Mohon tunggu...
Khaerul zein
Khaerul zein Mohon Tunggu... Penulis - Mempelai kematian

Less is more

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Terungkap! Ini Alasan Mengapa Seorang Guru Terkadang Mengalami Kesulitan Saat Mengajar Kaum Milenial

19 April 2020   22:04 Diperbarui: 19 April 2020   22:38 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berangkat dari penulis sebagai generasi milenial merasakan keluh kesah saat belajar di ruang kelas di sekolah hingga bangku kuliah sekarang ini.

Sebagai kelompok demografi setelah generasi X, milenial memiliki ciri dan karakter khusus hari ini, lahir ditengah arus global dengan kemampuannya menggunakan perangkat dan kecanggihan dunia modern. 

Hal demikian senada dengan kebutuhan masa depan menghadapi bonus demografi dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM) yang di anggap mampu secara khusus diperlihatkan melalui gagasan dan terobosan kreatif nya.

Sejalan dengan itu dampak negatif nampak beriringan dengan generasi milenial sekaligus jadi tantangan ke depan dan justru menjadi hal yang banyak di soroti dewasa ini, termasuk dalam pendidikan, tidak sedikit isu dan kasus kekerasan dijumpai dibeberapa daerah di indonesia.

Sebut saja kasus pelecehan seksual di salah satu sekolah menengah kejuruan di sulawesi selatane berapa waktu kebelakang, hal tersebut bagian dari bagaimana proses mengajar dan mendidik siswa selama di sekolah, bagian dari pola pembelajaran yang diterapkan disekolah serta bagaimana sisi parenting atau bimbingan dari orang tua yang harus lebih aware menghadapi situasi saat ini di dalam bahkan diluar sekolah, sisi lain juga memperlihatkan pemikiran kritis generasi milenial dalam melihat sesuatu, kemungkinan membuat potensi dalam diri menjadi maksimal dan dapat bermanfaat bagi kehidupan nyata juga harus diperhatikan sedini mungkin.

Salah satu bagiannya adalah media pembelajaran yang dilakukan oleh guru terhadap proses belajar di kelas atau di sekolah. Tentu generasi milenial ini punya banyak daya tarik bagi penulis untuk dibahas.

Berikut adalah alasan dan karakter media pembelajaran serta pola yang baik untuk mengajar pada generasi milenial :

Milenials dan praktik kompetensi.

Sebagai generasi yang berada ditengah tengah masyarakat modern, generasi ini harus lah mempunyai tanggung jawab untuk lingkungan sekitarnya terutama untuk diri mereka sendiri, bertanggung jawab atas kemampuan yang harusnya dimiliki, dengan wawasan atau pengetahuan yang didapatkan, ini yang menentukan apakah generasi milenial ini menjadi generasi yang baik atau justru sebaliknya.

Sementara itu minat dan bakat menjadi salah satu penolong dalam dunia modernnya, tentu memiliki keahlian khusus akan punya banyak keuntungan, orang akan membayar untuk hal apapun, orang akan cari yang memang benar menguasai, maka dengan itu dalam pendidikan praktik-praktik kejuruan atau keahlian sangat penting untuk dilakukan intens dan sepenuhnya bisa menuangkan keahlian siswa di sana.

Degan teknologi misalnya, milenial yang tinggal di kota kota besar tidak perlu lagi diajarkan tentang apa itu teknologi dan macam-macamnya, tapi bagaimana seorang guru menuntun dan mengarahkan keinginan siswa atau keahlian siswa di bidangnya, supaya kemudian siswa menjadi benar ahli di bidang itu, tentu dengan praktek yang dilakukan secara berkelanjutan dan terus menerus.

Begitu juga dengan media pembelajaran yang digunakan, tidak monoton dan harus menyesuaikan dengan daya tarik siswa pada media tersebut, media pembelajaran yang mendukung proses belajar terlebih dalam kompetensi.

Dengan komponen-komponen pada media yang mendukung keberlangsungan kiat dalam mengasah minat dan bakat siswa pada generasi ini, melalui media atau perantara ini maka pesan dan pembelajaran ini yang disampaikan dapat diaplikasikan.

Generasi  Kritis Dan Relevan.
Sebagai seorang pengajar pastilah  menjumpai banyak karakter siswa yang bermacam-macam, tingkah aneh dan kelakuan nyeleneh kerap dipertontonkan, sebagian siswa pada generasi ini tidak langsung menelan mentah apa yang disampaikan, melainkan menanyakan ketidak yakinan pada pikirannya, menanyakan keraguan atas apa yang didapatkan di sekolah, semakin hari pengajar mempunyai tantangan tersendiri untuk menghadapi yang demikian ini. Mengajar dengan penuh tanggung jawab, mengambil referensi yang kredibel saat pembelajaran kemudian mempersiapkan dengan matang materi yang akan disampaikan.

Pada media pembelajaran biasanya siswa saat ini sangat dominan pada media yang bersifat modern atau menggunakan alat alat digital atau atau metode belajar online atau E-Learning dan sejenisnya meski masih ada yang mempertahankan pembelajaran dengan cara yang konvensional atau media tradisional, tentu hal ini harus seimbang sebagai modal anak bangsa mempertahankan nilai luhur tanpa mengkerdilkan pemikiran globalnya.

Media pembelajaran untuk generasi ini juga dituntut untuk selalu relevan dengan kebutuhan siswa, dapat dilihat bahwa siswa akan merasa senang dan terangsang apabila melakukan sesuatu sesuai dengan kemauan, passion dan daya tarik tersendiri. Maka wujud keberhasilan belajar salah satunya menghasilkan siswa yang kompeten serta punya keunikan pada bidang yang ditekuni.

Akibatnya pengajar justru yang harus lebih fokus dalam mengajar, meskipun berbasis student oriented, siswa tetap membutuhkan pendampingan dan ilmu pengetahuan yang tidak bisa didapat sendiri.

Itulah beberapa alasan mengapa terkadang guru atau tenaga mengalami kesulitan saat dalam proses baelajar dan menentukan media pembelajaran yang cocok untuk generasi saat ini, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun