Mohon tunggu...
Yesita Kumala
Yesita Kumala Mohon Tunggu... Lainnya - Freshgraduate UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Teruslah menulis. Paling tidak, orang-orang tahu kalau kamu masih hidup".

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Luka ini abadi selamanya

16 Desember 2024   19:19 Diperbarui: 26 Desember 2024   14:51 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang luka yang ku redam sendiri
Pamitmu yang membawa sosok baru
Sakit yng tidak bisa kusuarakan
Terpaku, membisu, bungkap di sepanjang hari.

Perihal memaafkan
Bukan lah sesuatu yang mudah
Ditengah lukaparahku
Mereka merayakan
Lalu ditutup hanya dengan Maaf

Ratusan malam kulalui dengan air mata
Mewaraskan pikiran yang rusak
Menata ulang hati yang hancur lebur
Lalu maaf ??

Luka ini abadi selamanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun