Mohon tunggu...
Yeye Briio
Yeye Briio Mohon Tunggu... Guru - GURU PENDIDKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

SUKA BEROLAHARGA, WISATA, MENYANYI, DAN BERKILNER RIA DISERTAI FASHION SHOW

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penguatan Profil Pelajar Pancasila Kebhinekaan SMPN 1 Besuk Kabupaten Probolinggo

21 Januari 2024   16:06 Diperbarui: 21 Januari 2024   16:08 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PENULIS DAN EDITOR 0LEH : WAHYUNING RAHAYU, S.Pd (Dokpri)

YEYE (Dokpri)
YEYE (Dokpri)

3. Melakukan kolaborasi dengan semua individu tanpa memandang agama, suku dan ras

YEYE (Dokpri)
YEYE (Dokpri)

4. Memperat persaudaran antar semua masyarakat dan bangsa

(Dokpri)
(Dokpri)

5. Berupaya menciptakan perdamaian dan keharmonisan sosial di muka bumi

YEYE (Dokpri)
YEYE (Dokpri)
Terkait dengan konsep kerentanan dan kunci sukses di abad ke-21 maka dibutuhkan antisipasi terhadap kerentanan akan kebhinekaan, sejak dini anak dilatih dan dibiasakan melakukan empat keterampilan kunci sukses yakni: (1) membangun kreativitas melalui memunculkan gagasan, ide, atau koneksi antara gagasan dan anggitan yang sudah ada, (2) mewujudkan cara berpikir kritis guna merespons seseorang melalui menganalisis fakta untuk menciptakan sebuah penilaian, (3) melakukan komunikasi dengan kegiatan mentransfer informasi baik secara tertulis ataupun perkataan. Karena komunikasi menjadi hal pokok dalam peradaban manusia, (4) melaksanakan kolaborasi antar teman dengan harapan dapat memecahkan berbagai permasalahan.
YEYE (Dokpri)
YEYE (Dokpri)

Oleh karenanya, setiap individu harus memiliki karakter kebangsaan yang kuat untuk menjaga nilai-nilai karakter dirinya melalui wawasan kebangsaan yang tangguh. Sebab jika tidak demikian, sangat dimungkinkan melenceng dari ideologi Pancasila. setiap individu tidak hanya menjadikan Pancasila sebagai jargon, tetapi harus mampu menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan serta menjauhkan diri dari sikap-sikap dekonstruksi yang belakangan ini sering muncul sebagai tanda kemerosotan rasa, paham, dan semangat kebangsaan yang bisa dilihat dari beberapa indikasi, seperti lunturnya budaya menghormati simbol negara, tren mencontoh budaya asing dan menghujat budaya sendiri, tawuran antar pelajar yang menonjolnya kepentingan kelompok dan golongan sendiri dengan mengorbankan kepentingan bangsa dan negara, menguatnya semangat primordialisme (sikap memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik tradisi, adat istiadat, kepercayaan, dan segala sesuatu yang ada di lingkungan), mengemukanya pemaksaan kehendak mayoritas terhadap minoritas, serta memudarnya semangat dan asas satu wilayah Nusantara.

Semoga dengan memiliki Wawasan Kebangsaan global ini diharapkan masyarakatnya menjadi masyarakat yang maju, tentram dan sejahtera, mampu berdaya saing dengan tetap berkarakter Pancasilais, menguatkan pemahaman untuk menjaga kerukunan di tengah perbedaan serta wujudkan sikap toleransi dan harmonisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun