Sumba Barat Daya merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Secara sosiodemografis, Kabupaten ini memiliki jumlah penduduk sebanyak lebih dari 300.000 jiwa. Dalam kehidupan bermasyarakat, konflik menjadi satu keniscayaan yang akan terjadi. Di Kabupaten Sumba Barat Daya, hal yang paling mengerikan adalah jika konflik yang terjadi sampai merenggut nyawa manusia yang terlibat dalam konflik itu, baik konflik yang terkait dengan kepemilikan tanah, barang, sampai di ranah politik.
Hal-hal yang terjadi bahkan dapat menyebabkan disintegrasi dalam kehidupan sosial bermasyarakat di Sumba Barat Daya. Jika hal itu terus menerus dibiarkan maka kehidupan berbangsa dan bernegara akan terganggu, dan memiliki kemungkinan untuk mengganggu stabilitas nasional apalagi di tahun politik 2023-2024. Banyak pihak memprediksi bahwa di tahun politik ini persaingan keduanya akan semakin memanas dan semakin memfragmentasi sendi-sendi kehidupan bermasyarakat di Sumba Barat Daya.
Hal ini menjadi perhatian dari Komandan KODIM Sumba Barat Daya, Letnan Kolonel (Czi) Novi Kurniawan, ST., tentang bagaimana menjaga persatuan dan kesatuan dalam tahun politik supaya hal-hal buruk di periode sebelumnya seperti yang terjadi di Jakarta pada tahun 2017 tidak terulang lagi. Sesuai dengan amanat Panglima TNI, Laksamana (TNI) Yudho Margono dalam HUT Ke-78 TNI, yang meminta kepekaan dan sifat antisipatif setiap prajurit TNI terhadap dinamika dan perkembangan situasi bangsa.
Tema Hari Ulang Tahun Ke-78 Tentara Nasional Indonesia adalah "TNI Patriot NKRI, Pengawal Demokrasi Untuk Indonesia Maju" Dari tema tersebut Panglima mengekankan lagi soal komitmen prajurit TNI untuk bersinergi dengan seluruh komponen dalam mewujudkan kedaulatan, kemandirian, kemajuan dan kesejahteraan. Apalagi, Panglima TNI menganggap bahwa pilkada serentak tahun 2024 adalah satu tantangan besar yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia.
Mengacu pada amanat Panglima, Letkol Novi Kurniawan melakukan beberapa langkah yang dianggap sangat tidak mungkin bagi kebanyakan orang di Sumba Barat Daya. Membangun persatuan antara dua tokoh besar di Sumba Barat Daya yang masing-masing memiliki pengaruh di kehidupan Masyarakat, dan saling berseteru sejak 15 tahun lalu, Â dianggap sebagai sebuah hal yang mustahil di Sumba Barat Daya, tapi dalam moment upacara HUT Ke-78 TNI, mantan Guru Militer (GUMIL) Pusat Pendidikan Zeni TNI-AD itu mampu mempertemukan dua tokoh tersebut dan mendudukkan mereka dalam satu meja tamu undangan. Hal ini tentu menjadi sorotan dari media lokal yang meliput kegiatan pada 5 Oktober 2023 yang lalu.
Dari sini dapat dipahami bahwa apa yang dilakukan oleh alumnus Pendidikan Reguler Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (DIKREG SESKOAD) Angkatan LVI tahun 2018 itu merupakan satu langkah progresif untuk membentuk dan menjaga satu integrasi kehidupan berbangsa dan bernegara di Kabupaten Sumba Barat Daya. Namun untuk menjaga integrasi dan persatuan dalam kehidupan masyarakat diperlukan langkah-langkah yang konsisten dan berkesinambungan hingga sampai ke akar rumput, sehingga nilai-nilai persatuan dan kesatuan dapat terjaga, dengan bertujuan untuk membuat suasana yang aman, damai dan sejuk sesuai dengan amanat Panglima TNI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H