Tipologi belajar mengacu pada klasifikasi atau jenis gaya belajar yang biasanya dibagi menjadi beberapa kategori, seperti visual, auditori, kinestetik, dan lainnya. Setiap tipe belajar mencerminkan cara terbaik bagi individu untuk menyerap dan mengolah informasi. Sebagai contoh, anak dengan tipe belajar visual cenderung lebih mudah memahami materi melalui gambar atau video, sementara anak dengan tipe belajar auditori lebih suka mendengarkan penjelasan atau diskusi. Dengan memahami tipologi belajar dan perbedaan individual, pendidik dapat mendesain metode pembelajaran yang adaptif, yang mendukung perkembangan potensi setiap anak secara optimal.
Tipologi merupakan tipe belajar yang mengacu pada gaya atau pendekatan yang digunakan oleh peserta didik dalam menyerap, memahami, dan menerapkan pengetahuan yang mereka dapatkan. Dalam konteks pendidikan, memahami tipe belajar sangat penting karena membantu guru merancang metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. "Dalam buku Quantum Learning karya Bobby de Potter dkk, disebutkan tiga macam belajar yaitu tipologi belajar visual, audiotorial dan kinestetik". Mereka biasanya belajar lebih baik dengan cara mendengarkan dan berbicara, serta terbantu dengan suara dan intonasi. Visual, siswa dengan gaya belajar visual lebih mudah memahami materi yang disajikan secara visual. Kinestetik, siswa kinestetik belajar paling baik melalui aktivitas fisik atau praktik langsung. Mereka lebih paham ketika belajar dengan cara bergerak atau mencoba sesuatu sendiri, misalnya melalui simulasi atau eksperimen. Siswa ini sering merasa kesulitan bila harus belajar hanya dengan duduk diam dan mendengarkan penjelasan.
Macam -- macam tipologi belajar
- Auditori, siswa dengan gaya belajar auditori lebih efektif dalam menangkap informasi melalui pendengaran
- Visual,  siswa  dengan  gaya  belajar  visual  lebih  mudah  memahami  materi  yang disajikan secara visual.
- Kinestetik,  siswa  kinestetik belajar paling baik melalui aktivitas fisik atau praktik langsung. Â
Berikut ini 8 tipe belajar menurut Teori Gagne :
- Signal learning (Mempelajari tanda/isyarat): Contohnya memahami tanda lampu lalu lintas saat berwarna merah.
- Stimulus response learning (Pembelajaran stimulus-respons): Contohnya adalah kemampuan mengulang kata atau angka saat ditunjukkan tulisannya.
- Behavior  chaining  learning  (Pembelajaran  dengan  perilaku  berantai):  Contohnya adalah menggunakan pensil untuk menyalin angka secara berurutan.
- Verbal association learning (Pembelajaran asosiasi verbal): Contohnya adalah mengidentifikasi sebuah objek dan menyebutnya dengan nama yang tepat.
- Multiple  Discrimination  learning  (Pembelajaran  diskriminasi  ganda):  Contohnya adalah menafsirkan  dan  membuat  grafik  sederhana. Â
- Concept learning (Pembelajaran konsep): Contohnya mengidentifikasi karakteristik abstrak seperti bentuk, warna, dan lain sebagainya.
- Rule  learning  (Pembelajaran  aturan): Contohnya adalah memahami hubungan dua atau lebih konsep yang membentuk hukum tertentu, seperti "pada suhu 100 derajat celcius C air akan mendidih."
- Problem solving (Pemecahan masalah): Contohnya adalah pelajar menggunakan pengetahuan  yang  telah  dipelajari  untuk  mencapai  beberapa  tujuan  pemecahan masalah sehingga perlu proses berpikir.
