Mohon tunggu...
Yety Ursel
Yety Ursel Mohon Tunggu... Guru - Guru yang selalu merasa kurang banyak tau

Menulis untuk menyalurkan energi

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Warna Lampu Rem, Ya Merahlah

17 Oktober 2015   21:23 Diperbarui: 18 Oktober 2015   06:52 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa warna lampu rem motor anda? Merah, Biru, atau putih?

Sebetulnya kesepakatan mengenai warna lampu itu sudah jelas, merah berarti stop. Artinya, warna lampu rem yang benar adalah merah. Lalu apa masalahnya jika lampu rem berwarna putih?

Bahaya bagi kendaraan yang berada di belakangnya.

Saya  nyaris mengalami kecelakaan, karena kendaraan motor yang berada di depan saya menggunakan lampu rem berwarna putih. Saat itu saya melakukan perjalanan Jakarta-Pandeglang. Tiba-tiba pengendara yang ada di depan saya mengerem motornya dan lampu rem berwarna putih itu menyala dengan sangat terang (di tempat gelap, malam hari).  Supir kendaraan yang saya naiki merasa silau dan tidak dapat melihat ada pohon tumbang yang dahannya  melintang di jalan. Kami pun menabrak dahan kayu itu. Beruntung saat itu tidak ada kendaraan bus, yang biasanya selalu melaju dengan kencang, Alhamdulillah Allah masih melindungi kami.

Mengganti perlengkapan kendaraan bermotor anda dengan berbagai model, itu memang hak anda, tapi alangkah bijaksananya bila tetap memperhatikan keselamatan pengguna jalan raya yang lain. 

Selain warna lampu rem, yang seharusnya tetap menggunakan warna aslinya adalah lampu sen. Seringkali orang terkecoh karena lampu yang berkedip pada kendaraan di depannya berwarna putih atau biru, sehingga informasi yang disampaikan melalui lampu sen itu tidak sampai kepada pengemudi di belakangnya. Bukan kah warna lampu yang menyatakan perintah untuk berhati-hati atau jalan perlahan seharusnya berwarna kuning?

Resiko di jalan memang besar, meski demikian banyak pengendara yang menggantungkan keselamatan dirinya kepada kebaikan pengendara lain. Jika ada kendaraan yang menyalip di tikungan tajam, bukankah dia tengah menyerahkan keselamatannya pada keberuntungan?

Karena hidup ini indah, mari kita pelihara kehidupan ini dengan tetap berhati-hati dan selalu peduli pada keselamatan sesama..

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun