Ini sebenarnya curhat saja sih, saya berharap gak ada yang baca artikel curhatan ini.Â
"Terus kalau gitu kenapa kamu publish di kompasiana kalau gak mau ada yang baca?!"Â
"Emmm, mungkin karena dalam hati kecil saya, saya ingin tulisan saya dibaca"
"..."
Well, tulisan ini terilhami dari beberapa post di grup facebook tentang kepenulisan, ada beberapa pertanyaan yang bikin saya bertanya-tanya dan mulai riset di internet, salah satunya adalah tentang High Fantasy dan Low Fantasy. Seperti yang saya bilang, pertanyaan ini ditanyakan di grup tentang kepenulisan, jadi pertanyaan yang kayak gini sebenarnya udah makanan sehari-hari grup tersebut. Pertanyaannya pun langsung bisa dijawab oleh mastah-mastah di grup sana, dan saya mendapatkan kesimpulan yang seperti ini: High Fantasy= kisah fantasy di dunia 'kedua', artinya di dunia baru yang jauh berbeda dengan dunia 'pertama', yaitu dunia dimana sang penulis ada, sedangkan Low Fantasy= kisah fantasy di dunia 'pertama', tempat dimana sang penulis ada, namun biasanya cerita tentang seseorang yang mulai menyingkap kenyataan yang sebenarnya tidak terlihat.
Dari sini saya mulai bertanya-tanya. Saya adalah seorang penulis amatir yang pengen jadi penulis karena banyak baca buku fantasy, dan mendengar pengeritan ini saya berpikir, kalau begitu Lord of The Ring itu High Fantasy dan Harry Potter itu Low Fantasy, namun ketika saya pikir Harry Potter itu Low Fantasy, saya tidak bisa habis pikir karena sang penulis seolah membuat 'dunia kedua' di dalam 'dunia pertama'. Terus, Harry Potter itu apa, Low Fantasy, apa High Fantasy?Â
Pertanyaan ini belum bisa terjawab oleh pemikiran saya yang dangkal dan malas mencari tahu ini, anehnya, saya malah nulis gak jelas di sini daripada baca-baca tentang kedua pengertian itu.
*ting*
Ohh, ada notifikasi facebook, ada post di grup 'kepenulisan', yang ini isinya tentang sesuatu yang disebut Isekai, dan ohh, ini berhubungan dengan dengan High Fantasy dan Low Fantasy. Pertanyaannya sederhanya, apa Isekai itu masuk High Fantasy atau Low Fantasy.
Dan, saya duduk menunggu jawaban para mastah.
Isekai, adalah salah satu genre novel yang sangat-sangat-sangat-sangat populer di jepang, tema yang bisa dibilang overused oleh para penulis jepang. Isekai memiliki arti 'dunia lain' dan biasanya cerita tentang 'seseorang yang masuk ke dunia lain'. Hemm, berarti masuk ke 'dunia kedua', apa ini artinya Isekai itu High Fantasy?
Ohh, ada jawaban, dan ternyata jawaban yang pertama adalah Low Fantasy, alasannya karena si karakter utama adalah orang dari 'dunia pertama' dan mulai menyingkap hal yang tidak terlihat.
Ada jawaban lain, yang ini jawabannya High Fantasy, alasannya sederhana, karena setting ceritanya ada di d'dunia kedua' makanya ini High Fantasy.
Ok, saya diam dan memperhatikan.
Terjadi debat yang luar biasa.
Uwahh, lautan api! Forumnya berubah jadi lautan api!
Komentarnya mulai menggila, ada yang mulai OOT dan bilang jijik dengan tema isekai, uwwah, ada maniak isekai yang neybutin lebih dari 10 judul isekai yang katanya berkualitas.
Ada mastah yang bilang gak suka dengan LN jepang, ada yang malah gak jelas dan rekomendasiin artikel tentang anime fantasy terbaik yang dibuat oleh sebuah blog, ada juga yang malah nyasar dan mulai nanya apa itu isekai.
Kalau mau nanya baca komentarnya dulu! Lihat situasinya dulu!
Uwwahhh, sebaiknya saya hentikan ini, daripada forum ini jadi ajang hina-hinaan, mending saya lerai ajah pertikaian ini, Oke, tapi apa yang harus saya bicarakan? Emm, berpikir. Semua orang di sini punya pemikiran yang berbeda, semuanya kelihatannya bener, tapi di lain pihak semuanya kelihatan salah.
Ohh, ada, itu dia. Ada salah satu quote anime yang kayaknya cukup buat menengahi semua pertikaian ini, dari Wikipedia, judulnya Fune wo Amu.
Baiklah mari ketik.
"Kata itu adalah makhluk hidup, dia berkembang seiring berjalannya waktu" Enter.
Semoga ini bisa membuat mereka sadar kalau gak ada yang salah dan gak ada yang bener, dan, ohh, ada jawaban. Mari lihat.
"Gak usah sok tau!"
"Jangan sok bijak pake quot anime!"dll.
Uwaaah, ehh, komentar untuk komentar saya makin banyak, tidak! Uwaaah, malah saya yang kena bully.
Apa! Bukannya kalian lagi marahan?! Kenapa sekarang malah saya yang bully.
"Saya cuman mau lerai pertikaian kalian" Enter.
"Gak peduli, kamu cuman memperkeruh suasana"
"Dasar wibu, tawuran bos" dll.
Hahhhh~ *menghela nafas*
Cara yang paling tepat untuk menghentikan cyber bullying ... adalah dengan mematikan komputer.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H