Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Kredit Tanpa Agunan, Jaminannya Kepercayaan

29 September 2018   09:55 Diperbarui: 5 November 2018   11:38 10346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Selamat pagi, apakah benar ini dengan Mba Yesi?"

"Ya. Benar dengan saya sendiri. Ini dengan siapa?"

"Saya dari Lembaga Pinjaman X, Mba. Mohon maaf, ingin mengingatkan. Bahwa hari ini pembayaran angsuran cicilan batas waktu hingga pukul 16.00. Terimakasih"

"Oia, Mba. Baik terimakasih atas pengingatnya" 

Berikut merupakan sedikit cuplikan ilustrasi percakapan antara si pengutang dan penagih utang, hehe.

kompasiana.com
kompasiana.com
Terlepas dari pengingat yang saban hari diperoleh ketika lupa melakukan pembayaran dikarenakan kesibukan yang terkadang menghampiri, saya merasa beruntung karena hal tersebut seumpama bentuk perhatian. Serta tentunya menjadi arahan agar saya lebih optimal lagi melakukan manajemen dalam perencanaan keuangan. Hal ini agar saya dapat melakukan pembayaran secara tepat waktu sehingga secara tak langsung dapat melatih diri menjadi orang yang terpercaya.


Semenjak memperoleh penghasilan sendiri, saya tentunya secara mutlak berperan dalam mengatur pola pengeluaran dan manajemen keuangan, tidak terkecuali dalam berhutang. Tapi, sejatinya minimal ada dua peraturan utama dalam berhutang yang mesti dipahami dan sebaiknya dipatuhi, yaitu:

  • Total keseluruhan hutang cicilan tidak boleh melebihi 30 persen dari total penghasilan. Sebagai contoh, gaji bulanan saya ialah sebesar Rp 18 juta. Maka, sebaiknya hutang cicilan bulanan saya tidak boleh melebihi dari Rp 5,4 juta tiap bulannya. Besaran 30 persen ini menjadi pakem dan faktor pembatas demi keamanan pembayaran hutang angsuran sehingga mencegah terjadinya kredit macet kedepannya.
  • Jumlah total hutang secara keseluruhan maksimal 50 persen dari total aset.Nah, semisal saya memiliki sebidang tanah seluas 400 meter persegi yang sekarang harga jualnya berada di kisaran Rp 1 juta per meter, serta memiliki simpanan berupa deposito Rp 100 juta sehingga total aset yang saya miliki berada di kisaran Rp 500 juta. Maka, total hutang secara keseluruhan yang bisa saya miliki ialah maksimal Rp 250 juta. Apakah hutang tersebut dalam bentuk cicilan angsuran mobil, apartemen dan/atau rumah.

Dari pelbagai jenis kredit yang ada, terdapat istilah Kredit Tanpa Agunan (KTA). Kredit jenis ini merupakan pinjaman yang ditujukan untuk para individu yang ingin melakukan pinjaman tanpa harus menjaminkan aset apapun sebagai jaminan.


KTA sering kali ditawarkan oleh pihak perbankan untuk membantu pemenuhan kebutuhan. Jumlah pengajuan KTA biasanya dibatasi oleh bank karena tanpa agunan yang menjadi jaminan. KTA juga disebut kredit layak tanpa agunan. Bisa disebut tanpa agunan karena tidak memakai jaminan sebagaimana pinjaman lain. Tapi, sebenarnya KTA secara tersirat memiliki agunan yaitu berupa tingkat kepercayaan si pemberi modal kepada penerima modal.

