Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah sebuah provinsi kepulauan yang mencakup luas daratan 4.734.990 hektar dan luas lautan 15.141.773 hektar, termasuk 1.192 pulau. Terdiri dari empat pulau besar, seperti Flores, Sumba, Timor, dan Alor, provinsi ini kaya akan keanekaragaman hayati. Keindahan pulau, pesona wisata bahari, dan keberagaman flora dan fauna di kawasan pegunungan membuatnya istimewa. Sayangnya, daya tarik alam ini sering kali terlupakan dibandingkan dengan ketenaran global Komodo dan Labuan Bajo, yang menjadi ikon pariwisata utama NTT.
NTT memiliki kekayaan alam yang patut diapresiasi. Selain pesona wisata bahari, ada juga keindahan pegunungan seperti hutan bonsai di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Hutan bonsai ini, terletak di lereng Gunung Mutis, merupakan tempat di mana pohon-pohon bonsai berusia ratusan tahun tumbuh dengan megah. Desa Fatumnasi, Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan, menjadi lokasi hutan bonsai ini, yang menawarkan pemandangan alam memukau. Dengan ketinggian 1.500-2.500 mdpl dan suhu rata-rata 12-19 Celsius, tempat ini memberikan ketenangan pikiran bagi pengunjung yang ingin melarikan diri dari keramaian kota.
Akses ke Kabupaten Timor Tengah Selatan cukup mudah, hanya memerlukan waktu sekitar 2 jam dari Kota Kupang menggunakan kendaraan roda dua atau empat. Selanjutnya, perjalanan sekitar 2 jam lagi diperlukan untuk mencapai hutan bonsai di lereng Gunung Mutis. Pemerintah daerah NTT berusaha mempromosikan lebih banyak potensi pariwisata alam di luar Labuan Bajo dan Taman Nasional Pulau Komodo.
Salah satu destinasi menarik adalah hutan bonsai ampupu di pulau Timor, ujung timur NTT, yang mencakup luas 30.777 kilometer persegi. Terletak di Desa Fatumnasi, Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten Timor Tengah Selatan, hutan bonsai ini memiliki pohon ampupu berusia ratusan tahun. Desa ini, dengan ketinggian 1.480 meter di atas permukaan laut, menawarkan pemandangan eksotis dengan bukit marmer, padang rumput hijau, dan satwa liar seperti kuda, sapi, dan rusa Timor.
Desa Fatumnasi masuk dalam kawasan Cagar Alam Mutis yang melibatkan dua kabupaten, yaitu Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara. Cagar Alam Mutis memiliki Gunung Mutis sebagai ciri khasnya, sebuah gunung api setinggi 2.427 meter. Akses ke hutan bonsai ini dapat dilakukan dari Kota Kupang menuju Kota Soe, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan selanjutnya menuju Desa Fatumnasi. Meski perjalanan memerlukan waktu 2-3 jam, tempat-tempat indah seperti Kilometer 12 dan pemandangan Gunung Mutis memberikan pengalaman yang memuaskan.
Meski demikian, kondisi jalan berbatu dari Kapan hingga Kecamatan Fatumnasi dapat menjadi tantangan, terutama pada musim hujan. Perjalanan ini memerlukan kesiapan dan perbekalan yang cukup, karena tidak ada fasilitas penjualan makanan di hutan bonsai. Namun, pengalaman melihat keajaiban hutan bonsai ampupu di Desa Fatumnasi dijamin akan memuaskan setiap pengunjung yang mencari keindahan alam yang autentik.
Destinasi Wisata Faforit
Kawasan Cagar Alam Mutis dengan Gunung Mutis dan sekitarnya merupakan daerah yang paling lembab di Pulau Timor, memiliki curah hujan tahunan rata-rata antara 2.000 hingga 3.000 milimeter (mm). Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Pulau Timor yang hanya berkisar antara 800 hingga 1.000 mm per tahun. Bulan basah di daerah ini berlangsung selama 7 bulan, dimulai dari bulan November hingga Juli, dengan frekuensi hujan yang tinggi. Akibatnya, suhu di Cagar Alam dan hutan bonsai berkisar antara 14 hingga 29 derajat Celsius, dan suhu ekstrem dapat mencapai 9 derajat Celsius.
Kelembaban tinggi di daerah ini telah mendukung pertumbuhan subur spesies lumut jenggot (Usnea sp.) pada bagian bonggol hingga batang tanaman ampupu di dalam hutan bonsai. Selain itu, selimut kabut tipis senantiasa melingkupi kawasan konservasi ini, menciptakan suasana yang indah ketika sinar matahari menembus di antara kabut dan memancarkan cahaya ke batang pohon tua yang tidak melebihi 5 meter tingginya. Kondisi ini telah menjadi daya tarik bagi masyarakat di luar Desa Fatumnasi untuk datang dan menikmati keindahan kawasan paling sejuk di NTT.
Menurut Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTT, pohon ampupu juga dapat ditemui dalam jumlah kecil di Pulau Flores, Wetar, dan beberapa daerah lain seperti Adonara, Lomblen, dan Pantar. Namun, vegetasi ampupu yang paling besar terdapat di Cagar Alam Mutis di Fatumnasi, dengan karakteristik yang unik dan tidak ditemukan di wilayah lain. Selain ampupu, keindahan Cagar Alam Mutis juga ditandai oleh tanaman khas dataran tinggi seperti pohon hau besi (Ilex odorata), tune (Podocarpus imbricata), ajaob (Casuarina aquisetifolia), dan hau solalu (Podocarpus pilgeri).
wisata alam yang menarik, bukan hanya untuk Kabupaten TTS, tetapi juga untuk seluruh Provinsi NTT karena keunikannya yang tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia. Pemerintah setempat diharapkan memperbaiki akses jalan menuju hutan bonsai dan mengajak masyarakat setempat serta pihak-pihak terkait untuk turut serta dalam menjaga dan melestarikan keindahan alam ini dengan mempertahankan kearifan lokalnya
Hutan bonsai ampupu yang meliputi area kurang dari satu hektar di Fatumnasi ini menjadi alternatifBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H