Berikut ini 9 prinsip pembelajaran Gagne :
- Gain Attention (Mendapatkan Perhatian)
- Inform Learners of the Objective (Menginformasikan Tujuan Pembelajaran)
- Stimulate Recall of Prior Knowledge (Memancing Ingatan tentang Materi Sebelumnya)
- Present The Konten (Menyajikan Konten)
- Provide Guidance (Memberikan Bimbingan)
- Elicit Performance (Mendorong Kinerja)
- Provide Feedback (Memberikan Umpan Balik)
- Assess Performance (Menilai Kinerja)
- Enhance Retention and Transfer (Meningkatkan Retensi dan Transfer)
Tingkat aplikasi melibatkan kemampuan siswa untuk menggunakan pengetahuan atau konsep dalam situasi baru atau konteks yang berbeda.
Jenis-jenis belajar menurut Bloom
- Pengetahuan (Ingat)
- Pemahaman
- Aplikasi
- Analisis
- Sintesis
- Evaluasi
Setiap domain ini mencakup berbagai tingkat pengetahuan dan pemrosesan kognitif, dan tujuan pembelajaran dirancang untuk mencakup aspek-aspek ini.
Domain Kognitif, Domain kognitif meliputi perilaku yang menekankan aspek intelektual seperti pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan berpikir.
Domain Afektif, Domain afektif mencakup perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, harga diri, dan gaya koping
Domain Psikomotor, Domain  psikomotorik  mencakup  perilaku yang menekankan keterampilan motorik seperti menulis tangan, menulis, berenang, dan menggunakan mesin.
Jenis belajar siswa
Gaya visual, Sediakan materi visual yang menarik. Serta gunakan warna untuk menandai poin penting.
Gaya Belajar Auditori, Apabila dalam suatu pembelajaran melihat seorang siswa dapat fokus saat mendengarkan penjelasan, audio, dan diskusi maka anak tersebut memiliki kemampuan auditori yang baik.
Gaya Belajar Kinestetik, Siswa yang memiliki kemampuan kinestetik pada umumnya mudah untuk bergaul dan bersosialisasi kepada semua orang. Selain itu, karakteristiknya yang pering dapat memberikan kesan positif pada siapapun yang ia temui. Setiap individu memiliki gaya belajar yang unik.
Implikasi terhadap Pembelajaran berdasarkan Kecerdasan banyaknya individu yang bervariasi memungkinkan adanya ratusan gaya belajar yang dikemukakan oleh para pendidik dan psikolog. Berikut dua gaya belajar dan berpikir yang paling banyak di diskusikan.
Gaya Mendalam/dangkal, Merupakan sejauh mana murid mempelajari materi belajar dengan satu cara yang membantu mereka untuk memahami makna materi tersebut atau sekadar mencari apa-apa yang perlu untuk dipelajari . Murid yang belajar dengan menggunakan gaya dangkal tidak bisa mengaitkan apa-apa yang mereka pelajari dengan kerangka konseptual yang lebih luas. Mereka cenderung belajar secara pasif, sering kali hanya mengingat informasi.
Memahami Gaya Belajar, Setiap individu memiliki gaya belajar yang berbeda. Dalam mengatasi perbedaan individual, penting bagi kita untuk memahami gaya belajar masing-masing individu. Dengan memahami gaya belajar mereka, kita dapat mengadaptasi metode pengajaran yang sesuai.
Memberikan Pendekatan Personal, Menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu akan membantu mereka merasa lebih terbantu dan termotivasi dalam proses belajar.
Menerapkan Pembelajaran Kolaboratif, Ini dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan memaksimalkan potensi setiap individu.
Memberikan Dukungan dan Motivasi, Perbedaan individual dalam belajar dapat menjadi suatu hambatan yang membuat individu merasa tidak mampu atau tidak termotivasi. Dukungan dan motivasi ini dapat berupa pujian, dorongan, atau bantuan dalam mengatasi kesulitan belajar. Dengan memberikan dukungan dan motivasi yang tepat, individu akan merasa lebih percaya diri dan termotivasi dalam belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H