Berkenaan dengan hal tersebut, terdapat beberapa hal yang perlu diketahui tentang KTA ini diantaranya ialah:

  • KTA memiliki tenor pinjaman yang relatif pendek yaitu 1 -- 5 tahun
  • Bunga KTA yang ditawarkan dari setiap bank bervariasi
  • Plafon pinjaman KTA bervariasi di setiap bank
  • Proses pengajuan kredit KTA relatif cepat dan tidak berbelit-belit
  • Tentukan tujuan terlebih dahulu sebelum melakukan pinjaman KTA

Di level pemerintah sendiri, dikenal istilah kredit Ultra Mikro yang merupakan kredit tanpa agunan dengan pinjaman maksimal Rp 10 juta. Kredit ini menyasar masyarakat menengah kebawah yang membutuhkan pinjaman lunak sebagai modal usaha produktif. Demikianlah, arah kebijakan jasa keuangan Indonesia saat ini guna mewujudkan pembiayaan yang kreatif dalam mendukung keuangan inklusif. Mengingat saat ini proses peminjaman dapat dilakukan dengan mudah melalui basis teknologi dan informasi (fintech P2P lending).

Lembaga pemberi pinjaman diantaranya bank, yang selama ini dikenal dengan keribetannya dalam pengajuan proses pinjaman, saat ini semakin memberi kemudahan. Akses pinjaman yang mudah, tanpa agunan dan proses yang cepat dalam upaya mewujudkan financial digital solution menjadikan proses peminjaman menjadi semakin cepat, mudah dan murah.

Fasilitasi KTA oleh pihak perbankan kepada perorangan untuk keperluan pribadi dapat berupa: Suku bunga ringan flat per bulannya dengan angsuran fixed/tetap; Maksimal pinjaman kredit mencapai puluhan juta rupiah; Sistem pembayaran autodebet dari rekening nasabah; Minimal penghasilan bersih Rp 3 juta-an; Dokumen pengajuan yang sederhana yaitu KTP, NPWP dan slip gaji; serta jangka waktu kredit/tenor yang cukup. Satu hal yang paling menyenangkan adalah bebas biaya/tarif provisi dan administrasi!


Adapun tips dan trik pengajuan KTA sebagaimana berikut ini:

  • Salah satu solusi untuk mendapatkan dana secara cepat adalah dengan mengajukan KTA. Tapi, pastikan mengajukan KTA dari bank yang memiliki kredibilitas tinggi dan terdaftar di OJK
  • Dalam mengajukan KTA, pergunakan sesuai dengan kebutuhan. Jangan melakukan pinjaman hutang untuk menutup hutang yang lain. Jumlah cicilan per bulan sebaiknya jangan melebihi 30 persen dari pendapatan.
  • Ketika mengajukan KTA, perhatikan tanggal dan cara pembayaran pinjaman. Pastikan tanggal tidak menyulitkan agar dapat dilakukan tepat waktu dan tidak ada denda. Pastikan juga mekanisme pembayaran sudah sesuai, seperti autodebit dari rekening, transfer dan sebagainya.
  • Jika ingin pengajuan KTA cepat disetujui, pastikan semua dokumen yang dibutuhkan lengkap dan akurat.

Mengingat hal tersebut, KTA memberikan beragam keuntungan diantaranya ialah sepanjang track record bagus, maka pinjaman akan mudah cair. Selain itu, bila semua dokumen yang dibutuhkan jelas, maka pinjaman KTA ini mudah prosesnya.

Biasanya cicilan KTA tetap dan sudah ditentukan di awal terlebih dahulu. Jadi, kita bisa mengambil cicilan sesuai kemampuan. Jangka waktunya pun menyesuaikan dengan kemampuan membayar.

Akhir kata, pengingat yang juga ingin saya sampaikan kepada khalayak sekalian ialah "Berhati-hatilah saat mengambil kredit, agar kekayaan Anda tidak berkurang". Sebaiknya apapun jenis kredit yang diambil, hendaknya dapat meningkatkan kehidupan dan bukannya menjerumuskan.

Patut dipahami bahwa besar kecilnya kredit yang diajukan akan menentukan cara kita berpikir kedepannya. Yang pasti, semakin besar jumlah kreditnya maka kita harus bersiap diri memikirkan cara untuk melunasinya. Oleh karenanya, bijaklah dalam berhutang. Salam, take your money everywhere! 

NETIZEN STORY cerita kolaborasi Kompasiana.com dengan
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun