Mohon tunggu...
Yesi Pramudya Wardani
Yesi Pramudya Wardani Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

Saya adalah Guru di TK KEMALA BHAYANGKARI 38 GAMBIRAN BANYUWANGI

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Ndaru Sang Juara

24 November 2023   13:24 Diperbarui: 24 November 2023   13:26 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesampainya di sekolah Ndaru disambut oleh Ibu guru dengan sapaan penuh kasih sayang, "Assalamualaikum mas Ndaru, sudah sarapan belum, makan sendiri apa disuapi? dengan sangat sopan mas Ndarupun menjawab "Waalaikumsalam bu guru, aku tadi sudah sarapan pakai telur dan sayur bayam, dan aku bisa makan sendiri Bu guru". Sambil mengacungkan ibu jari bu guru pun berkata "Hebat kamu Ndaru, ya sudah kalau begitu Salim dulu sama ibu, ayo kita menaruh tas di loker lalu bermain dengan teman".

Dengan sangat gembiraan Ndaru bermain dengan teman-temannya, bermain kejar-kejaran, luncuran, jungkitan dan ayunan. Sendi pun datang sambil berteriak "Berhenti itu tempatku kamu jangan di situ aku akan main bersama teman-teman". Dengan tanpa bicara Ndaru pun pindah ke permainan yang lain , berulang kali Sendi pun mengusir Ndaru, semua yang di pegang Ndaru pasti tidak boleh, ditengah kegelisahan nya terdengarlah suara bel berbunyi tanda waktu belajar telah tiba dan semua siswa berbaris di depan kelas masing-masing. Setelah semua berkumpul bu guru bertanya "Ayo siapa suaranya yang keras ?" Sambil mengangkat tangannya Ndarupun menjawab "Saya bu guru", Bu guru pun menjawab "Ya, kalau begitu mas Ndaru yang mimpin barisanya". Dengan suara lantang si Ndaru memimpin teman-temannya  berbaris  sampai masuk ke dalam kelas dan berdoa. Semua mengikuti pelajaran dengan penuh semangat, tak terasa waktu istirahat telah tiba semua anak mengambil bekal untuk di makan, tiba-tiba terdengarlah suara anak menangis ternyata itu adalah suara Sendi, Bu guru pun menghampiri Sendi dengan penuh perhatian dan kasih saying Bu guru pun bertanya "Kenapa kamu kok menangis" sambil terisak-isak Sendi menjawab "Saya tidak membawa bekal Bu guru" lalu Bu guru bertanya kepada semua murid "Ayo siapa yang mau berbagi, yang punya bekal lebih tolong Sendi diberi" akhirnya Ndaru yang mendengarkan Bu guru dia teringat dengan pesan Ibunya suruh berbagi sama temannya. Dia langsung menjawab "Saya Bu guru", Bu guru berkata "Terima kasih mas Ndaru sudah mau berbagi dengan mas Sendi", Bu guru bertanya "Mas Sendi mau makan sama mas Ndaru?  Sendi menjawab dengan mengangguk. Kata Bu guru "Nah anak-anak kalau semua sudah siap kita  berdoa bersama-sama". Selesai makan bekal mereka bermain bersama-sama di luar ruangan. Setelah kejadian itu Sendi pun mau bersahabat dengan Ndaru dan dia main bersama-sama.

Pada suatu hari, Bu guru memberi pengumuman bahwa di balai desa akan diadakan lomba mewarnai gambar tepatnya hari Sabtu tanggal 24 Agustus, Bu guru berpesan "Untuk anak-anak dimohon untuk bersiap-siap dan berlatih di rumah masing-masing". Keesokan harinya Bu guru dan semua siswa berkumpul di halaman sekolah namun hanya si Ndaru yang tidak kelihatan Bu guru pun mencari dan ternyata belum datang, setelah menunggu beberapa saat Ndaru tetap belum datang akhirnya si Ndaru ditinggal oleh teman-temannya dan Bu guru menuju tempat perlombaan mewarnai gambar. Semua sudah siap dan menempati tempatnya masing-masing menunggu panitia membagikan gambar yang akan diwarnai, namun begitu Ndaru tetap belum datang. Jauh dari balai desa Ndaru pun di rumah sangat gelisah karena dia tidak bisa pergi mengikuti lomba mewarnai gambar, ia sedang menemani dan merawat Ibunya yang sedang sakit dari semalam, di tengah kegelisahan Ndaru Ibunya pun berkata "Nak Ndaru, kamu tidak ikut lomba?" diapun menjawab "Tidak Bu, karena Ibu sedang sakit dan aku akan menemani dan merawat Ibu saja", namun Ibunya berkata "jangan nak, karena lomba ini sudah kamu tunggu-tunggu sejak lama, ibu sudah menelpon kakek untuk mengantar kamu", "Terus ibu bagaimana?" tanya Ndaru dengan cemas. Ibu pun menjawab "Tidak usah khawatir nak, panas badan ibu sudah mulai reda kamu fokus saja ke lomba, warnai dengan baik dan sungguh-sungguh meskipun kamu terlambat pasti kamu menang", "Baiklah ibu kalau begitu", jawab Ndaru pada Ibunya.

Dengan penuh semangat dia pun mulai bergegas bersiap-siap untuk pergi lomba mewarnai gambar tak lama kemudian Kakek pun datang dengan menaiki sepeda motor, Kakek Ndaru berkata "Ayo kita berangkat" setelah berpamitan dengan ibunya diapun langsung menuju kakek untuk berangkat ke balai desa mengikuti lomba dengan rasa bahagia dan wajah yang berseri-seri,sesampainya di pintu balai desa Bu guru pun sudah menunggunya dan langsung mengajak ke lokasi perlombaan, sesaat kemudian perlombaan pun di mulai, semua peserta dengan semangat mengikuti dan berharap untuk menang. Setelah 1 jam berlangsung perlombaan dinyatakan selesai oleh panitia, semua gambar di kumpulkan, Ndarupun sangat cemas dan berharap dia adalah pemenangnya.

Di kantor balai desa pun panitia mulai memilih gambar yang telah dikumpulkan untuk sang juara 1 2 dan 3 setelah dikiranya cukup dan menemukan yang terbaik dari yang baik maka panitia pun menuju tempat lomba untuk mengumumkan sang pemenang. Semua peserta pun dengan seksama mendengarkan pengumuman dari panitia dan kini tibalah saat yang sangat menyenangkan serta dengan mendebarkan hati dipanggilnya satu persatu dari juara harapan 1 dan Ndaru pun berharap dia akan dipanggil namun sampai juara 3 dipanggil dia belum dipanggil akhirnya dia pun putus aja di tengah keputus asaannya tiba-tiba Sendi berteriak Si Ndaru dari TK Sekar Melati sang juara... ternyata di umumkan si Ndaru juara 1 ,diapun sangat bahagia  semua siswa Sekar Melati bergembira sambil bersorak-sorak , juara satu, juara satu, juara satu,  sambil mengikuti Ndaru ke pentas. Dan Ndaru pun dengan senyum cerianya menerima piala juara 1 nya. Di iringi tatapan Bahagia dari kakek,  ibu guru dan teman-temannya. Ndaru berharap piala yang dibawa pulang itu bisa menjadi obat untuk sakit Ibunya. 

Setelah sampai di rumah Ndaru mengucap salam pada Ibunya. melihat Ndaru pulang membawa piala Ibu Ndaru tersenyum dan tidak terasa airmata bahagianya jatuh di pipinya. Ibu Ndaru sangat bahagia dan mengatakan "Ndaru kamu memang anak yang selalu menjadi kebanggan Ibu" sambil memeluk Ndaru. Mereka pun bahagia dan bersyukur pada Tuhan dengan apa yang telah diraih oleh Ndaru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun