Mohon tunggu...
Yohannes Krishna Fajar Nugroho
Yohannes Krishna Fajar Nugroho Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Video Editor dan Junior Public Relations

It's ok to be different.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Agenda Setting dalam Upaya Impor KRL Bekas

29 Mei 2023   16:26 Diperbarui: 29 Mei 2023   16:33 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rangkaian KRL 8SF banyak beredar di peak hour dan menggantikan rangkain KRL 12 SF, karena banyak yang mengalami stamformasi yaitu pemotongan jumlah rangkaian dari 12 SF menjadi 10 SF, dan 10 SF menjadi 8 SF dengan alasan faktor keamanan, karena roda tipis, kampas rem nya tipis sehingga harus di-depo kan. 

Tentu saja, pengguna KRL akan merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut, sehingga dengan rasa ketidaknyamanan itu membangun opini pengguna jasa angkutan KRL supaya pemerintah melakukan impor KRL bekas dari Jepang.

Lebih memilukan adalah saat-saat libur lebaran beberapa waktu lalu, memang sudah agak lama, tapi saya rasa kasus itu masih relevan untuk dibahas dalam artikel ini. 

Saat banyak penumpang musiman yang berlibur di Bogor, saat terjadi penumpukan penumpang di Stasiun Besar Bogor, rangkaian KRL 12 SF yang seharusnya beroperasi di rute Jakarta-Bogor mengalami potong relasi hanya sampai stasiun Depok, kira-kira dua rangkaian KRL berjumlah 12 SF yang seharusnya mengangkut penumpang dari Stasiun Bogor pulang ke Dipo Depok, rangkaian KRL 8SF melanjutkan perjalanan sampai ke Bogor untuk mengangkut ribuan penumpang di stasiun Bogor dan terjadi suatu ‘chaos’ di stasiun Bogor. 

Dalam hari normal yang bukan musim liburan, PT.KCI mengoperasikan rangkaian KRL 8 SF di jam-jam sibuk dan rangkaian KRL 12 SF dioperasikan di jam-jam lengang mulai dari jam 11 siang hingga jam 2 siang. Tidak hanya itu, ada beberapa rangkaian KRL yang AC nya sudah tidak berfungsi masih dioperasikan melayani perjalanan rute Jakarta Bogor. 

Kondisi AC mati, rangkaian KRL masih beroperasi, Sumber: Dok. Pribadi
Kondisi AC mati, rangkaian KRL masih beroperasi, Sumber: Dok. Pribadi

Jika dilihat menggunakan kacamata teori Agenda Setting, apa yang dilakukan oleh KCI adalah salah satu upaya untuk membentuk opini pengguna jasa angkutan KRL supaya mengubah kebijakan pemerintah yang tadinya tidak mau melakukan impor KRL Bekas, ditambah pemberitaan media massa tentang penumpukan penumpang KRL, sehingga bukan PT.KCI lagi yang mengusulkan import KRL ke pemerintah, tetapi khalayak atau pengguna jasa angkutan KRL yang ‘berteriak’ untuk menambah jumlah KRL.  Vox Populi Vox Dei PT.KCI sudah membuat pengguna jasa angkutan KRL berteriak supaya pembuat kebijakan menganggap bahwa Tuhan sedang berbicara melalui pengguna jasa angkutan. 

Terbukti, hal ini mampu mengundang Andre Rosiade, anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI untuk berangkat kerja naik KRL dari Stasiun Rawa Buntu ke Stasiun Palmerah, namun sekali lagi, penumpang KRL berteriak melalui media sosial bahwa jalur yang dilalui Andre Rosiade tidak lewat stasiun Manggarai, sehingga Andre melakukan sidak ke Stasiun Manggarai di jam sibuk. Pada akhirnya, Andre Rosiade yang tadinya menolak impor KRL mendorong pemerintah untuk mempercepat solusi impor KRL Bekas. 

Apakah Andre Rosiade yang sudah melakukan sidak di stasiun Manggarai itu memahami istilah istilah 8 SF, 10 SF, 12 SF bahkan stamformasi rangkaian?  Sekali lagi, hanya PT.KCI yang mengetahui detail seluk beluk operasionalisasi setiap bagian-bagian dalam perjalanan KRL Commuter Line, part apa yang harus diganti, atau part apa yang masih layak. 

Melihat fakta fakta tersebut bisa dibilang bahwa PT.KCI berkuasa penuh untuk menciptakan kondisi dan membangun opini pengguna jasa KRL,  Andre sebagai pembuat kebijakan menganggap bahwa apa yang menjadi ‘jeritan’ dari kelompok pengguna jasa angkutan KRL adalah suara rakyat. 

Rangkaian KRL Bogor-Jakarta Kota,  Sumber: Dok. Pribadi
Rangkaian KRL Bogor-Jakarta Kota,  Sumber: Dok. Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun