Mohon tunggu...
Yeti Puspitasari
Yeti Puspitasari Mohon Tunggu... -

Berusaha untuk lebih bijak menjalani hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Neng Cirebon

12 Maret 2013   08:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:56 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kupunya seorang teman , dia hobi menyanyi dan bergurau  , banyak gurauannya yang dapat membuat orang tertawa terpingkal - pingkal mendengarnya ,, kadang dia bersenandung lagu - lagu Sunda , atau sesekali dia menyanyikan lagu dangdut lama . Selain periang dia juga sangat ringan tangan , dan sangat mudah diajak kerjasama dalam segala hal . Itulah selintas pribadi salah seorang teman dekatku , Dia pernah bercerita tentang perjalanan hidupnya yang penuh onak dan duri , setamat SMA dikota Cerebon diapun bekerja di sebuah perusahaan kosmetik sebagai Sales promotion Girl . Setiap hari kerjanya memasarkan aneka produk kosmetik ke berbagai tempat dikota Cerebon , dan diperusahaan itulah pertamakali dia berkenalan dengan seorang pria yang kebetulan sebagai leader di perusahaan tersebut , seiring berjalannya waktu hari demi hari mereka pun kian akrab , seperti pepatah  jawa,  witing tresno jalane soko kulino , merekapun terlibat cinlok ,, lambat laun semakin akrab saja hubungan keduanya , hingga merekapun sepakat untuk melanjutkan kejenjang pernikahan  , Oh iya hampir lupa si Neng asli putri Cerebon , sedangkan si pria asli putra Lampung dia berkulit putih dan bermata sipit , sedangkan si neng berkulit sawo matang dan berwajah manis ,,singkat cerita usai acara pernikahan , beberapa hari kemudian si neng diboyong oleh suaminya ke kota Bekasi , setibanya di mes kantor suaminya hari telah larut malam , maka merekapun hendak beristirahat  tapi ,,, alamaaak ,,, ternyata belum ada tempat tidurnya alias masih kosong melompong ,  apa daya tak ada rotan akarpun jadi , maka dengan sigap sang suami mengambil beberapa kardus bekas rokok yang besar dan membukanya dengan lebar , lalu meletakan dilantai ,, meski agak sedikit kaget dan marah , neng tetap tersenyum menuruti jakan suaminya tuk tidur malam pertama di kota Bekasi tidur berduaan hanya  beralaskan kardus bekas dan berbantal lengan suaminya . Itulah memori yang tak dapat dilupakan oleh si neng , sekarang dia telah dikaruniai dua orng putri cantik , dan seorang putra yang tampan , semoga abadi hingga ajal memisahkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun