Keputusan FC Porto membeli Falcao meski harus merelakan dua pemain terbaiknya adalah tepat. Falcao memulai musim pertamanya dengan mencetak 34 gol di semua kompetisi.
Adaptasi Falcao di musim tersebut membuatnya menjadi pemain kunci FC Porto. Mereka berhasil memenangkan Liga Portugal hanya dalam 25 pertandingan dan berhasil keluar sebagai juara Liga Eropa. Menariknya, Falcao menjadi pemain pertama dan masih menjadi pemain terakhir yang mencetak gol terbanyak di Liga Eropa dalam satu musim dengan jumlah 17 gol.
Mungkin anda bertanya-tanya, mengapa Falcao dengan mudahnya membobol gawang lawan?
Pergerakan Falcao sebagai pemain nomor sembilan sulit dibaca oleh para pemain bertahan lawan. Pasalnya, Falcao bisa mencetak gol dari segala sudut dengan kedua kakinya. Bahkan, ia bisa mencetak gol dari posisi yang sangat tidak memungkinkan untuk mencetak gol.
Saat itu, banyak yang mengatakan bahwa level permainan Falcao setara dengan Cristiano Ronaldo yang tidak hanya mencetak gol dengan kedua kakinya tetapi juga melalui sundulan -sundulann yang mematikan setara dengan Cristiano Ronaldo meskipun tinggi badannya tak sebanding dengan Cristiano Ronaldo.
Falcao mampu bermain dalam waktu 90 menit dengan kecepatan dan kontrol yang konstan dibandingkan dengan pemain-pemain lainya. Bahkan, sangat sulit melihat Falcao kecapaian dalam mengejar bola di lapangan. Justru, ia mampu berlari dengan kecepatan tinggi dalam kondisi-kondisi kritis untuk menyelamatkan klub dari kekalahan.
Rekor dan gaya permainan Falcao yang akhirnya membuat para penikmat sepakbola menjulukinya sebagai El Tigre. Bagi orang Spanyol, Falcao adalah Macan Eropa.
Lionel Messi, pemain terbaik dunia saat itu menyanjung Falcao setinggi langit. Bahkan, dalam komentarnya ia berharap bisa bermain bersama pemain sekelas Falcao.
"I'd like to play with him. Falcao is a great player and is at a very high level. He has won everything in a season in which he scored many goals. He is, today, the great reference of Colombian football," kata Lionel Messi
Atletico Madrid dibawah kepelatihan Diego Simeone tertarik untuk reuni bersama Falcao. Mungkin, El Colo ingin mengulangi kisah sukses yang pernah mereka ukir bersama di River Plate.
Akhirnya pada tahun 2011, Atletico Madrid berhasil memboyong Falcao dengan biaya transfer sebesar 40 juta euro yang menobatkan dirinya sebagai pemain termahal dalam sejarah Porto kala itu.