Berstatus mahasiswa, anak kuliahan serta anak kosan, tentu dituntut yang namanya kepraktisan…dan juga gratisan! Oleh karenanya, kartu Point Terminal (Ponta) yang saya miliki memudahkan saya ketika berbelanja di beberapa merchant minimarket tertentu khususnya yang mengusung jargon “Belanja puas, harga hemat”. Berhubung poin yang saya kumpulkan lumayan banyak, setiap waktu saya dapat menggunakan kartu Ponta ini untuk membayar total harga belanjaan tanpa mesti mengeluarkan uang tunai sepeser pun. Istilahnya di-redeem. Tapi, tentunya kartu Ponta hanya dapat digunakan untuk berbelanja di toko yang berlogo “Ponta” dan perlu dipastikan bahwa kartu Ponta kita di scan/swipe di mesin kasir/EDC pada setiap melakukan transaksi belanja guna mendapatkan poin.
Bukan hanya karena masih menyandang status mahasiswa, lantas tidak dapat berhedon ria, bukan? Sesekali saya senang menghibur diri sendiri. Semisal dengan mentraktir minum kopi. Saya biasanya menggunakan Starbucks Card untuk melakukan pembelian makanan atau minuman di gerai Starbucks. Kartu ini dapat diisi ulang dan pemeriksaan saldonya pun dapat dilakukan secara online via web.
Berhubung saya bukanlah pengguna kartu kredit, maka saya mulai membiasakan diri menjadi pengguna kartu debit. Jadi, dompet mulai jarang terisi uang tunai bila berbelanjadi supermarket. Adapun rekening yang digunakan untuk debit ialah rekening khusus yang memang rutin digunakan untuk berbelanja. Hal ini guna mensiasati agar tetap berperilaku hemat dan terkendali kendati tidak membawa uang tunai.
Setelah perkenalan kiat-kiat non tunai dengan menggunakan pelbagai macam kartu elektronik, kini saatnya kiat tanpa/non tunai dengan menggunakan aplikasi. Ragam aplikasi yang dimiliki dengan fungsinya masing-masing sebenarnya juga tidak kalah memudahkannya. Semisal, aplikasi berkendara online. Saya sering menggunakan aplikasi ojeg online dan taksi online. Selain lebih praktis, harga yang ditawarkan juga lebih terjangkau. Proses pembayaran juga dilakukan via online dengan sebelumnya terlebih dahulu melakukan top-up saldo di dalam aplikasi. Lagi-lagi saya tidak perlu melakukan pembayaran tunai ke abang ojegnya.
Pada akhirnya, pengembangan layanan keuangan digital yaitu kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan keuangan yang dilakukan dengan menggunakan sarana dan perangkat teknologi berbasis mobile atau web dalam rangka keuangan inklusif ini semakin familiar di tengah masyarakat. Layanan keuangan semacam ini dapat mendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Demikian lah sedikit cerita tentang bagaimana rasanya merasakan kemudahan bertransaksi tanpa uang tunai dan tentang hidup yang lebih praktis tanpa uang tunai.
Cat: Tulisan diikutsertakan dalam kegiatan blog competition bertema “Hidup 7 Hari Tanpa Uang Tunai” yang diselenggarakan oleh BCA dan Kompasiana.