Tema
Kenangan
Cerpen berjudul “Serayu, Sepanjang Angin Akan Berhembus” ini bercerita tentang memori seseorang dikala senja di Jembatan Serayu yang selalu memaksa si tokoh utama untuk selalu mencintai senja di Serayu.
Tokoh dan Penokohan
Menurut pendapat saya, cukup sulit untuk menguraikan dan mendeskripsikan watak atau karakter tokoh-tokoh dalam cerpen tersebut. Tokoh dalam cerpen tersebut tidaklah banyak. Namun, terbatasnya deskripsi tokoh dan percakapan antar tokoh dalam cerpen tersebut menjadikan cerpen tersebut cukup sulit untuk dideskripsikan tokoh-tokohnya.
Tokoh utama
Lelaki: tokoh yang lembut.
Tokoh sampingan
Perempuan: perempuan lembut, pemuja senja di Serayu.
Latar
Cerpen ini berlatarkan suasana hening dan tenangnya senja di tepian Sungai Serayu dengan hembusan angin senja dan suara lokomotif yang membelah alirannya. Cerpen ini berlatar sosial masyarakat masa kini di tepian Serayu.
Alur
Menurut pendapat saya, alur yang digunakan dalam cerpen ini adalah alur campuran. Terbukti dengan pada awal cerita hingga ke hampir bagian ending, penulis menuliskan cerita secara berurutan. Namun masuk pada bagian hampir ending cerita tersebut, ternyata si tokoh lelaki tersebut hanya membayangkan sebuah kereta yang dikemudikannya karena teringat dengan kata-kata yang pernah dikatakan kekasihnya suatu senja di Jembatan Serayu.
Alur yang digunakan dalam cerita ini sangat menarik. Terlebih pada bagian ending. Ternyata, setelah membaca cerita secara keseluruhan, segala hal yang terjadi tentang senja, kereta yang dikemudikan masinis, hingga berhentinya kereta dengan tiba-tiba ketika senja di Jembatan Serayu hanyalah bayangan si tokoh laki-laki karena ingatannya tentang senja yang selalu didambakan kekasihnya di Serayu. Selain itu, ending dari cerita ini cukup menggantung. Tidak dijelaskan apa yang sebenarnya diinginkan oleh si tokoh perempuan saat senja tiba.
Dalam cerpen “Serayu, Sepanjang Angin Akan Berhembus” diksi atau pilihan kata yang digunakan penulis cukup sulit untuk dipahami dan penulis menggunakan kalimat kalimat yang cukup susah dimengerti. Namun, penulis sangat bisa menggambarkan bagaimana indahnya senja di Serayu. Alur dari cerita ini cukup rumit. Namun dapat menguatkan inti dari cerita itu sendiri.
Sudut pandang
Menurut saya sudut pandang yang digunakan penulis dalam cerpen ini adalah suut pandang orang ketiga serba tahu. Penulis dapat menceritakan atau membawakan cerita tersebut serta menjelaskan secara rinci dan meyeluruh tentang setiap tokoh, namun penulis tidak ada dalam cerita tersebut.
Amanat
Dalam cerpen ini penulis menceritakan romansa dikala senja di Serayu yang sepaket dengan langit kemerahan, hening, lokomotif, dan hembusan angin yang menerpa yang selalu menjadi senja yang didamba. Ketika si tokoh perempuan meminta si tokoh lelaki untuk menjadi masinis yang notabenenya akan selalu bepergian, si tokoh perempuan meminta si tokoh lelaki untuk selalu berhenti saat membawa kereta yang dikemudikannya saat melintasi Serayu. Si tokoh perempuan menginginkan agar sang kekasih selalu meluangkan waktu untuk kembali mengingat memori dan mencintai Serayu di kala senja. Dan memperbolehkannya melupakan Serayu setelah senja pergi.
Dari hal ini saya menyimpulkan bahwa amanat yang ingin disampaikan si penulis adalah kemanapun kita pergi, janganlah lupakan tempat yang mememiliki memori indah dalam hidup. Luangkanlah waktu untuk mengingat memori di sana dan kembali cintai tempat indah itu.
Link cerpen: https://cerpenkompas.wordpress.com/2012/07/22/serayu-sepanjang-angin-akan-berembus/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H