Mohon tunggu...
Yezalya Nur Oktania
Yezalya Nur Oktania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bahasa dan Sastra Indonesia UNAIR

Let's be friends!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Slang Pergaulan Which Is Makin Lama Makin Rumit, Benarkah?

14 Juni 2022   09:28 Diperbarui: 14 Juni 2022   09:36 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Literally, gue tuh emang pendiem. Cuacanya nice banget, which is good buat mood. Sobat, pernah dengar istilah-istilah gaul semacam itu, ngga? Yap betul, istilah-istilah tersebut sangat populer dalam slang pergaulan zaman sekarang. Tapi, pernah ngga sih kepikiran kalau tren bahasa gaul zaman sekarang makin rumit dan terkadang membingungkan? Yuk cari tahu!

Belakangan ini muncul istilah-istilah baru yang sering digunakan dalam slang pergaulan. Sedikitnya istilah-istilah seperti insecure, overthinking, quarter life-crisis, me time, dan self-reward sudah menjadi bagian dalam komunikasi sehari-hari. Istilah-istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi tertentu. Tidak hanya itu, tren mencampurkan dua bahasa dalam komunikasi agaknya sudah menjadi hal yang wajar. Misalnya, saat mengutarakan sesuatu hal kemudian didalamnya terselip kata-kata dari bahasa Inggris seperti which is, literally, normally, basically, dan lain-lain. Nah, Sobat, penasaran ngga sih bagaimana asal-muasal bahasa-bahasa gaul tersebut?

Pada tahun 2018 lalu, jagad dunia maya ramai membincangkan bahasa anak Jaksel. Bahasa anak Jaksel sendiri merupakan sebutan untuk bahasa tongkrongan anak-anak muda Jakarta Selatan. Konon, anak-anak Jakarta Selatan gemar mencampur adukan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris saat berkomunikasi. Namun jangan salah, bahasa anak Jaksel ini justru menjelma sebagai bahasa gaul yang digunakan hampir semua anak-anak muda di Indonesia.

Seperti uraian sebelumnya, istilah-istilah gaul anak Jaksel menggambarkan situasi tertentu atau seseorang dengan kecenderungan tertentu. Sebagian besar istilah-istilah gaul tersebut merupakan frasa dalam bahasa Inggris. Berikut contoh istilah-istilah gaul anak Jaksel dalam kategori situasi tertentu.

Bahasa gaul anak Jaksel dalam hubungan/relationship (keluarga, teman, kekasih)

  • Bestie: sebutan untuk sahabat atau teman dekat. Kata ini berasal dari kata best friend yang artinya teman terbaik.
  • Couple goals: sebutan bagi pasangan-pasangan harmonis yang menjadi role model banyak orang.
  • Support system: orang-orang dan lingkungan positif yang saling mendukung.
  • Strict parent: sebutan bagi orang tua yang terlalu menuntut anak dan terlalu membatasi kebebasan anak.
  • Ghosting: istilah ini berasal dari kata ghost yang berarti hantu. Menariknya, istilah ini justru disematkan pada orang yang suka tiba-tiba menghilang tanpa kepastian. Misalnya, saat sedang PDKT, eh si doi malah hilang tanpa kabar.
  • Gaslighting: sebutan bagi orang yang gemar memanipulasi keadaan untuk mendapat posisi yang lebih tinggi. Biasanya, orang semacam ini akan sulit meminta maaf.

Bahasa gaul anak Jaksel dalam dunia kerja

  • Overworked: suatu kondisi dimana seseorang terlalu banyak bekerja sampai tidak sempat menikmati hidup.
  • Burnout: suatu kondisi dimana seseorang merasa lelah dengan suatu pekerjaan hingga menimbulkan stress.
  • Hectic: suatu kondisi dimana seseorang sedang sibuk-sibuknya dan tidak mau diganggu.
  • Work-life balance: sebutan bagi seseorang yang mampu menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Siapapun pasti memimpikan hal ini.

Bahasa gaul anak Jaksel berkaitan dengan kecenderungan sikap seseorang

  • Social butterfly: sebutan bagi orang-orang yang mudah bersosialisasi dan bergaul dengan banyak orang.
  • Social awkward: kebalikan dari social butterfly, social awkward merupakan sebutan bagi orang-orang yang sulit bersosialisasi dengan orang baru.
  • Inner child: sikap seseorang yang cenderung kekanak-kanakan.
  • Judgemental: sikap seseorang yang gemar mengomentari orang lain tanpa memikirkan perasaan orang yang dikomentari.
  • Oversharing: sikap seseorang yang berlebihan dalam menceritakan kehidupan pribadinya di sosial media.
  • Good looking: sebutan bagi orang-orang yang memiliki paras tampan dan cantik.

Bahasa gaul anak Jaksel lainnya yang tak kalah populer

  • Literally: secara harfiah, biasanya digunakan sebagai penekanan suatu hal yang benar adanya
  • Basicly: pada dasarnya
  • Honestly: sejujurnya
  • Which is: yang mana
  • Make sure: memastikan
  • Prefer: lebih memilih
  • Me-time: menghabiskan waktu untuk bersenang-senang seorang diri
  • Self-reward: menghadiahi diri sendiri
  • IMO: singkatan dari In My Opinion yang berarti menurut pendapat saya
  • CMIIW: singkatan dari Correct Me If I'm Wrong yang berarti koreksi saya jika saya salah

Dalam perspektif ilmu sosiolinguistik, fenomena pencampuran dua bahasa saat berkomunikasi yang konon katanya dipelopori oleh anak Jaksel, sebenarnya bukan fenomena baru. Fenomena ini sudah berlangsung sejak lama dan dikenal sebagai code-mixing. Code-mixing atau campur kode merupakan fenomena penggunaan dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain (Saddhono, 2012:75). Di Indonesia sendiri lebih akrab disebut bahasa gado-gado.

Dikutip dari kompas.com, beberapa alasan yang melatarbelakangi fenomena bahasa anak Jaksel adalah sebagai berikut:

  • Ingin tampil beda: penggunaan dua bahasa dalam komunikasi bertujuan untuk membedakan diri dari lingkungan yang sudah umum. Seseorang akan merasa lebih keren dari lingkungan sekitarnya karena tampak berbeda.
  • Mengikuti tren: seseorang menggunakan bahasa campuran bisa jadi karena lingkungan disekitarnya melakukan hal serupa.

Namun, seiring waktu bahasa anak Jaksel mulai melewati batas wajar. Seringkali penyisipan unsur Inggris kedalam bahasa Indonesia tidak sesuai dengan konteks. Bahkan cenderung merusak tatanan bahasa Indonesia. Sebagai contoh, salah satu cuitan warganet di twitter yang berbunyi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun