Terdapat pula praktik toleransi di sekolah misalnya, SMA Katolik St. Hendrikus, Surabaya. Sekitar 60 siswa-siswi SMA Katolik St. Hendrikus mengunjungi tiga tempat dari tiga agama berbeda yang ada di Surabaya, yakni di Pondok Pesantren Darus Sa’adah Nginden, Klenteng Boen Bio Kapasan, dan Pura Segara Kenjeran. Para siswa-siswi sengaja mengunjungi tempat tersebut agar dapat langsung berdialog mengenai berbagai hal berkaitan dengan isu keberagaman dan toleransi antar-umat beragama.
Dari kejadian-kejadian tersebut, dapat dimaknai bahwa keberagaman yang dimiliki bukan menjadi hal yang memecah belah persatuan, lebih dari itu, akan memersatukan dan membuat jalinan yang lebih kuat. Pentingnya menjaga toleransi adalah mensyukuri atas keberagaman yang ada, merepresentasikan poin dari Sumpah Pemuda, dan membuat kuat Indonesia dengan heterogenitasnya.
Sumber:
- https://www.kompas.id/baca/opini/2021/01/29/profil-pelajar-pancasila-dan-konsolidasi-di-sekolah/ diakses pada tanggal 14 Februari 2022
- https://www.99.co/blog/indonesia/bukti-toleransi-agama-di-indonesia diakses pada tanggal 10 Februari 2022
- https://tirto.id/kasus-intoleransi-terus-bersemi-saat-pandemi-f5Jb diakses pada tanggal 10 Februari 2022
- https://tirto.id/contoh-toleransi-di-indonesia-peringati-hari-toleransi-sedunia-2020-f62G diakses pada tanggal 13 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H