Mohon tunggu...
dora melisa
dora melisa Mohon Tunggu... Pustakawan - just an ordinary people

Librarian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Objek Wisata Penuh Sesak, Apakah Masyarakat Sudah Jenuh dengan COVID-19?

29 Juni 2020   20:05 Diperbarui: 29 Juni 2020   19:56 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi adalah tentang memelihara perubahan (Patterson & Radtke, 2009: 8-9). Agar perubahan sosial yang diharapkan berjalan sesuai rencana dan harapan, kunci keberhasilannya adalah komunikasi strategis. Dalam ilmu komunikasi, Komunikasi strategis ini didorong oleh misi, berfokus pada audiens, dan berorientasi pada tindakan. 

Komunikasi strategis adalah seni mengekspresikan ide yang dikombinasikan dengan ilmu transmisi informasi. Komunikasi strategis adalah menyusun pesan sehingga memotivasi audiens target untuk bertindak dengan cara yang diinginkan. 

Komunikasi strategis membantu memproyeksikan citra positif organisasi, memfokuskan perhatian publik, memperkuat kemitraan masyarakat, dan memaksimalkan sumber daya organisasi yang langka untuk mencapai perubahan sosial (Patterson & Radtke, 2009: 8-9).

Perencanaan dan kebijakan yang melibatkan lintas sektor ini harus sistematis dan visioner. Dalam ilmu komunikasi, perencanaan komunikasi adalah suatu usaha yang sistematis dan kontiniu dalam mengorganisir aktivitas manusia terhadap upaya penggunaan sumber daya komunikasi secara efisien guna merealisasikan kebijakan komunikasi (Amic, 1982). 

Kebijakan komunikasi merupakan studi tentang keputusan dan tindakan yang dilakukan pemerintah yang berkaitan dengan persoalan komunikasi (Abrar, 2008).  Kebijakan komunikasi dalam konteks luas merupakan perencanaan strategis jangka panjang, sedangkan perencanaan komunikasi merupakan perencanaan operasional jangka menengah atau jangka pendek.

Ini artinya perencanaan dan kebijakan yang disusun harus memperhatikan sejumlah aspek. Ketika kebijakan dibuat, harus dilihat poin interest affectednya, yaitu apakah kebijakan itu melibatkan atau mempengaruhi banyak pihak. 

Dalam konteks pariwisata pihak-pihak yang mungkin terpengaruh selain pelaku pariwisata juga pemerintah, masyarakat/pengunjung, sektor perhotelan, industri kreatif dan sektor transportasi. Bagaimana kebijakan untuk semua sektor yang terkait ini dapat bersinergi agar tidak ada pihak yang dirugikan.

 Kemudian juga harus dipikirkan manfaat dari kebijakan tersebut, apakah manfaatnya dapat dirasakan banyak pihak atau hanya segelintir saja. Sebaiknya dirasakan banyak pihak karena, semakin banyak manfaat yang diberikan, kebijakan tersebut diindikasikan berhasil. 

Selanjutnya dipertimbangkan juga skala kebijakannya, karena ini terkait dengan tingkat perubahan yang diinginkan. Apakah perubahan secara luas atau hanya beberapa aspek saja.

Hal yang juga tidak kalah penting dalam sebuah kebijakan adalah letak pengambilan keputusannya dimana? Pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan memegang peranan penting dalam pelaksanaan suatu kebijakan, maka pada bagian ini harus dijelaskan dimana letak pengambilan keputusan dari suatu kebijakan yang akan diimplementasikan. 

Semakin jauh letak pengambil kebijakan dari pihak yang dilayani, semakin sulit kebijakan tersebut diimplementasikan. Misalnya, selain kebijakan yang secara menyeluruh harus dibuat juga kebijakan untuk lingkup yang lebih sempit atau khusus. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun