Setelah bersabar selama kurang lebih tiga tahun lamanya (plus menabung, berhemat, berdoa dan lain-lain), akhirnya paspor dapat digunakan untuk pertama kalinya. Hore! Negara pertama yang beruntung untuk dikunjungi tersebut adalah: Thailand! Ya, tepatnya Bangkok yang merupakan ibukota Thailand.
Saya bersama teman-teman seperjalanan "Womens Bangkok Journey" tiba di Bandara Don Mueng, Bangkok pada siang hari. Kami disambut cuaca yang panas karena bulan Mei memang merupakan musim panas di Bangkok. Sekilas Bangkok mirip Jakarta (mulai dari gedung bertingkat hingga kemacetannya, hehe).
Bagian yang paling berkesan dari perjalanan kali ini ialah kesempatan kami menjajal beberapa tempat wisata dengan berjalan kaki! Kami menyusuri jalanan ibukota dan sesekali berinteraksi dengan penduduk lokal terutama para pedagang setempat. Sekedar menanyakan harga dan bila beruntung diperkenankan menawar barang dagangan tersebut.
Menyusuri jalanan ibukota Bangkok Thailand (dok: pribadi)
Pedestrian yang nyaman di kota Bangkok (dok: pribadi)
Pada hari berikutnya, kami menuju Golden Mountain Srakesa Temple, Bangkok Thailand. Tempat wisata ini buka tiap pukul 8 pagi hingga 8 malam. Tiket masuk tempat wisata ini sebesar 20 Baht per person atau sekitar Rp 8000 per orang (1 Baht = Rp 400). Murah meriah, kan?
Tiket masuk Golden Mountain Bangkok (dok: pribadi)
Menyenangkannya lagi melalui melalui Golden Mountain ini kita bisa menyaksikan lanskap kota Bangkok 360 derajat, lho! Alias kita bisa menikmati keseluruhan pemandangan kota Bangkok dari ketinggian. Wow!
Golden Mountain tampak dari kejauhan (dok: pribadi)
Semangat menempuh 344 anak tangga menuju puncak (dok: pribadi)
Sesekali berfoto melepas lelah (dok: pribadi)
But, no pain no gain. Kita perlu menempuh sekitar 344 anak tangga untuk mencapai puncak Golden Mountain. Itu berarti kita harus menyiapkan kaki yang kuat untuk melangkah. Cemas? Â Tidak lagi! Karena, saya sudah menyiapkan
Geliga Krim yaitu krim otot yang membebaskan saya dari rasa pegal.
Geliga Krim memberikan saya rasa lega karena mampu menempuh 344 anak tangga (yang kalo ditotal naik turun berarti 688 anak tangga!) untuk melihat pemandangan kota Bangkok yang indah.
Lanskap kota Bangkok (dok: pribadi)
Lanskap kota Bangkok yang indah (dok: pribadi)
Bagaimana sih awal mula perkenalan dengan
Geliga Krim?
Beberapa waktu belakangan ini (seiring usia yang terus bertambah, ups!) saya sering merasakan pegal dan nyeri di pergelangan kaki dan betis. Apalagi tiap sehabis berjalan jauh atau sepanjang perjalanan pulang pergi berdiri di KRL Bogor-Jakarta-Bogor (fyi, saya merupakan seorang komuter).
Bahkan terkadang sebulan sekali saya harus menyempatkan diri untuk melakukan body massage di salon langganan semata untuk menghilangkan lelah dan kepenatan sembari dipijat bagian kaki tepatnya di betis dan pergelangan kaki.
Pernah suatu waktu mbak-mbak pijetnya sampai bilang "Kok, kaku banget sih mbak betisnya?". Saya hanya mengiyakan sembari meringis pelan dan menjelaskan kalau sekarang badan mudah capek apalagi di bagian kaki. Mbak nya lalu menyarankan "Coba deh mbak pake krim otot, Geliga krim misalnya. Nggak lengket, cepat meresap dan hangatnya nyess"
Krim otot Geliga Krim teman setia perjalanan (dok: pribadi)
Nah, semenjak itu krim otot Geliga selalu menjadi teman perjalanan yang setia. Sekali oles langsung nyess. Tidak hanya untuk mengatasi pegal dan kelelahan dalam perjalanan,
Geliga Krim membantu meredakan sakit dan nyeri punggung, pundak, nyeri pada persendian, keseleo, kram dan masalah otot lainnya.
Lihat Travel Story Selengkapnya