Mohon tunggu...
Yesty Yolanda
Yesty Yolanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Andalas

Student Exchange

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ekowisata Indonesia Masa Depan: Bisakah SDA Ekowisata Dikelola dengan Baik?

5 Desember 2022   21:06 Diperbarui: 5 Desember 2022   21:22 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan usaha dan pengelolaan kegiatan ekowisata.

4. Interpretasi alam dan budaya lokal dengan benar dengan memperoleh pengetahuan tentang geografi, adat istiadat, kebiasaan, dan budaya.

5. Mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada wisatawan, dan mampu melindungi sumber daya alam, menghargai privasi untuk menghormati masyarakat lokal, dan dapat memberikan pembelajaran kepada mereka.

6. Menjalin kerjasama yang berkelanjutan secara langsung atau tidak langsung dengan pemerintah dan organisasi terkait lainnya.

Dari enam faktor yang disebutkan di atas, Muaragembong memiliki peluang sebagai berikut, adanya sungai yang luas, sehingga wisata yang cocok adalah wisata yang menggunakan kendaraan air untuk mengelilingi pesisir Muaragembong. Masuk dari Muara Bendera dan keluar di Cabang Bungin. Wisata ini dapat menjadi satu paket dengan wisatawan yang berangkat dari Marina Ancol. Kehidupan penduduk setempat yang dapat diajak untuk berpartisipasi dalam pengembangan wisata ini, yang dimana pendapatan masyarakat sebelumnya sebagai buruh tambak masih kecil dalam segi ekonomi, sehingga dengan dilibatkannya masyarakat dalam pengembangan wisata, mereka dapat menjadi tuan untuk dirinya sendiri. Wisata ini telah dikembangkan sesuai dengan rencana tata ruang pemerintah Muaragembong dan merupakan kawasan wisata bahari. Sehingga jika dikelola dengan serius, maka pasti mendapat dukungan dari pemerintah setempat.

Kendala utama pengembangan wisata bahari ini adalah kondisi masyarakatnya. Mereka masih sederhana dan miskin, berpendidikan rendah (rata-rata SD), sehingga hanya mementingkan uang sesaat, dan tidak memahami pelestarian lingkungan dan pariwisata. Kendala kedua adalah keamanan. Karena sulitnya akses selama ini, banyak tempat yang diduga memiliki resiko keamanan. Kendala terbesar adalah para petambak yang umumnya tidak tinggal di Muaragembong, umumnya tinggal di Jakarta, sehingga tidak terlalu peduli dengan kemajuan masyarakat Muaragembong. Damayanti dan Handayani (2003) menyatakan bahwa aspek pendidikan merupakan bagian penting dari pengelolaan ekowisata karena mengandung misi sosial untuk mengingatkan keberadaan manusia, lingkungan serta akibat yang timbul jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan serta pemberdayaan lingkungan global.

Pendidikan merupakan sebuah proses multidimensional yang dimana tidak hanya tentang pengetahuan dan keterampilan tapi juga menjelaskan, menanamkan dan memberikan keteladanan dalam hal sikap, nilai, moralitas, ucapan, tindakan, perilaku dan gaya hidup. Dalam hal ini proses pendidikan di Indonesia dituntut untuk mencerminkan bahwa pembelajaran tidak hanya dilakuan di dalam kelas tetapi juga dilakukan di luar kelas. Pendidikan mencerminkan proses interaksi peserta didik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam. Perpaduan pembelajaran secara langsung (learning by doing) dengan memberikan contoh merupakan bagian yang sangat penting dalam membangun kepercayaan terhadap teori dan kenyataan. Sehingga peserta didik memiliki sikap peduli terhadap lingkungannya. Dengan adanya proses pendidikan yang baik tentu dapat meningkatkan kualitas SDM yang sangat berpengaruh terhadap ekowisata di masa depan.

Referensi

Handayani, Tuti & Damayanti, A. (2003). Peluang Dan Kendala Pengelolaan Ekowisata Pesisir Muaragembong Kabupaten Bekasi. 17--18.

Noorhayati Sutisno, A., & idayat Afendi, A. H. (2018). Penerapan Konsep Edu-Ekowisata Sebagai Media Pendidikan Karakter Berbasis Lingkungan. Jurnal Ecolab, 12(1), 1--11. https://doi.org/10.20886/jklh.2018.2.1.1-11

Suryaningsih, Yeni (2018). Ekowisata Sebagai Sumber Belajar  Biologi Dan Strategi Untuk Meningkatkan Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan. Jurnal Bio Educatio 3(2), 59--72.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun