Mohon tunggu...
Ovi Rosyandika Maharani
Ovi Rosyandika Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga Prodi D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan

Saya merupakan mahasiswa Universitas Airlangga Prodi D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan. Dan saya juga merupakan seorang pebisnis muda bidang fnb

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemeriksaan Radiografi Abdomen dengan Kasus Ileus Paralitik

22 Juni 2024   17:00 Diperbarui: 22 Juni 2024   17:27 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.semanticscholar.org/paper/Penatalaksanaan-Teknik-Radiografi-Abdomen-3-Posisi-Wati/64499544bd55e47e58ce5a175abd517a23748a56

Pendahuluan

Abdomen adalah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuknya lonjong dan meluas dari atas diafragma sampai symphysis pubis. Kondisi patologis yang mungkin terjadi pada abdomen adalah abdomen akut, abdomen akut ialah kelainan pada abdomen yang terjadi tiba-tiba (mendadak) di dalam rongga abdomen, sehingga memerlukan tindakan diagnosa atau operasi segera, misalnya dengan pemeriksaan radiografi. Tujuan pemeriksaan radiografi pada akut abdomen adalah untuk mengetahui gambaran abdomen serta melihat adanya cairan, udara bebas (Free Air Fluid Level) didalam rongga abdomen.(Rasad, 2005).

Akut abdomen menjadi gejala yang sering dikeluhkan pasien ke dokter. Sekitar 60%- 90% kasus ileus menjadi penyebab akut abdomen. Menurut Ansari P (2007) dari segala usia, setiap tahun ada 1 dari 1000 orang yang terdiagnosa ileus. Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya Obstruksi usus akut yang segera membutuhkan tindakan. Terdapat 2 macam ileus, yakni ileus obstruktif dan ileus paralitik.

Salah satu indikasi pada abdomen akut adalah ileus paralitik. Ileus paralitik adalah keadaan di mana usus gagal melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Penyebabnya ialah individu yang sering mengkonsumsi makanan yang rendah serat, kemudian muncul permasalahan kurangnya kemampuan membentuk massa feses yang menyambung pada rangsangan peristaltic usus, kemudian saat kemampuan peristaltik usus menurun maka akan terjadi konstipasi yang mengarah pada feses yang mengeras dan dapat menyumbat lumen usus sehingga menyebabkan terjadinya paralitik.

Menurut Rilianti, (2017) pemeriksaan radiografi abdomen dilakukan dengan proyeksi antero posterior (AP) supine, semi erect dan Left Lateral Decubitus (LLD). Proyeksi abdomen AP supine dilakukan dengan posisi pasien tidur telentang di atas meja pemeriksaan, proyeksi abdomen semi erect dilakukan dengan posisi pasien semi erect (duduk atau setengah duduk), dan proyeksi abdomen LLD dilakukan dengan posisi pasien true lateral, sisi kiri menempel film dan sisi kanan di atas.

Kesulitan  yang  dihadapi  pada  pemeriksaan  teknik  radiografi  abdomen  3  posisi  pada  pasien  kasus ileus  paralitik  adalah  pada  saat  pengaturan  posisi  pasien,  biasanya  pasien  mengalami  keluhan  nyeri abdomen yang terjadi pada kelainan abdomen. Untuk mengatur posisi pasien yang dapat mengakibatkan hasil gambaran kurang maksimal, maka diperlukan kerja sama yang baik antara radiografer dengan pasien dan keluarga pasien.

Metodologi 

A. Persiapan Alat

  1. IR ukuran 35 x 43 cm
  2. Grid
  3. Marker

B. Persiapan Pasien

Melepaskan benda berbahan logam atau benda lain yang bisa menimbulkan artefak. Pada proyeksi LLD, pasien harus berada dalam posisi miring selama 10 -- 20 menit untuk melihat gas dan cairan di dalam usus.

C. Proyeksi Pemeriksaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun