Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Manajemen Persiapan: Bekal Pernikahan Ideal Raih Masa Depan Cemerlang

21 Agustus 2016   12:20 Diperbarui: 21 Agustus 2016   12:29 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesiapan umur tentu terkait dengan ukuran standar usia ideal untuk berumah tangga. Karena seringkali usia seseorang menunjukkan rekam jejak, pengalaman dan kematangan berpikir. Kesiapan umur pasangan akan menentukan pernikahan yang berpengaruh bagi kelangsungan hidup rumah tangga. Siapa sih yang mau biduk rumah tangganya kandas di tengah jalan? Tidak! Bukan perkara batasan umur dalam menikah, melainkan kesiapan dan kematangan umur guna meminimalisir risiko yang tidak diinginkan terutama bagi pihak perempuan yang notabene merupakan pihak yang cukup rentan terkait kehamilan. Intinya, perlu disadari bahwa kaum perempuan merupakan tempat menimba ilmu setiap generasi, sehingga di bawah bimbingannya lah akan lahir seseorang yang benar-benar hebat. Oleh karenanya, keteguhan dan kemantapan dalam mengatur waktu dan pengalokasiannya pada perkara penting merupakan cerminan diri dalam kesuksesan dan kesempurnaan pribadi. Tidak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan seorang perempuan adalah kesuksesan seluruh komponen umat.


Kendati seringkali kedewasaan tidak ditentukan oleh usia, bahkan usia ideal memulai pernikahan sekalipun, kita harus terus berproses dan berusaha menumbuhkembangkan bentuk kedewasaan diri. Karena perkara siap tidaknya seseorang untuk menikah hanya diri sendiri yang mampu menilai. Setidaknya idealnya usia seseorang berbanding lurus dengan kemantapan persiapannya.

Adapun ragam kesiapan lainnya yang patut untuk diperhitungkan diantaranya ialah kesiapan sosial yaitu siap untuk bertetangga, hidup rukun bermasyarakat dan membiasakan diri terlibat dalam kegiatan di kedua belah pihak keluarga atau masyarakat dengan kegiatan sosial. Berikutnya, kesiapan konsepsional berupa persiapan untuk memahami konsep pernikahan yaitu sebagai wadah terciptanya generasi penerus. The last but not least, ialah kesiapan spiritual yang menjadi poin utama yang perlu dipersiapkan menjelang pernikahan yaitu kesiapan untuk bersabar dan bersyukur dalam menghadapi semua masalah.

Terlepas dari pentingnya usia ideal untuk menikah guna meraih masa depan cemerlang dan gemilang, maka menjadi sosok istri ideal yang tidak bersaing dengan suaminya tentu menjadi pelengkap penting. Di dalam pernikahan istri mempunyai peran yang saling melengkapi dengan suami, tetapi kewajiban dan tanggung jawabnya tidak persis sama dengan suami. Sang istri perlu mengesampingkan keinginan pribadi dan melihat kesejahteraan suami dan anak-anak sebagai prioritas. Begitu pula sang suami perlu memainkan perannya sebagai seorang suami yang mencintai istri dan anak-anak.


Setidaknya, kisah Putri Jepara yaitu RA Kartini yang dipersunting petinggi pribumi yaitu seorang Bupati di usianya yang ke 24 (yang dalam pandangan orang Jawa, sudah masuk kategori “perawan tua”), menjadi pelajaran bahwa usia ideal bisa jadi faktor sufficient, tapi tipe ideal menjadi lebih necessary. Ibarat menyelami jati diri, karakter dan kehormatan wanita Jawa maka di lingkup masyarakat Jawa sendiri ada pendapat yang mengatakan bahwa bojo lebih mengacu pada hubungan fisik antara pria dan wanita, sementara jodho lebih mengacu pada hubungan batin antara pria dan wanita. Dengan demikian, bebojohan (persuami-istrian) yang ideal harus berdasarkan cinta kasih yang tulus dari hati.

Akhir kata, ayo meriahkan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXIII ini sebagai momentum menggaungkan menikah di usia ideal guna menyongsong masa depan gemilang dan cemerlang serta mewujudkan keluarga berkualitas, sejahtera dan mandiri.

Referensi:

  • Achmad S. 2015. Pesona Wanita dalam Khasanah Pewayangan. Penerbit Araska
  • Al-Faqih A. 2013. Manajemen Waktu untuk Wanita. Jakarta: Pustaka at-Tazkia
  • Hidayah M. 2014. Menjemput Jodoh Idaman. Klaten: Abata Press
  • Lampiran Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia. 2015.
  • Lemu A. 2001. Istri Muslim Ideal. Depok: Bina Mitra Press
  • Tempo. 2013. Gelap – Terang Hidup Kartini. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

Nb: tulisan diikutsertakan dalam Blogging Competition Kompasiana dan BKKBN “Nikah Usia Ideal, Raih Masa Depan Cemerlang”

dok: kompasiana
dok: kompasiana
Akun Facebook: Yesi Hendriani Supartoyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun