Banyak yang berkata bahwa lebih mudah untuk tumbuh menjadi kuat dalam situasi yang berat (itupun kalau selamat, sebab banyak juga yang mati dalam situasi yang tidak menentu) tetapi kalau mampu bertahan biasanya sangat bagus. Oleh karenanya Prof. BJ Habibie menginspirasi kita bahwa sejatinya dibutuhkan karakter yang baik, ulet, tekun dan tahan ketika dimasukkan dalam kondisi yang sulit. Hal inilah yang perlu dimiliki tiap pemimpin masa depan.
dok: pribadi
Kini 10 windu telah terlampaui, Prof. BJ Habibie kerap masih "risih" menyebut kata mimpi, sehingga digantinya menjadi cita-cita. Terlepas dari itu semua saya meyakini bahwa semakin besar mimpi atau cita-cita kita maka semakin besar kekuatannya. Mimpi besar yang mendapat dukungan banyak orang merupakan awal dari kenyataan. Kita pun kini dapat menikmati buah cita-cita beliau melalui mimpi besarnya yang telah mewujud dalam dunia kedirgantaraan tanah air. Sebagaimana dalam satu satu artikel yang ditulis oleh beliau berjudul “Sophisticated Technologies: Taking Root in Developing Countries” yang dipublikasi dalam jurnal Internasional Technology Management Vol. 5, No. 5 Tahun 1990 ketika beliau menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi. Artikel tersebut menjelaskan bahwasanya “…technology transfer based on the developed of true value – added processes. Appropriately applied, such processes become vehicles for the technological and industrial transformation of entire economies. Indonesia is taken as a case in point”
Melalui sosok Prof. BJ Habibie, saya melihat kekuatan seorang visioner. Beliau benar mencirikan jiwa seorang pemimpin yang melihat lebih banyak daripada yang dilihat orang lain, beliau melihat lebih jauh daripada yang dilihat orang lain dan beliau melihat sebelum yang lain melihatnya. Beliau benar menjadi sosok inspiratif bagi anak negeri.
Rasanya tidak berlebihan pula kalau saya menyebut Prof. BJ Habibie sebagai sosok pemimpin cerdas. Kepintaran secara intelektual tidak diragukan lagi, pun beliau unggul dalam kecerdasan emosional. Sebagaimana Jim Collins menyebutkan konsep tentang "Pemimpin Tingkat Lima" yaitu pemimpin yang tidak pernah berhenti melakukan yang terbaik yang bisa mereka kerjakan dan tidak pernah berhenti berjuang untuk menghasilkan sesuatu yang paling baik (hebat).
Prof. BJ Habibie melakoni karakteristik Pemimpin Tingkat Lima tersebut yang ditunjukkan melalui perangai rendah hati, kesederhanaan, keyakinan kuat, ambisi melakukan yang terbaik, tegas dalam bertindak dan semangat menabur untuk masa depan. Beliau tidak egois untuk menyimpan sendiri seluruh kepandaian, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki. Beliau selalu mengedepankan keberhasilannya sebagai keberhasilan orang-orang di sekitarnya.
Kekuasaan dalam eksistensinya pun tidak sempat membuat Prof. BJ Habibie gelap mata. Buktinya, ketika keadaan menjadi kacau cerminan jiwa pemimpin yang sejati terpancar dari sosok Prof. BJ Habibie yang tidak akan mencari kambing hitam tetapi akan mengatakan bahwa “Akulah yang bertanggungjawab”
Sebagaimana tantangan di puncak tangga yang merupakan keniscayaan maka diperlukan keberanian melakukan perubahan dan upaya menghadapi umpan balik baik positif maupun negatif. Prof. BJ Habibie menginspirasi seperti batu karang yang diterjang saat krisis. Beliau membuat kita percaya bahwa selalu ada anugerah di balik kegagalan.