Mohon tunggu...
Healthy

Sisi Lain Zat Adiktif

22 September 2015   16:05 Diperbarui: 22 September 2015   16:46 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam ukuran tertentu, banyak olahragawan juga mengkonsumsi bir secara moderat. Bir dipercaya mempercepat proses recovery setelah lari (cardio). Bir memiliki kandungan karbohidrat yang sama dengan susu coklat yang juga bisa mempercepat proses recovery.  

Bir ternyata memiliki sejumlah antioksidan alami dan vitamin yang dapat membantu mencegah penyakit jantung dan bahkan membangun kembali otot. Dalam penelitian terbaru yang dikutip dari Fox News, para ilmuwan telah menemukan bahwa bir memiliki beberapa manfaat kesehatan mengejutkan yang dapat membantu menurunkan kolesterol, melawan kanker, dan bahkan membunuh virus.

Bir mengandung 93 persen air, dan menurut sebuah penelitian di Spanyol, itu benar-benar mampu memberikan hidrasi yang lebih baik daripada hanya H2O, ketika seseorang berkeringat di bawah sinar matahari.

Apa yang saya ceritakan diatas memang tidak bisa dijadikan generalisasi dari permasalahan akibat minuman beralkohol di Indonesia. Sudah banyak dari generasi muda yang meninggal karena oplosan karena tidak mampu membeli bir yang harganya lebih mahal dibandingkan oplosan.  

Namun juga tidak bisa juga melakukan generalisasi bahwa bir merupakan zat adiktif yang menjadi penyebab dari kriminalitas, urusan moral bangsa hingga menarik kesimpulan bahwa bir dibatasi penjualannya karena mengandung zat adiktif yang berdampak buruk bagi bangsa Indonesia yang beranekaragam suku, bangsa dan bahasa.

Data dari Genam yang merujuk bahwa 18 ribu generasi muda meninggal akibat miras,--sehingga dibuatlah regulasi pembatasan hingga penjualan bir,-- justru berpotensi merusak moral bangsa jika data yang disampaikan hanya untuk mengejar popularitas belaka dan belum bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah di depan publik.

Pembatasan dan pelarangan penjualan bir justru berpotensi perdagangan gelap illegal alcohol juga oplosan.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun