Mohon tunggu...
Yessi Aprianti
Yessi Aprianti Mohon Tunggu... Penulis - Gabut People

not how long its , but how good it is, it was matters

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Yuk Kepo! Upaya Sekolah Menjawab Industri 4.0

7 Oktober 2020   13:10 Diperbarui: 7 Oktober 2020   13:12 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai kegiatan dan tindakan yang dilakukan sekolah banyak sekali mulai dari mewajibkan melakukan 'sesuatu', menstandarisasikan segala macam hal, hingga mendiklatkan tenaga pendidik agar tidak tertinggal oleh waktu yang terus berlari 

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan sekolah guna menjawan industri 4.0, diantaranya pendidikan karakter yang merupakan usaha yang dilakukan secara sadar yang dilakukan secara individual atau kolektif, melalui pengalaman belajar yang membentuk internalisasi nilai-nilai sebagai wujud kualitas diri dan mampu mengimplementasikan nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam berpikir dan bertindak.

Esensinya pendidikan karakter digunakan untuk menciptakan individu yang peka terhadap perubahan sosial yang terjadi disekitarnya dan melahirkan individu-individu yang profetik. Hal tersebut mendukung argumentasi bahwasannya sekolah merupakan media yang tepat sebagai tempat pembibitan anak, para orang tua pun percaya bahwasannya sekolah yang baik akan membentuk karakter yang baik pula pada anak. 

Pendidikan karakter menjadi keharusan di era revolusi industry 4.0 saat ini, mengingat banyak konversi paradigmatis yang membuat semua orang harus antisipasi terhadap dampak yang tercipta, ada tiga macam penguatan yang terdapat dalam pendidikan karakter diantaranya penguatan berbasis kelas, masyarakat dan budaya sekolah.

Kegiatan yang selanjutnya dilaksanakan oleh sekolah ialah gerakan literasi sekolah (GLS) yang merupakan gerakan yang berisi kegiatan yang esensinya yakni untuk melatih kemampuan seseorang membaca secara kritis, dan menganalisis segala macam hal terutama berupa informasi untuk diserap, dipikirkan dan dibagikan kepada yang lainnya.  Dengan gerakan tersebut diharapkan anak mampu memiliki dan mengembangkan kemampuan multiliterasi. Multiliterasi dapat dimaknai sebagai langkah untuk menemukan dengan mudah ide-ide, informasi yang kemudian di pahami dan diungkapkan melalui conventional text, inovational teks, symbol dan multimedia 

Era Revolusi Industri 4.0 menuntut perubahan pada setiap aspek kehidupan. Salah satunya aspek pendidikan. Di era ini, orientasi kompetensi pendidikan terutama dalam hal pembelajaran menekankan seseorang untuk belajar dan berfikir di level kognitif yang tinggi, siswa dituntut untuk berfikir secara kritis dan mampu menganalisis apa yang difikirkan menjadi kompleksitas definisi baru.  Sekolah di Indonesia menerapkan sistem pendidikan yang demikian pada mata pelajaran khususnya eksak, yakni HOTS (High Order Thinking Skill). Pada hakikatnya pembelajaran yang menerapkan High Order Thinking Skill, menerapkan Scientifik Approad yang merupakan ruh pembelajaran dalam Kurikulum 2013. 

Pembelajaran yang dilaksanakan dengan High Order Thinking Skill, dapat membuat siswa terbiasa dengan hal-hal pemecahan masalah, siswa dapat dengan mudah membedakan gagasan-gagasan dengan jelas dan beralasan, mereka mampu membuat hipotesis dan mereka mampu memahami hal-hal yang kompleks menjadi pemahaman yang lebih sederhana (complexity to simplicity).

Manfaat yang demikian yang sangat dibutuhkan generasi-generasi emas suatu bangsa untuk mengikuti dan mensejajarkan diri dengan perubahan-perubahan yang ada. Manfaat lainnya HOTS di era globalisasi ini, siswa tidak mudah terbujuk rayu dengan berita-berita yang belum valid kebenarannya, siswa menjadi lebih teliti dan menyaring informasi tersebut untuk kemudian difikirkn secara kritis hingga akhirnya siswa bisa memahami dan menerima informasi tersebut, siswa jadi melek terhadap teknologi dan meningkat pesat kemampuan mereka terhadap literasi baca digital. 

Selanjutnya dalam menjawab industri 4.0 sekolah beraksi kembali. Selain sebagai akibat kemajuan teknologi siswa dituntut untuk melek terhadap teknologi melainkan kondisi bumi yang sedang diselimuti wabah COVID-19 pun ikut memaksa siswa diseluruh penjuru tanah air melek terhadap teknologi.

Berkat ada wabah yang menghantui seluruh negeri siswa-siswa di Indonesia melakukan pembelajaran tidaklah lagi secara konvensional datang kesekolah menggunakan seragam dan membawa beberapa paket buku tebal sebagai acuan pembelajaran, melainkan siswa dikondisi sekarang ini melakukan pembelajaran jarak jauh menggunakan bantuan teknologi internet dan dilaksanakan dalam jaringan (daring). Pembelajaran seperti ini lebih dikenal dengan pembelajaran flipped classroom atau kelas terbalik.

Flipped classroom sendiri merupakan bentuk pembelajaran yang menekankan blended learning/ tatap muka secara online melalui video conference Kegiatan yang dilakukan dengan model kelas terbalik seperti ini terdapat tiga aktivitas yakni pree class, in-class, dan out class.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun