuah rutinitas kebendaan yang jauh dari rasa dan harapan terdalam kemanusiaan...
Ah iya.., saat menyenangkan denganmu adalah saat dimana semua rasa terkumpul disitu...
Dan, dimensi rasa konon bisa melampaui dimensi ruang dan waktu...
Aku bahkan masih mengingat detil aroma parfum yang kau pakai. warna baju dan tentu senyuman dan tatapan matamu...
Ah iya, saat itu seolah-olah semua indera yang kumiliki bekerja sama untuk membuat sebuah memori berisi kumpulan rasa. Ya. kumpulan rasa yang lalu menjadi abadi...
Ah ya. kata pak sapardi yang fana itu waktu sedang kita ini abadi. Dan, rasa ini sepertinya memang abadi...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H