Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gerakan Semesta: Ikhtiar Kolektif dalam Kosmos Pendidikan

22 Mei 2016   18:06 Diperbarui: 22 Mei 2016   18:17 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: selasarcom.tumblr.com

Sumber: selasarcom.tumblr.com
Sumber: selasarcom.tumblr.com
Oleh karenanya, diperlukan berbagai upaya tindak lanjut diantaranya melalui peningkatan kualitas, akses, relevansi, daya saing, profesionalisme, pembenahan, dan efisiensi di berbagai lini aspek permasalahan. Semua perlu bergerak bersama!

Bahkan RA. Kartini saja sudah semenjak 1903, telah menyatakan tentang pentingnya pendidikan dan ilmu pengetahuan untuk memajukan kaum perempuan. Kartini menegaskan bahwa dengan pendidikan, maka seorang perempuan tak perlu dipingit. Pendidikan, melalui sekolah dan cara-cara lain, akan melengkapinya dengan keahlian yang bisa menopang hidupnya sendiri, juga menentukan jalan hidupnya.

Kartini pun turun tangan mendidik kaumnya, kendati dia seorang ningrat dan keturunan priyayi. Kartini memberi atmosfer khas seorang perempuan yang idenya tidak didasarkan atas pola apapun yang pernah ada sebelumnya, tapi memberi arti bagi karakternya sendiri dan memberi bentuk serta wujud bagi suatu periode dalam sejarah Indonesia.

Kalau diijinkan sedikit berkisah, dulu saya pernah bercita menjadi Guru TK. Ketika itu mungkin terdengar janggal ketika ada seorang anak kecil yang berkeinginan kelak mengajar anak kecil lainnya. Tapi, sepertinya memang menyenangkan sekali, berbaur dan bergembira bersama. Sayangnya, sampai berpuluh tahun kemudian cita-cita tersebut belum pernah terealisasi. Hingga pada 2014, saya berkesempatan terlibat dalam proyek penelitian tentang pendidikan khususnya e-learning.

Proyek tersebut bernama Jakarta Learning Center, yaitu merupakan media pembelajaran online yang diusung oleh instansi pemerintah dalam hal ini Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta.  Program pemerintah ini dijalankan melalui proyek penelitian yang berusaha menghasilkan output berupa platform pendidikan berbasis online. Segmentasinya dibagi berdasarkan kategori semua ragam usia.

22-574190b4cb23bd4c0d64ef2d.jpg
22-574190b4cb23bd4c0d64ef2d.jpg
Sumber: jakartalearningcenter.com

Adapun di kampus tempat saya menimba ilmu, ada suatu gerakan bernama Kelas Inspirasi yang dikelola oleh para Mahasiswa Pascasarjana. Mereka membuka rekrutmen volunteer dengan program kerja yang luar biasa disertai tingkat kepedulian yang begitu besar terhadap masyarakat sekitar (lingkar kampus).

Berawal dari gambaran singkat tentang sedikit pengalaman sederhana inilah yang kemudian membawa saya kepada pemahaman bahwasanya konsep atmosfer pendidikan yang sedang berusaha kita usung ini merupakan cerminan perwujudan gerakan semesta. Tidak mesti dalam ruang kelas, dan oleh guru-guru yang berlatar belakang keilmuan pendidikan. Melainkan proses belajar-mengajar bisa dilakukan dimana saja, kapan saja bahkan oleh siapa saja. Karenanya menjadi tanggung jawab bersama.

Tapi, satu yang perlu menjadi catatan penting sebagaimana diulas oleh Windy Natriavi Sastroprawiro, seorang Mahasiswa UI dalam tulisannya berjudul “The Missing Abundance Mentality in Our Curriculum” mengenai peran pendidikan sebagai akar dan fondasi setiap pemikiran bangsa. Bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sufficient namun ternyata tidak necessary untuk mencapai kesuksesan. Diperlukan sebuah determinasi, kemampuan menerima dan menghadapi segala macam rintangan dan kesuksesan, mengendalikan dan mengontrol sebuah situasi, menjalani kegagalan untuk sampai pada kesuksesan, atau secara ilmiahnya, sesuatu yang disebut sebagai Adversity Quotient (AQ).

33-57419164a723bdc027183203.jpg
33-57419164a723bdc027183203.jpg
Sumber: www.linkedin.com

Pendidikan diharapkan tidak saja hanya berarti “mentransfer ilmu pengetahuan”. Pendidikan kurang lebih juga berdampak pada pengembangan kepribadian para muridnya. Pendidikan merupakan kekuatan yang membuat para murid membuka mata dan pikirannya hingga mampu menyadari begitu banyak realita yang sedang terjadi di dunia ini. Tak dapat dipungkiri bahwa di dalam era modern, pendidikan merupakan kunci yang dapat menimbulkan ketahanan diri dalam murid dan mengembangkan potensi mereka untuk mengendalikan situasi yang beraneka ragam tingkat kesulitannya. Begitu banyak rintangan yang harus dihadapi, lantas disinilah AQ memegang peranan penting. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun