Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Financial

QRIS Cross Border Mendukung Inklusivitas Ekonomi dan Keuangan Digital

16 Juni 2023   11:39 Diperbarui: 16 Juni 2023   11:53 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok: pribadi
dok: pribadi

dok: pribadi
dok: pribadi

Akhirnya saya pun melakukan pembayaran dengan QRIS melalui aplikasi e-wallet DANA. Setelah saya melakukan scan QR Code, mata uang Rupiah yang saya miliki dalam saldo DANA langsung otomatis terkonversi ke mata uang Baht milik Thailand, begitupun dengan total harga barang yang perlu saya bayarkan. Maka, dengan mudahnya saya melakukan konfirmasi untuk melanjutkan dan melakukan pembayaran melalui scan QR Code dengan QRIS.

Jujur, hal ini tentu memberikan kemudahan tersendiri bagi saya pribadi, baik dari segi efisiensi, efektivitas, maupun keamanan karena saya tidak perlu membawa uang secara tunai/cash ataupun melakukan penukaran ke mata uang asing ketika melakukan perjalanan ke luar negeri. Hal ini semakin menekankan bahwa QRIS memang diperlukan untuk memperluas akseptasi pembayaran nontunai nasional secara lebih efisien. Inilah bukti nyata dan praktik baik bahwa QRIS Cross Border menjamin konektivitas sistem pembayaran ASEAN guna menuju perekonomian yang lebih integratif khususnya di negara-negara ASEAN.

Pengalaman saya dalam bertransaksi di merchant Bangkok, Thailand dengan menggunakan QRIS sejalan dengan tema penerapan QRIS yaitu UNGGUL (UNiversal, GampanG, Untung dan Langsung). Keunggulan yang dimiliki oleh QRIS benar-benar saya rasakan tidak hanya di dalam negeri tapi juga ketika melakukan transaksi pembayaran di luar negeri. Proses transaksinya juga berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, sehingga tercipta efisiensi.

dok: Global FINDEX, 2021 diolah)
dok: Global FINDEX, 2021 diolah)

Saya pun mencoba melakukan olah data dan analisa sederhana berdasarkan data The Global Findex tahun 2021 guna melibat sebaran beberapa indikator antara lain penggunaan telepon dan internet; kepemilikan telepon; pembayaran digital; dan pembayaran pada merchant dengan menggunakan telepon pada negara-negara ASEAN. Hasil sebaran menunjukkan bahwa pangsa pasar di Thailand memang merupakan ekosistem yang potensial kaitannya dengan pembayaran digital.

dok: Global FINDEX, 2021 (diolah)
dok: Global FINDEX, 2021 (diolah)

dok: Global FINDEX, 2021 (diolah)
dok: Global FINDEX, 2021 (diolah)

Selain itu, secara keseluruhan terlihat bahwa kepemilikan telepon dan pembayaran digital cukup tinggi pada beberapa negara ASEAN seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia. Sehingga hal ini dapat menjadi peluang yang potensial bagi Indonesia dalam menjalin kerjasama guna meningkatkan upaya konektivitas, kolaborasi dan integrasi proses pembayaran digital. Hal ini senada dengan hasil survei Digital Competitiveness Index terbaru yang dirilis oleh East Ventures pada tahun 2023 yang memotret metode pembayaran yang paling sering digunakan dimana posisi tertinggi adalah e-wallet (81%) lalu disusul oleh QR Code/QRIS sebesar 31%.

Bank Indonesia sendiri terus melakukan upaya akselerasi digitalisasi sistem pembayaran guna memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi dalam hal transaksi ekonomi dan keuangan digital yang cukup berkembang pesat diantaranya dapat terlihat melalui upaya akseptasi dan preferensi masyarakat khususnya melalui kemudahan sistem pembayaran digital. Implementasi standar nasional QR Code juga telah didukung dengan adanya penerbitan regulasi diantaranya penerbitan PADG No. 23/8/PADG/2021 tanggal 30 April 2021 tentang Perubahan PADG No. 21/18/PADG/2019 tentang Implementasi Standar Nasional QR Code untuk pembayaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun