Feeling 22...
Everything will be alright...
Penggalan lirik lagu Taylor Swift tersebut seolah mewakili perasaan bangga saya ketika menginternalisasi semangat juang Indonesia dalam rangka pembuktian diri sebagai bangsa yang besar serta momentum mengukir sejarah kepesertaannya sebagai anggota negara G20 sejak 1999 silam, hingga disahkan sebagai pemegang Presidensi G20 di tahun 2021 dan pelaksanaannya di tahun 2022. Luar biasa!
Perasaan bangga yang saya alami bukan tanpa alasan, mengingat posisi Indonesia di G20 sebagai satu-satunya anggota ASEAN dan G20 yang berperan penting dalam pemulihan kesehatan dan perekonomian dunia. Indonesia menduduki peringkat 10 dalam daftar paritas daya beli (Purchasing Power Parity) di antara anggota G20. Indonesia juga menjadi kekuatan pasar baru (New Established Emerging Market) dengan PDB di atas US$ 1 Triliun.
OJK (2018) juga melansir bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai bagian dari negara anggota G20 merupakan salah satu yang tertinggi, setelah India, Tiongkok, dan Turki. Selain itu, dari segi jumlah penduduk, Indonesia menempati posisi ke-4 jumlah penduduk terbanyak di negara G20, sebagaimana dilansir oleh Worldmeters (2022), setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Lebih lanjut, Trading economics (2022) melansir tingkat inflasi tahunan Indonesia sebagai bagian dari negara G20 termasuk rendah. Inflasi di Indonesia masih terhitung terkendali jika dibandingkan dengan negara-negara anggota G20 lainnya.
Tepat pada hari Senin tanggal 11 Juli 2022, saya mengikuti pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 secara virtual yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia, dengan tema "Advancing Digital Economy and Finance: Synergistic and Inclusive Ecosystem for Accelerated Recovery" dengan tagline "Collaboration and Synergies". Kegiatan ini merupakan side event G20. Hal ini merupakan salah satu langkah kongkrit integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital, hasil kolaborasi Bank Indonesia bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI serta asosiasi.
G20, Forum Apa?
Perlu dipahami bahwa G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang memiliki kelas pendapatan menengah hingga tinggi, negara berkembang hingga negara maju, dimana Indonesia merupakan salah satunya. G20 tidak memiliki pemimpin atau ketua tetap. Fungsi presidensi dipegang salah satu anggota selama satu tahun. Saat ini, Indonesia berkesempatan sebagai pemegang Presidensi G20.
Forum internasional G20 menjadi bagian penting dunia karena merepresentasikan lebih dari 2/3 penduduk dunia, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia. Forum G20 membahas dua arus isu yakni Finance Track dan Sherpa Track. Finance Track sendiri fokus pada jalur pembahasan isu keuangan, diantaranya adalah tentang inklusi keuangan. Sedangkan Sherpa Track fokus pada jalur pembahasan di bidang-bidang yang lebih luas di luar isu keuangan diantaranya adalah tentang ekonomi digital.
Agenda/pertemuan dalam G20 diantaranya adalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)/Leaders' Summit yang merupakan puncak dari proses pertemuan G20, yaitu rapat tingkat kepala negara/pemerintahan. Tahun ini pelaksanaan KTT G20 adalah di Bali. Adapun dalam rangka pembahasan Finance Track nantinya melalui Deputies meetings. Serta, Sherpa meetings untuk pembahasan Sherpa Track. Dan masih ada agenda pertemuan lainnya yang membahas isu prioritas sektor melalui kelompok kerja (working groups) dan pertemuan forum dialog yang menjadi bagian dari G20 dengan membahas isu tertentu secara khusus dan mendalam.
Presidensi G20Â Indonesia, Kiprah Selama 22 Tahun
Tema Presidensi G20 Indonesia kali ini "Recover Together, Recover Stronger". Tema ini merupakan ajakan bagi seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan. Seperti kita ketahui bersama, tidak mudah menjalani dan melewati pandemi selang 2 tahun terakhir ini.
Indonesia berperan aktif dalam beberapa inisiatif di forum G20. Kebermanfaatan yang diperoleh Indonesia sebagai Presidensi G20 tentu saja sangat banyak. Diantaranya adalah sebagai Presidensi G20 di tengah pandemi tentu saja membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis. Selain itu merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya. Momentum presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan perekonomian Indonesia. Mengingat Indonesia memperoleh kesempatan tersebut di masa 22 tahun kepesertaannya sebagai anggota negara G20.
Di satu sisi, kebermanfaatan yang diperoleh sebagai Presidensi G20 bagi Indonesia adalah dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia. Serta, kesempatan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional, khususnya dalam pemulihan ekonomi global. Tidak lupa hal tersebut membuat Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia, khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan. Serta yang terpenting tentunya pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia menjadi sarana memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia, dalam rangka menuju pemulihan ekonomi. Hal ini semakin menegaskan bahwa G20 memiliki dampak ekonomi yang bagus untuk Indonesia.
Adapun isu prioritas yang akan dibahas pada Presidensi G20 dalam rangka memahami tantangan dan perlunya tindakan kolektif, maka Indonesia berfokus pada beberapa pilar utama Presidensi G20 2022 diantaranya adalah "Transformasi Digital dan Ekonomi", mengingat hal ini juga telah menjadi salah satu isu prioritas dalam RKP 2023.
Momentum Transformasi Ekonomi Digital melalui Presidensi G20 Indonesia
Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa fokus kepresidenan G20 Indonesia termasuk memprioritaskan diantaranya upaya menumbuhkan ekonomi digital. Indonesia menggarisbawahi dukungan terhadap ekonomi digital dalam Presidensi G20 Indonesia tahun 2022. Agenda G20 dianggap dapat menjadi momentum untuk percepatan transformasi digital. Hal ini menunjukkan adanya komitmen dari pemerintah dalam mengakselerasi perkembangan sektor digital agar dapat bersaing dengan negara lainnya.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah mengembangkan tiga isu prioritas dalam Digital Economy Working Group, yang meliputi pemerataan akses digital, literasi digital, dan arus lintas data. Agenda G20 dianggap dapat menjadi momentum untuk percepatan transformasi digital. Hal ini menunjukkan adanya komitmen dari pemerintah dalam mengakselerasi perkembangan sektor digital agar dapat bersaing dengan negara lainnya. Adapun agenda prioritas kelompok kerja ekonomi digital yaitu: Konektivitas dan pemulihan pasca COVID-19; Keterampilan dan literasi digital; dan Aliran data lintas perbatasan dan arus data dengan kepercayaan.
Pilar-pilar kunci (building blocks) Indonesia dalam rangka mencapai era ekonomi digital sudah terbentuk diantaranya adalah pilar ekonomi digital yang berkelanjutan. Upaya mendorong ekonomi digital berkelanjutan diantaranya dapat dilakukan melalui pemerataan daya saing digital yang inklusif. Indeks daya saing digital secara nasional tahun 2022 mendapatkan skor 35,2. Berdasarkan rilis data dari EV-DCI 2022, Sub-indeks Input dengan pilar pembentuk terdiri dari Sumber Daya Manusia (SDM), penggunaan TIK, dan pengeluaran untuk TIK mendapatkan poin 36,9. Untuk sub-indeks Output yang dibentuk oleh pilar perekonomian, kewirausahaan, dan produktivitas dan ketenagakerjaan memiliki poin 30,9. Sementara sub-indeks Penunjang dengan pilar infrastruktur, keuangan, serta regulasi dan kapasitas pemerintah daerah mendapatkan skor 46,1.
Pada 2022, Indonesia mulai menuju era keemasan digital. Perkembangan ekonomi digital Indonesia semakin menunjukkan peningkatan, dengan didorong oleh momentum besar pandemi dan didukung oleh upaya pemerintah dalam memperluas infrastruktur internet dan menjadikannya lebih terjangkau bagi seluruh pelosok nusantara. Salah satu dampak signifikan pandemi COVID-19 adalah akselerasi transformasi digital di Indonesia. Strategi pengembangan ekonomi digital perlu disusun dengan mengetahui potensi dan kebutuhan pengembangan di masing-masing daerah, sehingga kebijakan yang akan diterapkan lebih tepat sasaran. Selain untuk pemulihan ekonomi, potensi ekonomi digital masih sangat besar untuk dikembangkan. Dalam perspektif yang lebih luas, ekonomi digital dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi pasca pandemi. Pasca pandemi, Indonesia perlu untuk tidak hanya berhenti pada usaha-usaha pemulihan ekonomi, namun juga menargetkan peningkatan ekonomi agar dapat bounce back mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari tingkat perekonomian sebelum pandemi.
Fokus Presidensi G20 Indonesia pada Agenda Prioritas Finance Track Bidang Keuangan Digital
Bank Indonesia termasuk ke dalam susunan panitia nasional penyelenggara Presidensi G20 Indonesia (berdasar Keppres No. 18/2021) khususnya di bidang Finance Track. Respon kebijakan Bank Indonesia ditempuh melalui berbagai langkah penguatan bauran kebijakan diantaranya bersama Kementerian Keuangan menyukseskan agenda prioritas jalur keuangan Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022. Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk proaktif dan responsif dalam mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital nasional, yang tercermin dalam penerbitan Cetak Biru Sistem Pembayaran Indonesia 2025.
Misalnya, pemerintah terus berkomitmen untuk meningkatkan sistem pembayaran digital yang ditunjukkan dengan peluncuran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) pada bulan Agustus 2019. QRIS menyediakan kode QR tunggal untuk pedagang dalam rangka memfasilitasi pembayaran di berbagai metode/aplikasi pembayaran. Berdasarkan laporan, implementasi QRIS berjalan dengan sukses. Hingga November 2021, jumlah merchant yang terintegrasi dengan QRIS mencapai 12,11 juta dan jumlah transaksi meningkat 264% (YoY) hingga 40 juta Selain itu, akumulasi nilai transaksi meningkat 248% (YoY) mencapai Rp 2,9 triliun.
Agenda prioritas Finance Track antara lain: Perpajakan internasional; Sistem pembauran di era digital; Inklusi keuangan digital dan pembiayaan UKM; Keuangan berkelanjutan; dan Mengatasi scarring untuk mengamankan pertumbuhan di masa depan. Agenda ini perlu dikolaborasikan dalam bentuk rencana aksi untuk Presidensi dengan agenda prioritas Sherpa Track khususnya terkait transformasi ekonomi dengan manfaat digitalisasi. Hal ini guna menciptakan comprehensive exit strategy untuk pemulihan global.
Di satu sisi, program literasi keuangan digital juga perlu ditingkatkan agar masyarakat semakin memahami produk dan layanan keuangan serta semakin mudah dalam mengadopsi pembayaran digital. Layanan keuangan digital/fintech di Indonesia meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir. COVID-19 telah menjadi katalis tak terduga yang mempercepat transformasi digital dan teknologi.
Jadi, "Recover Together, Recover Stronger", bukan sekedar jargon belaka. Melainkan upaya persuasif bangsa yang besar, Indonesia. Untuk saling bahu membahu bangkit dan pulih bersama. Semacam pepatah 'Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh'. Maka, tidak ada kata mustahil untuk mencapai tujuan besar secara bersama-sama. Pemulihan ekonomi sudah di depan mata, melalui kolaborasi dan sinergi isu transformasi ekonomi dan keuangan digital. Mari jadi bagian dari sejarah Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022!
Referensi:
- Bank Indonesia. 2022. Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2022
- East ventures. 2022. Digital Competitiveness Index: Menuju Era Keemasan Digital Indonesia
- Keputusan Presiden No. 18/2021 tentang Susunan Panitia Nasional Penyelenggara Presidensi G20 Indonesia
- Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia 2021
- Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 115/2021 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2022: Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural
cat: tulisan diikutsertakan dalam G20 BI-Stronger Fest Article Writing Challenge
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H