Mohon tunggu...
Yesi Wening Sari
Yesi Wening Sari Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Iqra, menulis, berkreasi, dan bermasyarakat atau interaksi sosial.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Judi Online, Penipuan, Pornografi, dan Hutang, Pendidikan Bisa Apa?

30 Agustus 2024   12:40 Diperbarui: 30 Agustus 2024   13:10 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun banyak orang memiliki penilaian negatif dengan orang yang berpendidikan tinggi tetapi masih saja tekena penipuan, padahal penipuan sendiri tidak berpatokan dari tinggi rendahnya pendidikan yang ditempuh. Pendidikan membentuk adab yang baik, dengan berlandaskan nilai-nilai dan norma. Namun penipuan yang dijadikan sebagai pekerjaan sedangkan hutang masih belum lunas merupakan permasalahan hidup yang cukup merugikan. Pendidikan yang utama menurut Ki Hajar Dewantara terletak di keluarga, karena dari sana membentuk karakter, budi pekerti, dan cara berpikir. Tugas utama terlihat pendidikan bagi anak-anaknya. (Sania Amaliyah, UPI, 2021).

Indonesia masuk dalam kategori tingkat pornografi dan judi online tertinggi. Dampak dari kemajuan teknologi bukan hanya positif, tetapi juga negatif, dapat dilihat dari dua, yaitu mempengaruhi kesehatan dan keamanan.(wening, 2024). Kesehatan fisik ataupun mental/kejiwaan, kemudian keamanan dilihat dari penipuan, yang dapat mengambil uang, atau harta lainnya, sehingga tidak aman. Masalah yang terjadi akibat dampak negatif internet, dapat juga diatasi dengan pendidikan dari keluarga dan pendidikan agama misalnya melalui pencegahan, akan tetapi terkadang tidak semua orang menyadarinya. 

Di luar sana pendidikan agama hanya membahas persoalan keagamaan, dan hubungan dengan sesama manusia, padahal pendidikan agama bisa berhubungan kemana saja, "kenapa harus bawa-bawa agama?", karena dengan agama berarti menyadari akan keTuhanan, sehingga bisa sadar untuk tidak berbuat merugikan diri sendiri dan lingkungan, karena kalau berbuat buruk akan mendapatkan balasan yang buruk juga. segala sesuatunya tidak berlebih-lebihan. Beribadah kepada Tuhan memang terkadang tidak sejalan lagi dengan perilaku seseorang, pada akhirnya kembali ke masing-masing individu.

Masalah hutang ada kaitan erat dengan Kemiskinan. Kemiskinan itu adalah tidak punya atau tidak bisa makan dengan makanan yang sehat, bahkan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, sandang, pangan, papan, mengalami kesulitan. Miskin apakah dilihat dari rumah saja, tentu bisa juga, bisa dari faktor dalam diri, kesadaran diri juga. Kaya apakah punya segala-galanya, begitulah yang dihadapkan pada realita. 

Orang-orang berburu dapat penghasilan dengan gaji besar. Pemimpin di Lampung Selatan, memberikan program bantuan rumah, bagaimana bila semua minta dibuatkan rumah, maka rumah boleh juga, tetapi lihat lagi latar belakang keluarga yang memperoleh rumah. Rumah geribik bisa bocor saat hujan, sehingga buat belajar dan tidur akan kesusahan, akan tetapi ini ada rumah yang hancur akibat keinginan yang tinggi dengan cara pinjam dana atau hutang dengan bunga yang lumayan, dengan syarat yang mudah, juga tidak bisa membedakan keinginan dan kebutuhan. 

Hutang bukan masalah umum, melainkan privasi dari setiap individu ataupun keluarga, akan tetapi dampaknya merugikan sekali. Sebagai saksi melihat kejadian bertengkar pasangan suami istri, yah menonton gratis, menyasar masuk ke halaman rumah. Pemicu masalah ekonomi menjadi ancaman yang serius, KDRT ataupun gantung diri. Bunuh diri tidak terjadi hanya di rumah, tetapi ada yang sampai di sekolah, tentu menjadi gambaran kisah menyedihkan tentang pendidikan. Media sosial juga menjadi pengaruh yang luar biasa, semua dikembalikan ke pelaku yang bermain HP, sedangkan jika masih anak-anak bisa diarahkan.  Pendidikan andragogi itu ada, pendidikan untuk orang dewasa atau orang tua, sehingga mengurangi pornografi yang menjalar kekerasan sekssual. 

Daftar Pustaka

Ista Maharsi, S.S., M.Hum. Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya, Benarkah?. (Universitas Islam Indonesia : Yogyakarta). https://fpscs.uii.ac.id/blog/2019/07/12/buah-jatuh-tak-jauh-dari-pohonnya-benarkah/.   

Sania Amaliyah. Konsep Pendidikan Keluarga Menurut Ki Hadjar Dewantara. Universitas Pendidikan Indonesia, 2021.

Penulis : Yesi Wening Sari. Alumni Pendidikan Agama Islam. 2016-2020. Universitas Islam Indonesia, suka membaca, dan berkreativitas.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun