Mohon tunggu...
Maghfira Aina
Maghfira Aina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Peran DKV dalam Fenomena ''Online Shop"

26 Desember 2017   22:49 Diperbarui: 26 Desember 2017   23:08 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini segala macam urusan dapat diselesaikan dengan lebih mudah dan praktis. Mulai dari hal berkomunikasi antar pulau hingga pemenuhan kebutuhan hidup. Semua hal tersebut dipermudah dengan adanya internet. Apalagi sejak internet menjadi salah satu kebutuhan primer manusia saat ini. 

Tak perlu buang-buang waktu untuk pergi ke toko. Hanya dengan membuka website belanja online dan bertransaksi yang bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, memudahkan banyak orang untuk berbelanja. Terlebih lagi dengan banyaknya tawaran-tawaran menarik yang disuguhkan oleh situs belanja online semakin menarik perhatian pengguna internet untuk berbelanja melalui situs tersebut.

Selain dapat dilakukan dimana saja, berbelanja online memiliki banyak keuntunga lainnya. Bagi orang-orang yang pemalu, introvert, atau phobia sosial, belanja online memiliki suatu keuntungan tersendiri yaitu tidak perlunya berinteraksi langsung dengan penjual dikarenakan menggunakan perantara komunikasi yaitu dunia maya. 

Segala kekhawatiran dan ketakutan pun dapat diatasi, karena hanya perlu memilih dari layar lalu membayar dengan transaksi bank. Kalaupun perlu konfirmasi hanya dengan chat saja bisa, tida usah tatap muka langsung dengan penjualnya.

Apa yang ingin kita beli dapat dicari dengan mudah karena adanya sistem "search".Hanya dengan menuliskan kata kunci segala macam bentuk barang yang kita cari tarpampang dihadapan kita. Orang juga dapat melihat etalase penjual secara lengkap pada laman penjual tersebut, sehingga tidak perlu repot-repot berjalan-jalan untuk mencari yang kita inginkan, seperti di mall dsb.

 Dengan harga yang langsung terpampang, orang juga dapat membanding-bandingkan harga dan mencari barang yang diinginkan dengan harga yang paling murah, terkadang jauh lebih murah daripada mencari atau membeli langsung ke tokonya. Barangpun langsung dapat di antar ke rumah, dan konsumen pun tinggal menunggu.

Dengan berbagai macam keuntungan seperti diatas, tentu orang lambat laun menjadi lebih segan menggunakan fasilitas belanja online. Tapi dengan adanya keuntungan tersebut pasti ada kekurangan-kekurangannya tersendiri. Misalnya, karena barang diantarkan dan segala bentuk transaksi dapat dilakukan melalui gadget seperti Hp, laptop, tablet, dll, orang cenderung lebih malas. 

Sekarangpun sudah ada sistem pembelian jasa secara online, sehingga masalah sesepele belanja bulanan dapat dilakukan oleh orang lain. Karena kurangnya interaksi dengan pnejual atau retailer, kemampuan sosial orang berkurang. Selain itu, dengan mudahnya mengakses toko-toko online, orang jadi lebih konsumtif dan boros. 

Hal ini juga dikarenakan laman etalase yang menawarkan berbagai macam barang menarik yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Belum lagi sistem pemasarannya, dimana sekali kita menggunakan atau mencari barang pada web tersebut, iklannya akan muncul di berbagai media sosial yang kita miliki. 

Tanpa dapat memeriksa barang sebelum membeli, terkadang barang yang didapatkan oleh konsumen bisa tidak sesuai dengan yang di inginkannya. Penipuan juga kerap terjadi, entah pada pihak penjual atau pembeli.

Sebelum online shop menjadi hal yang biasa, ada cara-cara tertentu supaya orang menjadi tertarik dalam menggunakan jasa-jasanya. Salah satu bentuk penyebarluasannya adalah menggunakan iklan. 

DKV memiliki andil yang cukup kuat dalam periklanan online shop ini. Dengan DKV, iklan tersebut dapat dirancang sedemikian rupa dengan cara-cara yang bagi masyarakat menarik  sehingga dapat memancing mereka untuk menggunakan online shop. Selain itu, tampilan etalase yang menarik pun juga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh, yang di dalamnya terdapat pula peran DKV di dalamnya.

Mencari cara untuk mengkomunikasikan sesuatu dengan baik juga menjadi salah satu faktor yang penting. Salah satu contohnya adalah bagaimana "rasa malas" dapat menjadi suatu topik pemasaran. Caranya adalah dengan menyamarkan unsur "malas" itu dengan menggunakan bahasa yang tidak menuduh para konsumen tersebut "malas", akan tetapi mempromosikan bahwa online shop ini "praktis". 

Dengan mempromosikan bahwa online shop praktis, orang-orang jadi lebih tertarik, apalagi bagi orang-orang sibuk yang tidak sempat untuk keluar berbelanja, tanpa merasa buruk terhadap dirinya dan menganggap dirinya pemalas. DKV sangat berjasa dalam memanipulasi konsumen, dengan komunikasi yang tepat dan desain serta visual yang menarik.

Selain memiliki andil dalam periklanan, DKV juga menjadi andil dalam membranding online shop tersebut. Brand merupakan salah satu unsur penting untuk mendapatkan kepercayaan dari para konsumen. 

Oleh karena itu, segala bentuk visual dan cara pemasaran nya harus meyakinkan dan sesuai dengan visi dan misi online shop tersebut. Singkatnya, jika branding bagus, maka online shop dapat sukses.

DKV sangat berperan dalam memancing konsumen untuk membeli produk-produk online, karena DKV lah yang banyak berperan dalam perancangan komunikatif dan visual dari pemasaran online shop tersebut.  Baik sebelum maupun sesudah fenomena online shop, DKV berperan dalam pembangunan serta keberlanjutannya, disadari maupun tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun