Mohon tunggu...
YIMEL ANGRECIA
YIMEL ANGRECIA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Saya Yimel Angrecia seorang pelajar sekolah.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Tantangan Menjadi Penerus Bisnis Keluarga

13 Maret 2024   20:50 Diperbarui: 28 Maret 2024   21:18 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Ketergantungan pada anggota keluarga juga dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak adil, di mana keputusan didasarkan pada hubungan daripada kemampuan. Hal ini dapat mengurangi motivasi karyawan non keluarga, yang pada akhirnya menurunkan produktivitas dan kualitas kerja.

5. TIDAK ADA SUDUT PANDANG EKSTERNAL

Seperti yang dikatakan diatas, ketika bisnis keluarga tidak memperhatikan sudut pandang eksternal, mereka cenderung mengalami keterbatasan dalam inovasi dan pertumbuhan dalam menghadapi perubahan pasar. 

Ketergantungan pada pandangan internal atau anggota keluarga saja dapat menyebabkan lebih fokus dalam mempertahankan status daripada mencari solusi yang lebih efektif. 

Kurangnya sudut pandang eksternal juga dapat mempengaruhi keputusan strategis bisnis, karena keputusan diambil berdasarkan kepentingan internal daripada analisis objektif. Hal ini dapat meningkatkan risiko mengambil keputusan yang tidak tepat dalam jangka panjang.

6. PERUBAHAN PASAR

Perubahan pasar merupakan tantangan yang tidak dapat dikontrol dan dihindari, terutama di era saat ini. Perubahan pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor, namun perkembangan teknologi menjadi salah satu yang paling berpengaruh. 

Maka dari itu, diperlukan strategi yang berbeda untuk setiap perubahan yang terjadi. Sebagai pemimpin baru, fleksibilitas dan kemampuan dalam mengelola perubahan sangat penting untuk menjaga kelangsungan bisnis keluarga di tengah pasar yang terus berubah.

Nah, untuk mengatasi tantangan dalam bisnis keluarga, perlu dilakukan beberapa langkah. Pertama, perlu adanya rencana dan komunikasi yang terbuka antara generasi dalam keluarga untuk mengurangi konflik terkait pergantian kepemimpinan. Kedua, meningkatkan profesionalisme dengan menerima ide dari luar pihak eksternal dan membangun tim manajemen yang fleksibel terhadap perubahan serta memberikan pelatihan kepada anggota keluarga yang terlibat dalam bisnis. Ketiga, pengambilan keputusan yang objektif untuk mengatasi kesulitan. Selanjutnya, mengurangi ketergantungan pada anggota keluarga dengan merekrut talenta dari luar keluarga. Terakhir, mendengarkan pendapat dari sudut pandang eksternal melibatkan pihak eksternal dalam pengambilan keputusan yang strategis. Dengan ini, bisnis keluarga dapat menjadi lebih professional dan berkembang dalam jangka panjang.

Setelah memahami isi teks di atas, kita jelas melihat bahwa menjadi pewaris bisnis keluarga akan menghadapi beragam tantangan, baik dari dalam maupun luar. Namun, janganlah takut menghadapinya karena setiap tantangan memiliki langkah-langkah untuk diatasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun