Mohon tunggu...
Yohannes Krishna Fajar Nugroho
Yohannes Krishna Fajar Nugroho Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Video Editor dan Junior Public Relations

It's ok to be different.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pencalonan Gibran Rakabuming Raka, Dari Perspektif Ilmu Komunikasi

12 Juni 2024   08:01 Diperbarui: 12 Juni 2024   08:01 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi

 Jakarta, 16 Mei 2024. 

Latar Belakang Masalah

Wacana tentang Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka yang juga merupakan anak dari Presiden Republik Indonesia, dan keponakan dari eks ketua MK Anwar Usman terus berkembang di media massa sejak Mahkamah Konstitusi menetapkan bahwa ambang batas usia calon wakil presiden dapat diikuti oleh orang yang berusia minimal 35 tahun. Banyak para ahli hukum ketatanegaraan  menjelaskan tentang pelanggaran etik dan moral yang dilakukan oleh dinasti kekuasaan. 

Tulisan ini mencoba untuk membahas isu tersebut dengan perspektif lain. Jika sebelumnya banyak yang membahas kasus ini dari sudut pandang hukum ketatanegaraan, disini akan mencoba membahas dari sudut pandang kajian media dan budaya. Dalam tulisan ini akan menggunakan tiga teori dari ilmu sosial yang lebih spesifik ke ilmu komunikasi dan psikologi, yaitu Psikoanalisis dari Freud, Diskursif Subject dari Foucault dan Strukturasi dari Anthony Giddens. 

Tiga teori ini secara garis besar menjelaskan bagaimana seseorang itu bertindak atau melakukan sebuah tindakan. Freud menjelaskan bahwa manusia melakukan sebuah tindakan atau aksi dipengaruhi oleh dorongan dari dalam dirinya, Id, Ego dan Superego. Sementara itu, Foucault menjelaskan bahwa seseorang melakukan tindakan apapun, dipengaruhi oleh sejarahnya. Foucault membahas mengenai Pengetahuan, Kekuasaan dan Kontrol yang mampu membuat seseorang melakukan sebuah tindakan melalui urutan hirarkis. Dengan kata lain, menurut Foucault, subjek adalah sesuatu yang dibentuk, dan ditingkatkan melalui training atau pelatihan dan normalisasi. Anthony Giddens memberi gambaran yang berbeda dengan menyediakan ‘Kacamata’ strukturasi, dia menekankan hubungan dinamis antara agen (individu) dan struktur (sistem sosial). Menurut Giddens, tindakan individu (agensi) dan struktur sosial saling membentuk satu sama lain secara berkelanjutan. Struktur memberikan kerangka untuk tindakan, tetapi juga dibentuk dan diubah oleh tindakan individu.

Latar Belakang Teori

Pertama-tama, artikel ini akan membahas mengenai psikoanalisis. Freud menjelaskan mengenai tiga pihak yang mendorong manusia melakukan sesuatu hal yaitu Id, Ego, dan Superego. Id merupakan dorongan dasar alamiah yang ada dalam diri manusia baik itu urusan makan, minum, sampai seksualitas. Selanjutnya ada Ego yang menjadi penengah dan bertugas untuk memediasi keinginan Id dengan realitas sosial yang ada dalam kehidupan. Yang terakhir adalah Superego yang mengontrol Id agar tidak menjadi liar dan tidak teratur, sehingga dapat menerima realitas yang ada dalam lingkungan sosial. 

Teori kedua yang akan dibahas disini adalah Diskursif oleh Foucault. Dalam teori ini, Foucault menjelaskan bahwa realitas yang ada adalah sebuah hal yang dibentuk dan dikonstruksi oleh wacana. Selain itu, subjek adalah hasil diskursif yang diatur oleh wacana. Identitas subjek dibentuk melalui proses sejarah dan sosial yang sangat spesifik. Foucault beranggapan bahwa subjek tidaklah independent, tapi selalu berada dalam sebuah jaringan kekuasaan yang menentukan apa yang bisa dikatakan, dan apa yang harus dilakukan oleh si subjek itu sendiri. Dengan kata lain, subjek adalah sesuatu yang dibentuk dan ditingkatkan melalui training, dan normalisasi hirarkis. Sehingga hal-hal tersebut yang akan mempengaruhi manusia dalam melakukan segala sesuatu. Foucault juga membahas mengenai Docile Bodies yaitu tubuh yang bisa dibentuk, seperti yang sudah saya paparkan bahwa teori ini membahas bagaimana kekuasaan dapat mengkonstruksi subjek atau individu. 

Selanjutnya teori Strukturasi. Anthony Giddens membahas mengenai dualitas antara Subjek dan Agen. Teori strukturasi sebagai jawaban atas masalah hubungan antara struktur dan agensi dalam ilmu sosial. Teori ini berfokus pada bagaimana struktur sosial dan agensi individu berinteraksi dan saling membentuk. Menurut Giddens, baik struktur maupun agensi harus dipahami dalam konteks "dualitas struktur" di mana struktur sosial tidak hanya membatasi tetapi juga memungkinkan tindakan manusia. Ia berpendapat bahwa struktur sosial (aturan dan sumber daya yang ada) tidak hanya membatasi tindakan manusia tetapi juga memberikan peluang bagi tindakan tersebut. Ia berargumen bahwa individu adalah agen yang terampil dan berpengetahuan, yang secara aktif menggunakan dan mengubah sumber daya sosial yang ada. 

Dalam pandangan Giddens, subjektivitas dan identitas individu dibentuk oleh interaksi antara struktur sosial dan agensi. Tindakan individu dalam peran-peran ini kemudian mereproduksi dan memodifikasi struktur gender yang ada. Teori strukturasi menekankan bahwa agensi individu adalah hasil dari konstruksi sosial. Giddens berpendapat bahwa meskipun individu memiliki kebebasan untuk bertindak, pilihan dan tindakan mereka selalu dipengaruhi oleh struktur sosial yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun