Mohon tunggu...
Yesmi Karimatus Subekti
Yesmi Karimatus Subekti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa uin Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penyimpangan Sosial dan Pendidikan Islam

19 Desember 2024   11:31 Diperbarui: 19 Desember 2024   11:31 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Yesmi Karimatus Subekti 

232101010113

Penyimpangan Sosial dan Pendidikan Islam

Penyimpangan sosial di kalangan pelajar telah menjadi salah satu isu utama dalam masyarakat modern. Kasus seperti perundungan, tawuran, hingga penggunaan narkoba sering menghiasi berita dan menjadi perhatian masyarakat. Kondisi ini memerlukan solusi efektif untuk membangun generasi muda yang tidak hanya berprestasi tetapi juga berkarakter. Dalam hal ini, pendidikan Islam muncul sebagai alternatif strategis untuk mengatasi penyimpangan sosial melalui pembentukan akhlak dan nilai-nilai moral.

Penyebab Penyimpangan Sosial

Lingkungan sosial yang tidak kondusif menjadi salah satu pemicu utama perilaku menyimpang di kalangan pelajar. Teman sebaya sering kali berperan besar dalam membentuk kebiasaan, baik positif maupun negatif. Kurangnya pengawasan dari keluarga dan sekolah juga memperparah kondisi ini, membuat remaja rentan terhadap pengaruh buruk. Menurut teori asosiasi diferensial Edwin H. Sutherland, penyimpangan sosial adalah hasil dari proses belajar dalam interaksi sosial, di mana norma dan perilaku negatif diwariskan melalui kelompok-kelompok kecil yang memiliki hubungan intim.

Peran Pendidikan Islam

Pendidikan Islam menawarkan solusi dengan fokus pada pembentukan akhlak mulia dan kesadaran moral. Dalam Islam, pendidikan tidak hanya bertujuan mengembangkan intelektualitas tetapi juga membentuk kepribadian yang selaras dengan nilai-nilai agama. Metode seperti pembiasaan ibadah, keteladanan, dan diskusi moral terbukti efektif dalam membangun karakter siswa.

Pembiasaan Ibadah

Kegiatan seperti shalat berjamaah, membaca Al-Qur'an, dan istighotsah membantu siswa mengembangkan disiplin dan kontrol diri. Kebiasaan ini menciptakan pola pikir positif yang membantu mereka menjauhi perilaku menyimpang.

Keteladanan Guru

Guru agama sering menjadi figur panutan di sekolah. Sikap dan tindakan mereka sehari-hari memberikan contoh nyata bagi siswa, mendorong mereka untuk meniru perilaku baik.

Diskusi Moral

Diskusi mengenai dilema moral memberikan ruang bagi siswa untuk merenungi konsekuensi dari tindakan mereka. Metode ini membantu mereka mengembangkan empati dan kemampuan mengambil keputusan yang tepat sesuai nilai-nilai agama.

Madrasah Sebagai Lembaga Pembentukan Karakter

Sebagai institusi pendidikan berbasis agama, madrasah memiliki keunggulan dalam menyisipkan nilai-nilai keislaman ke dalam kurikulum. Selain mengajarkan ilmu pengetahuan umum, madrasah juga menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan solidaritas. Dengan pendekatan holistik, madrasah membentuk siswa menjadi individu yang tidak hanya cerdas tetapi juga berakhlak mulia.

Kesimpulan

Penyimpangan sosial di kalangan pelajar dapat dicegah dengan pendekatan yang tepat. Pendidikan Islam, dengan penekanan pada pembentukan akhlak dan moral, telah terbukti efektif dalam membangun karakter siswa. Melalui pembiasaan ibadah, keteladanan guru, dan diskusi moral, generasi muda dapat dilatih untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai positif dalam kehidupan mereka.

Penerapan yang konsisten dari metode ini di sekolah dan madrasah diharapkan mampu menciptakan generasi muda yang berkarakter kuat, mampu menghadapi tantangan, dan menjadi teladan di tengah masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun