Namun, ketika dia bangun dari sofa, suara itu terdengar lagi, kali ini lebih dekat dan lebih menakutkan.
"Krak... krak... krak..."
Sofi berhenti sejenak, tubuhnya membeku di tempat. Dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Perlahan-lahan, dia berbalik dan melihat ke sudut ruang tamu di mana botol plastik tadi berada. Dia terkejut melihat botol plastik itu kini bergerak sendiri, seperti ada yang memerasnya.
Dengan jantung berdebar kencang, Sofi mencoba berpikir rasional. Mungkin ada aliran udara yang membuat botol itu bergerak. Tapi tidak ada angin yang berhembus di dalam rumah.
Sofi memutuskan untuk memberanikan diri mendekati botol itu lagi. Ketika dia hanya beberapa langkah lagi dari botol, tiba-tiba lampu ruang tamu berkedip-kedip dan padam, membuat ruangan menjadi gelap gulita.
Di tengah kegelapan itu, suara botol plastik menjadi semakin keras dan intens.
"Krak... krak... krak..."
Dengan tangan gemetar, Sofi menyalakan senter dan mengarahkan cahayanya ke arah botol. Namun, yang dia lihat membuatnya terkejut dan takut. Ada bayangan hitam besar yang berdiri di belakang botol, menatapnya dengan mata merah menyala.
Sofi berteriak dan berlari ke kamarnya, mengunci pintu dan mencoba menenangkan dirinya. Dia mengambil ponsel dan menelepon suaminya, menceritakan apa yang baru saja terjadi. Suaminya mencoba menenangkannya dan berjanji akan segera pulang ke rumah.
Semalaman Sofi tidak bisa tidur, suara botol plastik itu masih terdengar samar-samar dari ruang tamu. Ketika pagi tiba dan suaminya akhirnya pulang, mereka memeriksa ruang tamu bersama-sama. Namun, tidak ada yang aneh di sana, botol plastik itu juga masih tergeletak di meja seperti biasa.
Sofi dan suaminya memutuskan untuk membuang botol plastik itu dan membersihkan seluruh rumah. Meskipun begitu, Sofi masih sering terbangun di malam hari, mendengar suara "krak... krak... krak..." dari ruang tamu, membuatnya bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang menghantui rumah mereka.