Mohon tunggu...
Yeye Briio
Yeye Briio Mohon Tunggu... Guru - GURU PENDIDKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

SUKA BEROLAHARGA, WISATA, MENYANYI, DAN BERKILNER RIA DISERTAI FASHION SHOW

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penguatan Profil Pelajar Pancasila Kebhinekaan SMPN 1 Besuk Kabupaten Probolinggo

21 Januari 2024   16:06 Diperbarui: 21 Januari 2024   16:08 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ASSALAMMUALAIKUM WR. WB

Wawasan kebangsaan sebagai cara pandang bangsa Indonesia untuk mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara dengan dilandasi jati diri bangsa (nation character) serta kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, sehingga berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara dapat diselesaikan demi mencapai masyarakat yang aman, adil, dan makmur, serta sejahtera. Keberagaman agama, suku dan budaya dapat dijadikan sebagai kekuatan dalam bernegara, namun mengandung kerentanan dalam perpecahan bangsa jika tidak dilandasi dengan semangat persatuan. Apabila kita membayangkan penduduk di muka bumi yang jumlahnya miliaran dengan memiliki warna kulitnya, bahasanya, adat istiadatnya, budayanya yang semua sama. Kemungkinan besar akan menjadi membosankan kehidupan ini, ketika memiliki saudara kandung, tetangga atau negara lain, dengan nuansa sama maka akan membuat kehidupan ini tak menarik dan membosankan. Oleh sebab itu keberagaman ini adalah sebuah anugerah yang harus dinikmati bersama secara nyaman, tentram dan aman sehingga diperoleh kebahagian dalam kehidupan ini.

(Dokpri)
(Dokpri)

Tidak pernah terlintas dipikiran saya untuk dilahirkan kembali sebagai bangsa lain, sebab terlahir di negara Indonesia sudah membuat saya sangat nyaman dan bahagia, kehidupan di negara Indonesia tercinta ini penuh dengan harmonisasi. Saya menyadari bahwa lahir dimanapun buka sebuah pilihan tetapi sebuah ketetapan (kodrat) dari Tuhan Yang Maha Esa. Allah SWT telah mengatur semua perjalanan hidup manusia dan kita sebagai makhluk ciptaanya harus terus mensyukuri nikmat yang telah diberikanNya.

Perkembangan dunia yang semakin pesat dan penuh tantangan baik secara politik, ekonomi, dan sosial nampak tidak dalam kondisi baik-baik saja, Kepedualian atas perdamaian di dunia masih perlu dipertanyakan, sebab masih ada perselisihan antar negara seperti yang terjadi di Rusia dan Ukraina, Krisis kemanusiaan yang dialami Palestina oleh Israel, Masyarakat Rohingya yang ada di Myanmar. Pertumbuhan ekonomi dunia yang menunjukkan kontraksi, mengakibatkan persaingan antar negara semakin memuncak. Untuk itu dibutuhkan sikap kepekaan dan kepedulian terhadap kondisi global ini.

YEYE (Dokpri)
YEYE (Dokpri)

YEYE (Dokpri)
YEYE (Dokpri)
(Dokpri)
(Dokpri)
Indonesia sebagai negara kepuluan terbesar yang terdiri dari berbagai suku dari sabang hingga merauke serta keberagaman agama, suku, dan budaya perlu dijaga rasa persatuan untuk menghargai perbedaan yang ada. Sikap saling menghargai dan menghormati diperlukan agar kita bisa hidup damai dan tentram. Sikap saling menghargai ini salah satu wujud Profil Pelajar Pancasila yaitu Berkebhinekaan Global. Dimana murid diharapkan memiliki semangat untuk mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitas bangsa serta mau berfikir terbuka terhadap budaya lain.
YEYE (Dokpri)
YEYE (Dokpri)

(Dokpri)
(Dokpri)
Kebhinekaan global merupakan perasaan saling menghormati keberagaman yang ada di sekitar kita dan sebuah toleransi terhadap perbedaan tersebut

Bentuk perilaku/sikap berbhinekaan global dalam kegiatan pembelajaran di sekolah adalah:

Menerapkan perilaku yang tidak membeda-bedakan teman di kelas/sekolah.

(Dokpri)
(Dokpri)

Memberi tauladan untuk selalu bergaul dengan setiap individu tanpa melihat dari agama, suku, dan ras tertentu.

YEYE (Dokpri)
YEYE (Dokpri)

Mengembakan sikap saling toleransi demi menjaga persatuan bangsa.

YEYE (Dokpri)
YEYE (Dokpri)

YEYE (Dokpri)
YEYE (Dokpri)
Bersikap tidak mengganggu/menghambat jalannya ritual peribadatan orang lain yang berbeda agama dan kpercayaan.

Saling menghormati dan menghargai teman di kelas/sekolah yang sedang menjalankan ritual ibadahnya meskipun berbeda agama.


Contoh perilaku berkebhinekaan global yang bisa dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari ialah:

1. Mencintai kebudayaan tradisional asli Indonesia

YEYE (Dokpri)
YEYE (Dokpri)

2. Berusaha memahamai dan menghargai seseorang walaupun dari suku yang berbeda

YEYE (Dokpri)
YEYE (Dokpri)

3. Melakukan kolaborasi dengan semua individu tanpa memandang agama, suku dan ras

YEYE (Dokpri)
YEYE (Dokpri)

4. Memperat persaudaran antar semua masyarakat dan bangsa

(Dokpri)
(Dokpri)

5. Berupaya menciptakan perdamaian dan keharmonisan sosial di muka bumi

YEYE (Dokpri)
YEYE (Dokpri)
Terkait dengan konsep kerentanan dan kunci sukses di abad ke-21 maka dibutuhkan antisipasi terhadap kerentanan akan kebhinekaan, sejak dini anak dilatih dan dibiasakan melakukan empat keterampilan kunci sukses yakni: (1) membangun kreativitas melalui memunculkan gagasan, ide, atau koneksi antara gagasan dan anggitan yang sudah ada, (2) mewujudkan cara berpikir kritis guna merespons seseorang melalui menganalisis fakta untuk menciptakan sebuah penilaian, (3) melakukan komunikasi dengan kegiatan mentransfer informasi baik secara tertulis ataupun perkataan. Karena komunikasi menjadi hal pokok dalam peradaban manusia, (4) melaksanakan kolaborasi antar teman dengan harapan dapat memecahkan berbagai permasalahan.
YEYE (Dokpri)
YEYE (Dokpri)

Oleh karenanya, setiap individu harus memiliki karakter kebangsaan yang kuat untuk menjaga nilai-nilai karakter dirinya melalui wawasan kebangsaan yang tangguh. Sebab jika tidak demikian, sangat dimungkinkan melenceng dari ideologi Pancasila. setiap individu tidak hanya menjadikan Pancasila sebagai jargon, tetapi harus mampu menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan serta menjauhkan diri dari sikap-sikap dekonstruksi yang belakangan ini sering muncul sebagai tanda kemerosotan rasa, paham, dan semangat kebangsaan yang bisa dilihat dari beberapa indikasi, seperti lunturnya budaya menghormati simbol negara, tren mencontoh budaya asing dan menghujat budaya sendiri, tawuran antar pelajar yang menonjolnya kepentingan kelompok dan golongan sendiri dengan mengorbankan kepentingan bangsa dan negara, menguatnya semangat primordialisme (sikap memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik tradisi, adat istiadat, kepercayaan, dan segala sesuatu yang ada di lingkungan), mengemukanya pemaksaan kehendak mayoritas terhadap minoritas, serta memudarnya semangat dan asas satu wilayah Nusantara.

Semoga dengan memiliki Wawasan Kebangsaan global ini diharapkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang maju, tentram dan sejahtera, mampu berdaya saing dengan tetap berkarakter Pancasilais, menguatkan pemahaman untuk menjaga kerukunan di tengah perbedaan serta wujudkan sikap toleransi dan harmonisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun