Hari Raya Pagerwesi jatuh setiap Rabu Kliwon wuku Sinta. Hari ini dirayakan untuk memuliakan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan manifestasinya sebagai Sanghyang Pramesti Guru (Tuhan sebagai guru alam semesta). Hari raya ini diperingati dengan cara melakukan persembahyangan mulai dari Sanggah/Merajan (tempat bersembahyang dilingkungan rumah tangga) hingga ke Pura lainnya di lingkungan desa maupun Pura Kahyangan Jagat lainnya.
Umat hindu pasti sudah tidak asing lagi dengan yang namanya banten termauk banten pada saat hari raya pagerwesi, banten yang paling inti perayaan Pagerwesi bagi umat kebanyakan adalah natab Sesayut Pagehurip, Prayascita, Dapetan. Tentunya dilengkapi Daksina, Canang dan Sodaan. Dalam hal upacara, ada dua hal banten pokok yaitu Sesayut Panca Lingga untuk upacara para pendeta dan Sesayut Pageh Urip bagi umat kebanyakan.
Pagerwesi merupakan hari yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang diturunkan melalui para guru. Ilmu pengetahuan itu mengalir, melembaga dalam proses mewujudkan jagadhita. Guru yang harus dihormati dalam hal ini adalah catur guru. Guru Rupaka (orangtua), Guru Pengajian (guru di sekolah), Guru Wisesa (pemerintah) dan Guru Swadyaya (Ida Sang Hyang Widhi), Selain itu ,maknanya bahwa Hyang Premesti Guru adalah Tuhan dalam manifestasinya sebagai guru sejati. Makna yang lebih dalam terkandung pada kemahakuasaan Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta, pemelihara, dan pemusnah, atau dikenal dengan Uttpti, Stiti, dan Pralina. Dalam aksara suci manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa disebut dengan Ang, Ung, Mang.
Hari raya pagerwesi ini mengajarkan kita untuk selalu memiliki keteguhan iman dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa senantiasa menuntun kita dalam menjalani kehidupan. Rahajeng rahina pagerwesi , semoga kita selalu dalam lindungan-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H