Mohon tunggu...
YETTI AGUNG LESTARI
YETTI AGUNG LESTARI Mohon Tunggu... Guru - GURU

Suka bacaan ringan yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

23 Mei 2023   22:48 Diperbarui: 23 Mei 2023   22:59 28062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Program yang berdampak pada murid merupakan program yang dirancang guru (sekolah) yang berpihak pada murid dengan mempertimbangkan karakter bakat minat murid untuk memberikan pengalaman nyata yang bermakna sebagai bekal di kemudian hari, dilakukan baik dari rencana, proses, serta evaluasi. Program pembelajaran yang berpihak pada murid dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki murid, memunculkan ide gagasan sesuai karakter bakat minatnya yang menumbuhkan kepemimpinan murid.

Ada banyak kegiatan pembelajaran di sekolah yang dapat menghasilkan dampak positif bagi murid, memberikan pengalaman bermakna, menyenangkan dan memberikan dampak positif terutama kepemimpinan murid yang akan dikenang anak sepanjang hidupnya, dan yang terangkum dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler serta ekstrakurikuler.

Kegiatan intrakurikuler; merupakan program/kegiatan utama sekolah yang dilakukan dengan menggunakan alokasi waktu yang telah ditentukan sekolah.

Kegiatan kokurikuler; merupakan program/kegiatan yang dilaksanakan sebagai penguatan atau pendalaman kegiatan intrakurikuler. Program/kegiatan ini meliputi kegiatan pengayaan mata pelajaran, kegiatan ilmiah, pembimbingan seni dan budaya, dan/atau bentuk kegiatan lain yang dapat menguatkan karakter murid.

Kegiatan ekstrakurikuler;  adalah program/kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan sekolah, dan diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian murid.

Guru dan murid didukung semua warga sekolah adalah pemegang kendali dalam proses pembelajaran dan menyusun serta membuat program sekolah dengan kolaborasi semua warga sekolah, murid diajak aktif keterlibatannya dalam proses pembelajaran orang tua, masyarakat diajak peran aktif dalam dukungan maupun sebagai sumber belajar, hal ini untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas yang berpihak pada murid yang dapat memberikan pengalaman nyata agar tumbuh kepemimpinan murid yang dapat digunakan sebgai bekal di masa depan saat bermasyarakat nanti

Sebenarnya anak didik itu tanpa kita sadari dapat melakukan lebih dari sekedar menerima instruksi dari guru. Anak didik ( anak usia TK ) pada dasarnya mempunyai rasa keingintahuan yang besar. Dan juga rasa ingin mencoba sesuatu  yang luar biasa. 

Mereka secara alami adalah seorang pengamat, penjelajah, penanya, Lewat rasa ingin tahu serta interaksi dan pengalaman mereka dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya, mereka kemudian membangun sendiri pemahaman tentang diri mereka, orang lain, lingkungan sekitar, maupun dunia yang lebih luas. Dengan kata lain, murid-murid kita sebenarnya memiliki kemampuan atau kapasitas untuk mengambil bagian atau peranan dalam proses belajar mereka sendiri.

Namun kita sebagai orang dewasa terkadang mengabaikan dan menganggap mereka tak memiliki apa-apa baik sekedar membuat keputusan ataupun pilihan, sehinggga orang dewasa lebih dominan dan banyak memberi instruksi saja pada mereka. Padahal dengan secara tak sengaja keadaan yang demikian akan menambah mereka tak berdaya  tidak mampu menumbuhkan  ide gagasannya karena orang dewasa / guru tidak pernah  melibatkan peran serta mereka dalam proses pengambilan keputusan pembelajaran maupun kegiatan lainnya.

Ada empat sifat inti dari human agency, yang disingkat dengan akronim IVAR yaitu

  • Itensi ;Kesengajaan (intentionality). Niat dan rencana tindakan strategi untuk mewujudkannya
  • Visi; pemikiran ke depan, bersemangat bermotivasi dan bertujuan.
  • Aksi; mengkonstruksi aksi atau tindakan yang tepat dan untuk memotivasi serta mengatur eksekusinya.
  • Refleksi; refleksi terhadap efikasi dirinya, ketepatan pikiran dan tindakannya, perbaikan untuk aksi tindak lanjut hal ini mengarah pada kepemimpinan murid (student agency)

Guru sebagai mitra murid dalam belajar akan berperan:

  • Aktif  mendengarkan, menghormati, dan menanggapi ide-ide, pendapat, pertanyaan, aspirasi dan perspektif murid-murid mereka
  • Memperhatikan kemampuan, kebutuhan, dan minat murid-murid
  • Mendorong murid untuk mengeksplorasi minat mereka
  • Menawarkan kesempatan kepada murid untuk menunjukkan kreativitas
  • Mempertimbangkan sejauh mana tingkat bantuan yang harus diberikan
  • Menunjukkan minat dan keingintahuan untuk mendengarkan dan menanggapi setiap aktivitas murid untuk memperluas pemikiran mereka.

Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan.

Dokpri
Dokpri

Salah satu contoh kegiatan / program sekolah yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid adalah "Asyik Berkebun". Kegiatan ini merupakan kegiatan intrakurikuler yang dilakukan pada jam bembelajaran yang telah ditentukan sekolah. 

Kegiatan Asyik Berkebun bisa dilaksanakan sebagai pembiasaan bersyukur atas ciptaan Tuhan, peduli lingkungan pada murid dengan melakukan merawat tanaman di kebun sayur seperti menyiram, mencabut rumput liar, mengambil daun - daun kuning ataupun yang rontok. Kegiatan ini juga di masukkan dalam kurikulum pembelajaran yang dirancang dalam RPP dengan mempertimbangkan masa perkembangan kebun (memasuki musim tanam, musim tumbuh, apa musim panen)

Anak -anak terlibat dan bisa banyak belajar dari berkebun mulai dari merencanakan, penyampaian pendapat atau saran, serta melakukan praktek langsung bercocok tanam. Anak juga dapat mengenal macam - macam tanaman, manfaat, ciri, dan cara mengolah menjadi makanan.

Kedepannya sebagai pemimpin pembelajaran harus bisa  menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik.
Peran kita adalah:

  • Mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya.
  • Mengurangi kontrol kita terhadap mereka

Upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan menyediakan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan dapat mewujud sebagai pengejawantahan profil pelajar Pancasila yang termaktub dalam visi misi sekolah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun