Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Perencanaan Keuangan yang Cerdas dan Sehat bersama LPS: Jaminan Pertumbuhan berbasis Investasi

3 Mei 2016   21:42 Diperbarui: 3 Mei 2016   21:59 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelas 1 SD, kali pertama memperoleh uang jajan. Nomina 200 perak terasa lumayan besar saat itu. Kalau mau, saya bisa saja menghabiskan uang yang ada untuk membeli aneka macam jajanan makanan ringan. Tapi, keinginan tersebut ditepis jauh-jauh oleh sosok Maha Guru, saya menyebutnya Ibu. Beliau lah orang yang pertama kali memperkenalkan kami dengan ilmu aplikatif yang mungkin kalau dibahasakan dalam teori perencanaan keuangan tentu sangat rumit. Beliau mengajarkan kedisiplinan tingkat tinggi terhadap anak-anaknya. Benar saja, bahwa Ibu adalah madrasah pertama. Pendidikan dalam keluarga sangat menopang masa depan anak.

Saya ingat betul, Ibu mengiming-imingi seperangkat alat tulis dan payung cantik kala itu, agar supaya saya mau menyisihkan (bukan menyisakan!) uang jajan untuk ditabung. Pada saat itu Ibu bilang kalau kita menabung di bank maka kita akan mendapatkan hadiah. Bagi Yesi kecil, mendapatkan hadiah berupa perlengkapan alat tulis tentu sangat menyenangkan hati.

Lalu, permulaan pun dimulai. Saya akhirnya memiliki buku tabungan dengan inisial nama Ayah QQ nama saya sendiri. Dari situlah lantas saya mengenal istilah akuntansi semacam debet, kredit dan saldo. Secara tidak langsung, Ibu telah mengajari pentingnya berhemat dan menahan diri dari pola hidup konsumtif. Jargon hemat pangkal kaya lantas tidak sekedar menjadi pameo dalam ruang kelas, tapi dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata bahkan diwariskan kepada anak cucu kelak.

Berangkat dari pengalaman khusus seputar menyimpan uang dengan baik dan bijak semenjak kanak-kanak, lantas membuat saya semakin terbuka dan lebih mawas diri dengan perkembangan yang ada. Dimana pola hedonisme dan konsumerisme merajalela. Kita harus pintar menyaring dan membedakan antara keinginan dan kebutuhan, agar nantinya tidak jatuh terjerembab dan tenggelam dalam kubangan hutang maupun lilitan tagihan.

Usia saya sudah lebih dari seperempat abad saat ini, kebutuhan tentu semakin kompleks, sehingga kelihaian mengatur pendapatan semakin harus diperketat. Untunglah fondasinya telah dibangun semenjak kanak-kanak sehingga kekuatannya In Shaa Allah bisa mengimbangi. Alhasil, kepintaran mengelola keuangan yang Ibu tanamkan sangat bermanfaat untuk menghadapi situasi dan kondisi seperti sekarang. Hidup di perkotaan, berbaur dengan masyarakat urban lainnya, familiar dengan isu sosial, dan diperhadapkan dengan pelbagai kenikmatan dunia tentu menuntut kepekaan.

Kebetulan pada 2014 silam, saya terlibat dalam proyek Jakarta Learning Center, bekerjasama dengan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta. Saya berperan sebagai narasumber ahli sekaligus peneliti dalam bidang bisnis dan ekonomi. Adapun konten yang dibahas kaitannya dengan Perencanaan Keuangan yang baik untuk masa depan diantaranya yaitu:

  • Ekonomi Keluarga: Mengakomodir semua pengeluaran maupun pendapatan dalam keluarga. Manajemen keuangan keluarga diharapkan dapat menciptakan iklim keluarga harmonis dan memiliki perencanaan keuangan yang baik.


Sumber: Youtube Jakartapedia & Jakartalearning

  • Tips Mengelola Keuangan Cerdas dan Sehat: Mempelajari manajemen keuangan sebagai langkah kesejahteraan dan keberlangsungan hidup. Cara cerdas mengelola pendapatan ialah dengan menggunakan sistem spekulasi yaitu merencanakan sesuatu untuk masa depan bila terjadi sesuatu diluar dugaan.


Sumber: Youtube Jakartapedia & Jakartalearning

  • Perencanaan Dana Pensiun: Merupakan bagian dari perencanaan keuangan dimana merupakan suatu proses dalam perencanaan keuangan pribadi untuk dapat memberikan solusi perencanaan, pemilihan pengelolaan keuangan, kekayaan atau investasi agar tujuan keuangan dapat tercapai. Dana pensiun perlu dialokasikan untuk diinvestasikan guna memenuhi kebutuhan hidup ketika memasuki masa pensiun.

Sumber: jakartalearningcenter.bpadjakarta.net

Ternyata menabung saja belum cukup. Ilmu yang dulu pernah Ibu tanamkan harus dieksplor lebih. Salah satunya melalui investasi. Alternatif ini dapat menjadi salah satu cara untuk memiliki tambahan pendapatan di masa depan. Tentu keduanya merupakan kebiasaan positif yang perlu dipupuk semenjak dini. Tetapi keinginan untuk merencanakan keuangan yang lebih baik di masa depan harus penuh perhitungan dan memperhatikan betul kelayakan dan keamanannya. Apakah benar dijamin oleh lembaga yang kompeten?

Sumber: Youtube LPS_IDIC Official

Adapun Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) atau Indonesia Deposit Insurance Corporation, yang bertugas menjamin simpanan nasabah di bank dengan syarat 3T sebagai kriteria simpanan layak bayar yaitu:

lps-5728b4373fafbdf70aea92d0.jpg
lps-5728b4373fafbdf70aea92d0.jpg
Sumber: lps.go.id

Sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 24/2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan, maka LPS adalah lembaga yang independen, transparan dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya (Pasal 2, Ayat 3). LPS sendiri saat ini menjamin simpanan nasabah hingga Rp 2 miliar per nasabah per bank. Bank Peserta Penjaminan oleh LPS diantaranya PT Bank BNI Syariah (No. Kepesertaan: 20300004) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (No. Kepesertaan: 10100002). Kebetulan saya terlibat sebagai nasabah pada salah satu institusi perbankan tersebut. Adapun berdasar pengalaman saya sebagai awam dan pemula, sekiranya menyarankan beberapa pengamalan investasi yang bisa dicoba kaitannya dengan perencanaan keuangan yang lebih baik untuk masa depan:

Tabungan

Tabungan merupakan dana simpanan. Sesuai dengan tujuannya maka peruntukannya hanya untuk simpanan, terlepas dari bunga atau bagi hasil yang diperoleh. Ekspektasi keamanan dan kenyamanan untuk hari depan menjadi lebih terjamin dengan menabung karena dana kita dijamin oleh LPS tentunya. Berdasarkan data dari “Distribusi Simpanan Bank Umum Februari 2016”, maka tampak bahwa persentase terbesar untuk distribusi jumlah rekening berdasarkan jenis simpanan didominasi oleh tabungan sebesar 96,15 persen.

jumlah-rekening-5728b25af67a61990a1d9695.png
jumlah-rekening-5728b25af67a61990a1d9695.png
Sumber: Distribusi Simpanan Bank Umum Februari 2016, LPS

Deposito

Salah satu bentuk alternatif investasi diantaranya yaitu Deposito. Semisal, melalui BNI Deposito yang merupakan simpanan berjangka yang menjadikan simpanan aman dengan tingkat suku bunga yang menarik (suku bunga 5,5 persen terhitung 2 Mei 2016). Salah satu kebermanfaatannya ialah dijamin oleh LPS. Selain bisa mendapatkan tingkat suku bunga yang kompetitif, dapat dijadikan sebagai jaminan kredit, pada saat jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis dan tersedia dalam berbagai pilihan jangka waktu sesuai dengan kebutuhan (1, 3, 6, 12 atau 24 bulan). Berdasarkan data “Distribusi Simpanan Bank Umum Februari 2016” terkait dengan distribusi total simpanan berdasarkan jenis simpanan maka persentase terbesar didominasi oleh deposito sebesar 45,35 persen.

total-simpanan-5728b2ba507a613f09910d78.png
total-simpanan-5728b2ba507a613f09910d78.png
Sumber: Distribusi Simpanan Bank Umum Februari 2016, LPS

Tabungan Dana Pensiun

Tiap perbankan tentu memiliki produk dananya masing-masing. Semisal, BNI Taplus untuk tabungan, BNI Deposito dan BNI simponi. Adapun BNI simponi mengusung jargon “Apapun Profesi Anda Bisa Mendapatkan Pensiun”. Disini kita dijanjikan kepastian masa depan yang lebih terjamin melalui kebermanfaatan pensiun. Serta kesejahteraan yang lebih optimal bersama keluarga. Satu yang menarik yaitu dikarenakan apapun profesi kita maka kita bisa menjadi peserta. Adapun simulasi pengembangan dananya sebagai berikut:

13101504-10206259030694330-54962209-n-5728b7690f9773980a5394ed.jpg
13101504-10206259030694330-54962209-n-5728b7690f9773980a5394ed.jpg
dok: pribadi

Secara makroekonomi perlu diwaspadai terjadinya pelemahan perekonomian dikarenakan transformasi perekonomian dari pertumbuhan berbasis investasi menjadi pertumbuhan berbasis konsumsi, kendati berdasarkan Laporan Perekonomian dan Perbankan Februari 2016 terlihat bahwa tren pertumbuhlpan total simpanan dan jumlah rekening terus mengalami peningkatan. Oleh karenanya tetap diperlukan dukungan transformasi politik dan ekonomi yang radikal. Sesuai  tema Laporan Tahunan LPS tahun 2014 yaitu “Energi yang Kuat untuk Langkah Selanjutnya”. Terus melangkah, Go ahead!

total-simpanan-dan-jumlah-rekening-5728b28b0f9773b108539562.png
total-simpanan-dan-jumlah-rekening-5728b28b0f9773b108539562.png
Sumber: Laporan Perekonomian dan Perbankan Februari 2016, LPS

Referensi:                                                            

  • UU No.24/2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
  • Lembaga Penjamin Simpanan. 2014. Laporan Tahunan Lembaga Penjamin Simpanan. Energi yang Kuat untuk Langkah Selanjutanya
  • Lembaga Penjamin Simpanan. 2016a. Laporan Perekonomian dan Perbankan Februari 2016.
  • _________________________.2016b. Distribusi Simpanan Bank Umum Februari 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun