Pengguna gadget bisa sangat lengket dengan gadget yang mereka miliki. Hal yang menarik para pengguna untuk selalu menggunakan gadget yang mereka miliki secara overdosis adalah dengan tersedianya aplikasi seperti sosial media dan berbagai situs internet seperti situs belanja online merupakan salah satu magnit besar bagi para pecandu smartphone.
Dalam konteks ini, pengguna smartphone yang semestinya dapat melakukan kegiatan dengan mudah dengan bantuan smartphone kini berputar seratus delapan puluh derajat. Kini bukan lagi para pengguna smartphone yang diuntungkan dalam penggunaan smartphone, namun pihak penyedia gadget tersebut dan pihak penyadia jasa internet merupakan pihak utama yang diuntungkan akibat para pengguna yang overdosis terhadap penggunaaan teknologi komunikasi yang disebut smartphone ini.
Jika para pengguna smartphone dapat berpikir dengan kritis, tentunya mereka dapat membatasi diri dalam menggunakan gadget yang mereka miliki untuk kegiatan yang kurang penting atau tidak seharusnya dijadikan prioritas utama dalam penggunaan gadget yang mereka miliki.
Apabila kita dapat berpikir secara realistis, smartphone bukanlah kebutuhan primer bagi manusia layaknya sandang, pangan, dan papan bagi manusia yang memiliki tingkat urgency yang amat tinggi. Smartphone bisa dikategorikan kebutuhan pelengkap serta kebutuhan mewah bagi beberapa khalayak. Sebenarnya, Â gadget yang kita miliki juga bukan satu-satunya jalan untuk mempermudah kegiatan manusia. Smartphone diciptakan bukan karena manusia membutuhkannya. Namun smartphone diciptakan karena smartphone membutuhkan pengguna.
Terlepas dari segala dampak negatif metamorfosis smartphone serta kegunaannya itu sendiri tentunya smartphone juga memiliki banyak keuntungan dan dapat pula mempermudah kegiatan yang akan dilakukan seseorang. Sejatinya, hal itu tidak bergantung pada lingkungan atau hal lain semacamnya. Namun penggunaan smartphone itu sendiri bergantung pada seberapa bisa pengguna memproritaskan diri dalam penggunaan smartphone dan seberapa bijak pengguna dapat menyikapi arus globalisasi di abad peralihan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H