Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menempuh 344 Anak Tangga Golden Mountain Bangkok dengan Lega Berkat Geliga

3 Januari 2018   20:46 Diperbarui: 3 Januari 2018   21:16 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menempuh 344 anak tangga di Golden Mountain Bangkok (dok: pribadi)

Setelah bersabar selama kurang lebih tiga tahun lamanya (plus menabung, berhemat, berdoa dan lain-lain), akhirnya paspor dapat digunakan untuk pertama kalinya. Hore! Negara pertama yang beruntung untuk dikunjungi tersebut adalah: Thailand! Ya, tepatnya Bangkok yang merupakan ibukota Thailand.

Saya bersama teman-teman seperjalanan "Womens Bangkok Journey" tiba di Bandara Don Mueng, Bangkok pada siang hari. Kami disambut cuaca yang panas karena bulan Mei memang merupakan musim panas di Bangkok. Sekilas Bangkok mirip Jakarta (mulai dari gedung bertingkat hingga kemacetannya, hehe).

Bagian yang paling berkesan dari perjalanan kali ini ialah kesempatan kami menjajal beberapa tempat wisata dengan berjalan kaki! Kami menyusuri jalanan ibukota dan sesekali berinteraksi dengan penduduk lokal terutama para pedagang setempat. Sekedar menanyakan harga dan bila beruntung diperkenankan menawar barang dagangan tersebut.

Menyusuri jalanan ibukota Bangkok Thailand (dok: pribadi)
Menyusuri jalanan ibukota Bangkok Thailand (dok: pribadi)
Pedestrian yang nyaman di kota Bangkok (dok: pribadi)
Pedestrian yang nyaman di kota Bangkok (dok: pribadi)
Pada hari berikutnya, kami menuju Golden Mountain Srakesa Temple, Bangkok Thailand. Tempat wisata ini buka tiap pukul 8 pagi hingga 8 malam. Tiket masuk tempat wisata ini sebesar 20 Baht per person atau sekitar Rp 8000 per orang (1 Baht = Rp 400). Murah meriah, kan?

Tiket masuk Golden Mountain Bangkok (dok: pribadi)
Tiket masuk Golden Mountain Bangkok (dok: pribadi)
Menyenangkannya lagi melalui melalui Golden Mountain ini kita bisa menyaksikan lanskap kota Bangkok 360 derajat, lho! Alias kita bisa menikmati keseluruhan pemandangan kota Bangkok dari ketinggian. Wow!

Golden Mountain tampak dari kejauhan (dok: pribadi)
Golden Mountain tampak dari kejauhan (dok: pribadi)
Semangat menempuh 344 anak tangga menuju puncak (dok: pribadi)
Semangat menempuh 344 anak tangga menuju puncak (dok: pribadi)
Sesekali berfoto melepas lelah (dok: pribadi)
Sesekali berfoto melepas lelah (dok: pribadi)
But, no pain no gain. Kita perlu menempuh sekitar 344 anak tangga untuk mencapai puncak Golden Mountain. Itu berarti kita harus menyiapkan kaki yang kuat untuk melangkah. Cemas?  Tidak lagi! Karena, saya sudah menyiapkan Geliga Krim yaitu krim otot yang membebaskan saya dari rasa pegal. Geliga Krim memberikan saya rasa lega karena mampu menempuh 344 anak tangga (yang kalo ditotal naik turun berarti 688 anak tangga!) untuk melihat pemandangan kota Bangkok yang indah.

Lanskap kota Bangkok (dok: pribadi)
Lanskap kota Bangkok (dok: pribadi)
Lanskap kota Bangkok yang indah (dok: pribadi)
Lanskap kota Bangkok yang indah (dok: pribadi)
Bagaimana sih awal mula perkenalan dengan Geliga Krim?


Beberapa waktu belakangan ini (seiring usia yang terus bertambah, ups!) saya sering merasakan pegal dan nyeri di pergelangan kaki dan betis. Apalagi tiap sehabis berjalan jauh atau sepanjang perjalanan pulang pergi berdiri di KRL Bogor-Jakarta-Bogor (fyi, saya merupakan seorang komuter).

Bahkan terkadang sebulan sekali saya harus menyempatkan diri untuk melakukan body massage di salon langganan semata untuk menghilangkan lelah dan kepenatan sembari dipijat bagian kaki tepatnya di betis dan pergelangan kaki.

Pernah suatu waktu mbak-mbak pijetnya sampai bilang "Kok, kaku banget sih mbak betisnya?". Saya hanya mengiyakan sembari meringis pelan dan menjelaskan kalau sekarang badan mudah capek apalagi di bagian kaki. Mbak nya lalu menyarankan "Coba deh mbak pake krim otot, Geliga krim misalnya. Nggak lengket, cepat meresap dan hangatnya nyess"

Krim otot Geliga Krim teman setia perjalanan (dok: pribadi)
Krim otot Geliga Krim teman setia perjalanan (dok: pribadi)
Nah, semenjak itu krim otot Geliga selalu menjadi teman perjalanan yang setia. Sekali oles langsung nyess. Tidak hanya untuk mengatasi pegal dan kelelahan dalam perjalanan, Geliga Krim membantu meredakan sakit dan nyeri punggung, pundak, nyeri pada persendian, keseleo, kram dan masalah otot lainnya.

Kandungan Menthol dan Menthyl Salicylate dalam Geliga Krim memungkinkan saya untuk bebas melangkah kemana saja dan kapan saja. Pokoknya bebas pegal, deh! Buktinya, saya mampu naik turun 344 anak tangga di Bangkok Thailand tanpa pegal dan tanpa keluh kesah. No drama, haha!

Bebas pegal, bebas kemana aja (dok: pribadi)
Bebas pegal, bebas kemana aja (dok: pribadi)
Berkat Geliga Krim perjalanan kali ini di Bangkok Thailand terasa sangat nyaman dan berkesan karena terbebas dari gangguan. Sungguh perjalanan yang asyik! Tapi, "ancaman" kepegalan ternyata belum usai. Sepulang dari Bangkok saya dihubungi atasan di tempat kerja untuk melakukan perjalanan lapang ke daerah. 

Oleh karenanya, sekembalinya ke tanah air tepatnya tengah malam tiba di Jakarta, saya langsung menuju Bogor untuk istirahat sejenak dan melanjutkan perjalanan esok hari ke wilayah Sukabumi hingga beberapa hari kedepan.

Keesokan harinya, saya sudah tiba di Sukabumi untuk melaksanakan pekerjaan survey di lapang. Setelah sebelumnya menempuh perjalanan Bangkok-Jakarta via jalur udara dengan menggunakan pesawat kurang lebih 3 jam perjalanan dilanjutkan dengan jalur darat menuju rumah di Bogor dengan menggunakan bus lalu taksi. 

Istirahat semalam pun belum optimal karena dilanjutkan dengan mengemas barang-barang menuju Sukabumi yang ditempuh pula dengan taksi.

Jalan asyik di Sukabumi sembari bekerja berkat Geliga Krim (dok: pribadi)
Jalan asyik di Sukabumi sembari bekerja berkat Geliga Krim (dok: pribadi)
Pegal? Pasti! Tapi, untunglah selalu ada Geliga Krim sebagai penyelamat. Pengalaman perjalanan kali ini menjadi cerita bebas pegal yang paling menyenangkan karena Geliga Krim memungkinkan saya melakukan perjalanan dan menuntaskan kewajiban serta tanggung jawab tanpa terhambat rasa pegal pada sekujur tubuh. Tetap sehat, tetap semangat! Terimakasih, Geliga Krim.

Facebook: Yesi Hendriani Supartoyo

Twitter: @yesihendriani

dok: kompasiana
dok: kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun