Mohon tunggu...
Yohannes Krishna Fajar Nugroho
Yohannes Krishna Fajar Nugroho Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Video Editor dan Junior Public Relations

It's ok to be different.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Transportasi Massa Membawa Indonesia Menjadi Negara Maju

14 April 2023   15:39 Diperbarui: 14 April 2023   16:00 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengguna Transportasi Massa (Dok. Pribadi)

Indonesia masih menyandang gelar sebagai negara berkembang karena banyak hal yang membuat Indonesia belum berpindah ke negara maju, diantaranya tingkat pendidikan, pertumbuhan penduduk dan penggunaan kendaraan pribadi yang masih sangat tinggi. 

Salah satu ciri-ciri pola masyarakat di negara maju adalah penggunaan transportasi massa yang cenderung tinggi, dan penggunaan kendaraan pribadi cenderung lebih sedikit Bahasan mengenai transportasi massa cukup menarik untuk diperbincangkan bagaimana menangani pelanggan yang sangat banyak dan tidak saling mengenal. Langsung saja saya akan bahas dalam artikel ini. 

Transportasi  

Kemacetan di Jl. Kuningan (Dok. Pribadi)
Kemacetan di Jl. Kuningan (Dok. Pribadi)

Transportasi merupakan salah satu konsep yang menjelaskan soal perpindahan barang maupun manusia dari satu tempat ke tempat lain. Dahulu transportasi masih menggunakan hewan seperti kuda atau kerbau, namun karena perkembangan zaman, muncul berbagai macam alat transportasi yang menggunakan mesin, mulai dari mobil, motor, bahkan pesawat. 

Namun sekali lagi, transportasi seperti itu hanya bisa mengangkut segelintir orang, bahkan tidak sampai lima orang maka dari itu tidak heran jika hal itu hanya di ranah pribadi, bukan untuk orang banyak. 

Sementara pertumbuhan penduduk semakin meningkat, diperlukan alat transportasi yang bisa mengangkut banyak orang sekaligus. Dari fenomena ini tercipta lah trem, kereta, dan bus yang sangat bisa memudahkan khalayak untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa harus memiliki kendaraan pribadi.

Massa/Khalayak

Massa: Khalayak ramai yang tidak saling mengenal (Dok. Pribadi)
Massa: Khalayak ramai yang tidak saling mengenal (Dok. Pribadi)

Dari fakultas ilmu komunikasi saya banyak mempelajari mengenai khalayak/massa, atau bisa didefinisikan sebagai orang banyak yang tidak saling mengenal satu sama lain, ada media massa, komunikasi massa, dan transportasi massa, bahkan aksi massa. 

Segala hal yang terkait dengan massa tidak bisa ditangani dengan sembarangan. Diperlukan perencanaan yang tepat untuk menghadapi massa, tapi jika massa sudah dikuasai akan menjadi suatu pencapaian tersendiri bagi orang yang telah menguasai massa itu. Saya tidak akan membahas mengenai komunikasi massa, media massa, atau aksi massa.  

Transportasi Massa

Pengguna Transportasi Massa (Dok. Pribadi)
Pengguna Transportasi Massa (Dok. Pribadi)

Secara singkat, bisa dikatakan bahwa transportasi massa adalah alat yang bisa memudahkan banyak orang yang tidak saling kenal dalam mobilisasi dari satu tempat ke tempat lain. Tentu hal ini menjadi tanggung jawab dari penyelenggara negara untuk bisa menyediakan pelayanan terbaik bagi warganya. 

Saat ini kita mengenal beberapa transportasi massa diantaranya KRL, Trans Jakarta, Trans Yogya, MRT, LRT, KA Bandara, dengan setiap pelanggan yang memiliki karakteristik berbeda beda, sekalipun mereka sama sama menggunakan transportasi umum, tapi tetap ada perbedaan antara pengguna aktif KRL, dan pengguna aktif MRT maupun Trans Jakarta. 

Transportasi massa harusnya menjadi menarik untuk diperbincangkan karena moda ini memberikan banyak keuntungan bagi bangsa dan negara. Memang tidak saat ini, tapi akan memberikan efek besar di kemudian hari. Dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba mengaitkan apa yang dijelaskan dosen saya terkait bauran pemasaran untuk digunakan di bidang jasa pelayanan. 

Bauran Pemasaran/Marketing Mix

Philip Kotler dalam bukunya memaparkan mengenai bauran pemasaran yang harus diperhatikan oleh setiap pengusaha baik itu pengusaha barang maupun pengusaha yang menyediakan jasa layanan. 4P dan 7P menjadi cemilan saya saat masa kuliah. 

Memang bukan hidangan utama, tapi tanpa ada cemilan ini kurang lengkap rasanya. Philip Kotler menjelaskan bauran pemasaran untuk penjualan produk/barang harus memperhatikan 4P yaitu Price, Product, Promotion dan Place. 

Sementara itu untuk di bidang jasa ditambah dengan 3P lainnya yaitu Physical Environment, Process, dan People. Saat itu dosen saya berpesan bahwa “Marketing tidak hanya soal menjual barang, tapi bagaimana menciptakan pasar” Saya masih belum terlalu mengerti saat itu, tapi ketika  memasuki dunia kerja, saya mulai sedikit memahami maksud perkataan dosen saya mengenai membuat pasar, dan menjual barang.

Sedikit flashback, tujuan lain dari moda transportasi di atas adalah untuk mengurangi kemacetan di DKI Jakarta yang disebabkan oleh penggunaan kendaraan pribadi. 

Saya sudah sempat bahas di artikel saya sebelumnya mengenai kebijakan Electronic Road Pricing guna mereduksi penggunaan kendaraan pribadi. Sejak tahun 2011 sudah mulai dilakukan perombakan besar-besaran di bidang Transportasi Massa, mulai dari PT. Kereta Api Indonesia, Trans Jakarta, hingga launching MRT dan LRT. 

Tentu hal ini menjadi satu titik tolak Indonesia menuju negara maju. Karena penduduk di negara maju banyak memilih transportasi massa sebagai sarana untuk bepergian, Perlu diakui juga bahwa fasilitas transportasi di negara maju lebih memadai daripada di Indonesia. Di Indonesia pun menuju ke posisi itu. 

Dengan adanya integrasi antar moda akan memudahkan pengguna jasa untuk bepergian. Dari segi infrastruktur atau bisa dikatakan (Product/Produk) hal ini sudah sangat membantu, Ada integrasi di Stasiun Tebet, Manggarai, Sudirman, dan Juanda. 

Hanya saja untuk KRL diperlukan penambahan jumlah rangkaian menjadi 12SF supaya bisa mengangkut semua pengguna jasa angkutan KRL tanpa menghilangkan kenyamanan pengguna jasa. Lebih lanjut akan saya bahas di artikel lain supaya pembicaraan ini tidak terlalu melebar.

Menunggu KRL di stasiun Tebet (Dok. Pribadi)
Menunggu KRL di stasiun Tebet (Dok. Pribadi)
 

Demikian hal nya dengan (Place/Tempat) PT. KCI saat ini sudah menjangkau stasiun Rangkasbitung, dan Cikarang hal ini merupakan salah satu kelebihan dari KCI untuk menyediakan jasa angkutan KRL hingga pelosok. 

Trans Jakarta juga sudah menyediakan banyak rute dari luar kota Jakarta seperti  BSD, Summarecon Bekasi Barat, Bekasi Timur, dan Depok untuk memudahkan pengguna jasa mengakses jalur bus TJ. MRT Jakarta, moda transportasi terbaru juga sudah melanjutkan pembangunan fase 2 rute HI-Kota. 

Metro Trans di Terminal Senen (Dok. Pribadi)
Metro Trans di Terminal Senen (Dok. Pribadi)

Pembangunan Jalur MRT Fase2 (Dok.Pribadi)
Pembangunan Jalur MRT Fase2 (Dok.Pribadi)

Dalam hal (Price/Harga) Tiga moda transportasi massa ini memberikan harga yang masuk akal dan terjangkau, meskipun sistem pentarifannya berbeda. Ada tarif progresif di KRL dan MRT, serta Trans Jakarta yang menetapkan satu tarif. Perbedaan sistem pentarifan dan harga juga merupakan hal yang wajar karena setiap moda memiliki karakteristiknya masing-masing. 

Stasiun MRT (Dok. Pribadi)
Stasiun MRT (Dok. Pribadi)

Dari segi (Promotion/Promosi), Kampanye anti pelecehan seksual yang dihelat oleh KCI, MRT, TJ dan setiap operator sudah menjadi sarana promosi untuk semakin meningkatkan pengguna jasa angkutan umum, tempat nongkrong di halte busway bundaran HI, dan shelter-shelter busway instagramable yang terintegrasi dengan stasiun KRL dan MRT juga menjadi sarana promosi yang tepat yang dilakukan oleh Trans Jakarta. Operator tidak usah repot promosi dari awal, karena sudah pasti akan ada yang menggunakan bus Trans Jakarta maupun KRL, tinggal bagaimana merawat pengguna jasa yang sudah menjadi pelanggan. 

Kampanye Anti Pelecehan Seksual (Dok. Pribadi)
Kampanye Anti Pelecehan Seksual (Dok. Pribadi)

Yang jadi pertanyaan selanjutnya, apakah operator penyedia jasa angkutan umum sudah mampu menciptakan 3P Process, Physical Environment dan People untuk menciptakan bauran pemasaran yang tepat. 

(Process/Proses) Dalam hal ini saya melihat dari fakta empiris yang ada bahwa dalam setiap moda transportasi sudah memberikan kemudahan bagi para pengguna jasa angkutan, bagaimana untuk membeli tiket, dan taping tanpa ada antrian karena di stasiun-stasiun KRL yang sangat aktif, PT.KCI sudah menyediakan lebih dari 10 gate untuk tap in dan tap out, demikian hal nya di MRT Jakarta dan LRT sudah memberikan gate yang memadai untuk flow pengguna jasa angkutan KRL. 

Terkait dengan (Physical Environment/ Bukti Fisik) Trans Jakarta, masih belum menyediakan gate sebanyak itu, perlu disadari juga karena beberapa kondisi halte Trans Jakarta masih kurang memadai untuk flow pengguna jasa. Konsistensi pemerintah diperlukan disini, jika memang ingin memindahkan pengendara kendaraan pribadi ke kendaraan umum, fasilitas kendaraan umum harus ditingkatkan, supaya pengendara kendaraan pribadi benar-benar beralih ke transportasi umum. 

Faktor yang tidak kalah penting adalah (People/Orang) dalam hal ini adalah orang-orang yang menjadi wajah dari operator penyedia jasa angkutan umum di bidang pelayanan pelanggan, seperti Petugas Ticketing, Petugas Keamanan Dalam, Pengawal KA, Driver, Masinis, sampai petugas pelayanan yang ada di stasiun atau di halte harus bisa mengetahui segala proses untuk memudahkan dan memberikan kenyamanan bagi pelanggan yang menggunakan jasa angkutan umum. Memang dari beberapa moda transportasi massa yang ada di DKI punya karakteristiknya masing-masing. 

Tapi paling tidak mereka harus punya standarisasi pelayanan yang setidak-tidaknya memiliki kesamaan satu sama lain, supaya khalayak ramai yang sebelumnya menggunakan kendaraan pribadi beralih ke transportasi massa dan dapat mengurangi kemacetan dengan massive. 

Setiap petugas pelayanan harus mengetahui rute-rute transit, dan memiliki semangat melayani yang sangat tinggi. Bukan berarti harus memuji muji pelanggan atau pengguna jasa, paling tidak harus berorientasi pada pelanggan yang menggunakan jasa angkutan transportasi publik. 

Pada akhirnya, jika bauran pemasaran diatas sudah benar-benar ideal dan saling melengkapi, niscaya peningkatan pengguna jasa transportasi massa akan signifikan. 

Tentu hal ini tidak akan selesai di satu titik karena khalayak yang saya bahas tadi bersifat dinamis dan berubah. Manusia tidak akan pernah sama, maka diperlukan inovasi inovasi terbaru supaya makin banyak pengguna kendaraan pribadi beralih ke transportasi massa. 

Transportasi Massa tidak hanya menghantar manusia dari satu tempat ke tempat lain melintasi ruang. Lebih dari itu, Transportasi Massa Bisa menjadikan Indonesia sebagai negara maju dengan melintasi waktu. 

Flow Pengguna KRL di Stasiun Tanah Abang (Dok. Pribadi)
Flow Pengguna KRL di Stasiun Tanah Abang (Dok. Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun