Apakah Anda telah menjalankan 3 hal di atas? Siapkah Anda menjadi seorang Guru/ Trainer otentik ? Guru/trainer apa yg sesungguhnya pada kita bukan sekedar gimik atau aksesoris belaka. Hal ini kita tergantung mind mapping kita untuk membaca situasi sekarang. Contohnya blaming (menyalahkan). Blaming karena kabut pikiran, kognitif distorsi berasal dari outside masa kecil. Contohnya Anda di waktu kecil ketika terjatuh menabrak meja orang tua Anda memukul mejanya menyalahkannya. Sehingga ketika dewasa Anda selalu menyalahkan orang lain ketika ada permasalahan.Â
    Maka, dengan pengalaman outside nya bisa jadi seorang trainer/guru trainer memberikan solusi klien dengan metode tidak tepat. Nah, Jangan sampai psudo problem jadi psudo solution. Masalahnya apa solusinya apa. Semoga tidak demikian dengan Anda ya.
    Intinya adalah nilai diri kita sudah ada dan berharga tinggal kompetensi kita tingkatkan dengan; meluruskan niat, banyak mencari referensi, melatih manajemen waktu, perasaan dan persepsi. Persepsi adalah proyeksi. Persepsi kita tergantung konsep, undang undang diri sendiri lalu mengadili/menilai orang lain. Itu proyeksi diri kita . Sesungguhnya kita sedang memberitahukan kepada dunia tentang kita. Tidak percaya diri berarti pesan dari sendiri untuk diperkaya lagi kemampuan kita. Yuk, kita perbanyak referensi lagi.
Catatan:
Intisari berdasarkan sharing Sabtu 28 Januari 2023. Imperium Tower Kuningan, Jakarta. Terima kasih pak Prasetya Brata semoga ilmunya bermanfaat dan menjadi ladang amal kebaikan. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H