Tanpa kita sadari ada banyak modal atau aset  yang ada di sekitar kita yang apabila pemanfaatannya (pengelolaannya) tepat dan optimal dapat mendukung pembelajaran di sekolah yang membuat kita mandiri berdiri diatas kaki kita sendiri.
Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya yang dimaksud bagaimana kita harus fokus pada kekuatan yang ada, bukan pada kekurangan, dengan mengidentifikasi dan memanfaatkan aset sebagai sumber kekuatan yang menunjang pendidikan /pembelajaran di lembaga sekolah. Sumber aset sekolah ada unsur biotik (SDM) maupun unsur abiotic. Dengan unsur - unsur tersebut diharapkan SDM di sekolah bisa menggunakan dan memanfaatkan aset abiotik secara optimal untuk kemajuan lembaga sekolah
Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya.
Sekolah dapat dikatakan sebagai ekosistem pendidikan. Hal ini karena di sekolah terdapat sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik  dan abiotik  yang keduanya saling mempengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Oleh karena itu diperlukan  bersama-sama kolaborasi untuk mencapai visi dan misi.
Baiklah kita menganggap sebuah sekolah adalah suatu ekosistem dengan faktor biotik dan abiotik yang ada di dalamnya. Faktor-faktor yang termasuk dalam kelompok biotik terdiri sumber daya manusia yaitu guru, murid, orang tua tenaga kependidikan, masyarakat, dinas terkait dan kelompok abiotic yaitu abiotik yaitu modal sosial,fisik, lingkungan alam sekitaar, modal, finanasial, agama, budaya,politik
Dan dalam pemanfaatannya, ketujuh aset ini dapat saling beririsan satu sama lain. Â Misalnya modal sosial dapat beririsan dengan modal politik dan seterusnya. Berikut ini tentang ketujuh modal yang dimaksud.
- Modal Manusia
- Sumber daya manusia yang berkualitas, Â yang berhubungan dengan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan harga diri seseorang.
- Pemetaan modal atau aset individu merupakan kegiatan menginventaris pengetahuan, kecerdasan, dan keterampilan yang dimiliki setiap warganya dalam sebuah komunitas ( hati, tangan, dan kepala).
- Kecakapan  seseorang yang berhubungan dengan kemasyarakatan (kecakapan memimpin sekelompok orang, dan kecakapan seseorang berkomunikasi dengan berbagai kelompok).  Kecakapan yang berhubungan dengan kewirausahaan, (kecakapan dalam mengelola usaha, pemasaran).  Kecakapan yang berhubungan dengan seni dan budaya (kerajinan tangan, menari) dan lainnya.
- Modal Sosial
- Dalam hal ini berarti norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat  dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan.
- Bisa juga kelompok, dan organisasi dalam komunitas hidup berdampingan (adanya kepemimpinan, kerjasama, saling percaya, dan rasa memiliki ).
- Komunitas atau asosiasi yang bersifat formal atau nonformal
- Modal Politik
- Adanya kebijakan-kebijakan yang berpihak pada murid dan berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran. Â
- Modal agama dan budaya
- Identifikasi dan pemetaan modal budaya dan agama  sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan keagamaan dalam suatu komunitas, selanjutnya bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.
- Modal Fisik  yaitu:
- Pertama ada bangunan,lokasi sekolah, laboratorium, gedung pertemuan, ataupun pelatihan, kedua yaitu Infrastruktur atau sarana prasarana, mulai dari saluran pembuangan, sistem air, mesin, jalan, jalur komunikasi, sarana pendukung pembelajaran, alat transportasi, dan lain-lain.
- Modal lingkungan/alam
- Bisa berupa potensi yang belum diolah ( bumi, udara yang bersih, laut, taman, danau, sungai, tumbuhan, hewan). Tanah untuk berkebun, danau atau empang untuk berternak, semua hasil dari pohon seperti kayu, buah, bambu, atau material bangunan yang bisa digunakan kembal
- Modal finansial
- Keuangan yang dimiliki  untuk membiayai proses pembangunan dan kegiatan sebuah komunitas ( tabungan, hutan, investasi, pengurangan dan pendapatan pajak, hibah, gaji, serta sumber pendapatan internal dan eksternal). Juga pengetahuan bagaimana cara menanam dan menjual sayur di pasar, menghasilkan uang dan membuat produk-produk yang bisa dijual, tentang menjalankan usaha kecil, bagaimana memperbaiki cara penjualan menjadi lebih baik, dan juga bagaimana melakukan pembukuan.
 Ada yang tak kalah penting adalah penggunaan  aset digital sebagai sarana  dokumentasi, promosi dan komunikasi lini masa. Penggunaan dan pemanfaatan media masa untuk portofolio digital yang berisi informasi tentang  profil sekolah, pembelajaran, kegiatan atau capaian  sekolah bisa disampaikan melalui media Platform Merdeka Belajar,IG, Youtube, web atau blog sekolah. Pendidik harus sadar pentingnya aset digital karena  sekarang kita berada di era digital tak lepas dari digitalisasi.
Pemanfaatan modal/ sumber daya yang optimal untuk pembelajaran di sekolah memang harus dibarengi dengan sumber daya manusia (pendidik).
Lalu bagaimanakah seharusnya seorang kepala sekolah berperan dalam mengelola ekosistem sekolahnya? Bisa dikatakan peran KS dalam hal ini sangat berpengaruh dengan melakukan tindakan  mengidentifikasi dan mengelola ekosistem sekolah yang baik sehingga memberi manfaat yang optimal bagi proses pembelajaran di sekolah.
Dan berkenaan dengan pengelolaan sumberdaya ada beberapa hal kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah sebagai pemimpin ekosistem sekolah maka hendaknya harus mempunyai kemampuan yang luas dapat mengarahkan, memberdayakan yang ada,mengetahui kebutuhan sekolah, kebutuhan guru sebagai pembelajar di kelas, mengidentifikasi dan mengelola dengan cara yang baik, efektif efisien (strategi yang tepat) dan kerjasama yang kompak untuk kepentingan bersama di sekolah.