Kesimpulan
Seperti yang sudah saya bahas diatas, dalam kacamata Agenda Setting, Baron atau pemilik media menghembuskan isu yang menjadi kepentingan pribadi supaya menjadi kepentingan massa dan akan menjadi agenda kebijakan di kelompok regulator atau pembuat kebijakan publik.Â
Dalam kasus ini saya berasumsi bahwa PT.KCI sebagai Baron tidak bisa mengubah kebijakan pemerintah secara langsung, tapi PT.KCI mampu membentuk opini publik di kalangan pengguna jasa angkutan KRL dan mempengaruhi kebijakan pemerintah, seperti Andre Rosiade yang tadinya menolak impor KRL, jadi mendukung percepatan impor KRL bekas. Entah apa yang didapat oleh PT.KCI jika impor KRL bekas dari Jepang ini benar-benar terjadi?Â
Demikian saya coba melihat upaya impor KRL ini dari kacamata Teori Agenda Setting. Saya akan sangat senang sekali jika Bapak, Ibu, Abang, Mas, Mbak, Rekan-Rekan, dan Adik-Adik bisa memberikan sedikit komentar dibawah. Saya menerima setiap kritik, saran dan masukan melalui komentar di kolom komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H