Mohon tunggu...
Yesi Hendriani Supartoyo
Yesi Hendriani Supartoyo Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Akuisisi Petani Melalui K-POP #AksiBarengLazismu

13 November 2014   01:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:56 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Di era modern seperti sekarang ini kondisi petani dan pertanian indonesia makin terpuruk, dimana petani hanya bisa dijadikan sebagai objek penderita dan pada kenyataannya mereka hanya menjadi buruh tani bahkan seperti di jajah di negerinya sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung. Kondisi ini yang seharusnya menjadi acuan para stakeholder guna meningkatkan kesejahteraan petani yang dicanangkan di setiap pemerintahannya. Bukan hanya dalam wacana tetapi pada konteks realisasi konkrit. Oleh karenanya, berangkat dari keresahan inilah, maka kami segenap  Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Wirausaha dan Pascasarjana (HIMAWIPA) IPB berniat untuk menuangkan buah pemikiran kami ke dalam narasi sederhana berikut ini. Mendengar kata akuisisi sebagaimana dilansir dalam KBBI, bahwa akuisisi merupakan perolehan; masukan; pemindahan/pengambilalihan kepemilikan perusahaan atau aset; cara memperbesar perusahaan dengan cara memiliki perusahaan lain. Mungkin akan sejalan dengan pengistilahan yang kami maksudkan walau mungkin akan sedikit berbeda pemaknaannya karena  Akuisisi itu sendiri merupakan singkatan dari Aksi Untuk Indonesia dengan Sosial Interaktif dan Strategi Industri Petani (AKUISISI). Diharapkan nanti akuisisi ini dapat menjadi pengambilalihan fungsi petani yang tidak hanya menjadi buruh tani tetapi dengan interaksi antar mereka sehingga menjadikan petani sebagai pemilik industri pertanian mereka sendiri. Walaupun dirasa dan diyakini proses ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tapi tidak ada sesuatu hal yang tidak mungkin. Hal lain yang sangat menarik ketika kita membahas akuisisi petani ialah konteks langkah konkrit bagaimana mengubah mindset atau cara pandang petani agar mereka bisa mengindustrikan pertanian mereka dan menjadi sejahtera dengan menerapkan hal tersebut. Dengan adanya perubahan cara pandang tersebut diharapkan petani mampu mengelola setiap hasil pertaniannya menjadi lumbung ekonomi bagi mereka sendiri dan masyarakat di lingkungan mereka. Nah, langkah konkrit apa yang kiranya dibutuhkan? Kami mencoba menawarkan K-POP. Mendengar kata K-POP pasti serta merta akan langsung tertuju kepada barometer musik Negeri Ginseng yang tengah populer di kalangan anak muda yaitu Korea. Tapi, sayang sekali karena K-POP yang kami maksudkan disini merupakan akronim dari Kedaulatan Pemberdayaan Organisasi Petani. K-POP merupakan gerakan pemuda yang mampu mendistribusikan pemahaman kedaulatan kepada petani berupa perencanaan dan langkah yang konkrit serta contoh-contoh yang seharusnya dilakukan jika petani ingin berdaulat secara utuh.

Tujuan

Tujuan dari penulisan program aksi untuk indonesia ini ialah menjadikan petani sebagai pemilik industri pertanian mereka sendiri dengan aktualisasi sosial interaktif dan penerapan strategi industri pertanian pada petani serta mendistribusikan semangat dan langkah konkrit yang akan dipelopori oleh pemuda terutama pemuda yang bergerak di bidang pertanian untuk mendistribusikan dan menegakkan kedaulatan petani di indonesia dengan pemahaman dan pengertian yang baik untuk petani itu sendiri.

Pembahasan

Pertanian merupakan salah satu bidang yang sangat strategis yang di miliki oleh setiap negara. Dimana bidang ini mampu memberikan sumbangan devisa dan penyerapan tenaga kerja terbesar. Oleh karena itu, pertanian seharusnya menjadi perhatian para pengambil kebijakan di suatu negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Membahas pertanian tentu tidak lepas dari aktor pertanian itu sendiri yaitu para petani, mereka merupakan para pejuang pertanian dari dulu hingga kini. Tapi, kondisi mereka tidak banyak berubah bahkan cenderung menurun drastis. Hal ini terjadi karena mereka masih dimiliki oleh kepentingan segelintir orang dan hanya menjadi buruh tani bukan petani seutuhnya yang memiliki lahan dan hasil pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu, harus ada satu gerakan yang konkrit baik dalam perencanaan maupun realisasi di lapangan, agar kesejahteraan petani terjamin dan ada langkah yang jelas serta proses yang sesuai dengan perencanaan. Berikut penjabaran program aksi kami:

Seminar Kecil di Lahan Pertanian (Rp 1 juta)

Seminar kecil dilakukan di lahan pertanian mereka berproduksi. Hal ini bertujuan untuk memfokuskan para petani akan pemahaman industri. Seminar kecil ini merupakan langkah awal sosialisasi cara pandang industri pertanian.

Pembuatan Bank Buku (Lahan Bacaan petani) di Lahan Produksi (Rp 1 juta)

Membuat bank buku atau lahan bacaan di tempat mereka bertani. Hal ini diharapkan bisa berkelanjutan sehingga ide program selanjutnya bisa langsung dipahami oleh para petani. Maka, rencana akuisisi petani untuk menjadi pemilik industri pertanian dapat berjalan dengan proses yang sesuai dengan perencanaan.

[caption id="" align="aligncenter" width="518" caption="Proses konsolidasi HIMAWIPA"][/caption]

Pembentukan Kelompok Industri Kecil Petani (Rp 1 juta)

Pembentukan kelompok industri kecil petani terdiri dari kelompok-kelompok yang nantinya bisa fokus pada bidang yang digeluti dan mampu merencanakan industri menjadi lebih besar dan matang baik dari sisi pemahaman dan pengertian yang diserap oleh para petani. Kelompok diskusi ini pun fungsinya untuk memudahkan proses pemberdayaan dan percepatan distribusi pemahaman akan cara pandang berdaulat pertanian.

[caption id="" align="aligncenter" width="518" caption="PROGRESIF!"][/caption]

Pembentukan Trading House Petani (Rp 3 juta)

Ketika keberlangsungan kelompok dirasa sudah menunjukkan perubahan mendasar maka langkah selanjutnya ialah bagaimana mereka menguasai pasar dengan cara pembentukan sentralisasi penjualan setiap hasil pertanian mereka yaitu dengan pembuatan Trading House. Pembuatan trading house bertujuan untuk memudahkan para petani menjual produknya sehingga tidak perlu lagi berurusan dengan para tengkulak. Trading house juga berfungsi sebagai kontrol harga bagi para petani dan delegasi petani untuk berinteraksi dengan pelaku industri yang lebih besar. Sehingga petani mempunyai posisi tawar yang baik di mata pelaku industri besar. Dengan adanya trading house ini menjadi bukti bahwa petani berdaulat dan tidak tergantung dengan mekanisme pasar dan kebijakan yang merugikan petani. Trading house ini pun harus disempurnakan  sistemnya sehingga keberlangsunganya bisa dilanjutkan oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun.

Membangun Interaksi Sosial dengan Pelaku Industri (Rp 2 juta)

Membangun dengan proses yang cepat dan low cost dengan cara interaksi sosial antara petani dengan pelaku industri tentunya harus ada mediasi baik dari kalangan akademisi maupun pemerintah sendiri. Sehingga interaksi sosial ini bisa membuat kedua belah pihak saling diuntungkan (simbiosis mutualisme).

[caption id="" align="aligncenter" width="432" caption="HIMAWIPA mengelola cafe"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Berkunjung ke Hutan Organik Megamendung kepemilikan Bpk Bambang Istiawan, beliau merupakan pakar sekaligus pemerhati lingkungan. Kami merasa beruntung dapat bekerjasama dengan beliau"][/caption]

Pengembangan Integrated Farming System (IFS) dan Industri Nilai Tambah (Rp 10 juta)

Salah satu strategi unggulan yang akan dilakukan untuk mensinkronkan interaksi sosial dengan industri ialah melalui pengembangan IFS dan industri nilai tambah yang dirasa sangat konkrit dan tidak membutuhkan waktu dan biaya yang begitu lama dan besar. Sehingga strategi ini mampu teraplikasi secara utuh dan merata dari hulu sampai hilir proses industri dan akuisisi baik produk pertanian dan petani itu sendiri. Sehingga wacana daulat pangan dan daulat ekonomi bisa langsung dirasakan oleh petani sehingga membuat mereka bersemangat untuk mengindustrikan produknya dan mampu menguasai pasar secara keseluruhan, tidak hanya produk segar dari on farm tetapi dengan pengembangan nilai tambah produk mereka. IFS ini merupakan solusi untuk menekan budget pengembangan yang begitu besar sehingga petani bisa dengan berkelanjutan menerapkan industri skala rakyat.

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Konsep kelola Hutan Organik Megamendung dapat menjadi percontohan kami dalam membentuk IFS"][/caption]

Pembentukan Koperasi (Rp 7 juta)

Pada akhirnya, perwujudan dari akusisi petani ini ialah dengan pembentukan koperasi dimana koperasi ini sebagai soko guru ekonomi Indonesia sehingga posisi tawar petani di industri bisa sangat dihargai dan diperhitungkan ketika semua itu tumbuh dari kesadaran cara pandang petani sendiri akan industri produk mereka melalui sistem koperasi. Koperasi sebagai agen manajemen kontrol pengembangan semua program yang telah di paparkan sebelumnya. Koperasi juga merupakan bentuk kedaulatan konkrit petani dengan pemberdayaan organisasi petani yang mensejahterakan petani secara keselurahan dan berkelanjutan dengan manajemen yang mumpuni. Dengan terbentuknya koperasi ini industri rakyat atau akuisisi petani bisa berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan pemahaman dan pengertian para petani akan indutri pertanian dan dampaknya bagi mereka secara keseluruhan. Berbagai macam program yang akan dilaksanakan dalam rangka aksi untuk Indonesia ini merupakan langkah konkrit yang sudah pernah dijalankan dan akan dikembangkan lebih lanjut dengan perencanaan yang matang, target  dan output yang  jelas. Semoga program akuisisi petani ini dapat disambut baik oleh berbagai kalangan sehingga kedepan petani tidak hanya menjadi objek kebijakan tetapi menjadi subjek atau penentu kebijakan pertanian Indonesia di tahun yang akan datang. Aamiin

[caption id="" align="aligncenter" width="432" caption="Penyuluhan Pembentukan Koperasi oleh Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan Kab.Bogor"][/caption]

Salam Sukses Selalu (S3),

Himpunan Mahasiswa Wirausaha Pascasarjana (HIMAWIPA) IPB

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="HIMAWIPA goes to GERMAN"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="HIMAWIPA goes to JAPAN"][/caption] [caption id="attachment_376083" align="alignnone" width="732" caption="HIMAWIPA goes to SPAIN"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun