Belakangan ini bunga telang (Clitoria ternatea L.) semakin populer di Indonesia sebagai bunga yang memberikan banyak manfaat kesehatan. Sajian minuman bunga telang atau dalam bentuk penganan lain semakin mudah dijumpai di restoran. Bunga telang, segar ataupun kering, kini relatif semakin ramai diperjualbelikan. Semakin banyak pula yang menanam tanaman bunga telang di pekarangan rumah untuk keperluan satu keluarga. Informasi terkait manfaat atau yang diklaim sebagai manfaat bunga telang tersedia berlimpah di berbagai saluran internet : saluran berita, situs perusahaan atau organisasi, situs pribadi, dan media sosial. Kecondongan masyarakat sekarang untuk saling berbagi pengetahuan, cerita, atau pengalaman pribadi berkontribusi pula kepada semakin berlimpahnya informasi terkait manfaat bunga telang. Telang merupakan herbal yang boleh dikata istimewa di dalam pengobatan tradisional. Seluruh bagiannya - mulai dari akar hingga bunga - dipercaya memiliki efek mengobati dan memperkuat kinerja organ.
Dalam sebuah penelitian disebutkan secara khusus mengulas khasiat telang menurut tradisi pengobatan India. D antaranya disebutkan manfaat telang (i) untuk mengobati insomnia, epilepsi, disentri, keputihan, gonorrhea, rematik, bronkhitis, asma, maag, tuberkulosis paru, demam, sakit telinga, penyakit kulit seperti eksim, impetigo, dan prurigo, sendi bengkak, kolik, sembelit, infeksi kandung kemih, asites (akumulasi kelebihan cairan pada rongga perut) (ii) untuk memperlancar menstruasi, melawan bisa ular dan sengatan kalajengking, (iii) sebagai antiperiodik (obat untuk mencegah terulangnya penyakit kambuhan seperti malaria), obat cacing, pencahar, diuretan, pendingin, pemicu mual dan muntah sehingga membantu mengeluarkan dahak bronkitis kronis, dan stimulan seksual. Sejak tahun 1950-an tanaman telang telah menjadi obyek penelitian ilmiah, khususnya untuk mengonfirmasi manfaatnya sebagaimana yang diklaim dalam pengobatan tradisional. Publikasi ilmiah pertama adalah pada tahun 1954 yang melaporkan kandungan asam lemak pada biji telang. Sementara itu, manfaat fungsional telang yang pertama kali mendapatkan konfirmasi ilmiah adalah efek diuretik dari akar telang pada tahun 1962.
Sifat Fungsional dan Nutraseutikal Bunga Telang
Di antara produk metabolisme sekunder itu adalah polifenol. Bunga telang adalah salah satu dari sumber tanaman dengan kadar polifenol relatif tinggi sehingga potensial memberikan manfaat kesehatan bagi manusia. Dalam hal ini berbagai penelitian yang mengungkapkan manfaat ekstrak bunga telang sebagai antioksidan, anti-diabetes, anti-obesitas, anti-inflamasi, anti-mikroorganisme, anti-kanker, hepatoprotektif, dan beberapa manfaat fungsional lainnya.
Â
Maka dari itu saya menginovasikan bunga telang dengan mengolahnya menjadi nasi bakar yg bisa menjadi ide jualan yang lebih menarik dan inovasi baru dari nasi bakar yang lainya.
Bahan-bahan:
Nasi uduk
1/2 kg Beras
ml Santan kekentalan sedang +-600
Bunga telang +- 1 genggam
Bawang putih 2 (haluskan)
Bawang merah (3-4) iris tipis
Garam 1 sdt munjung
1/2 sdt Penyedap
Salam, sereh, daun jeruk
Lauk ayam kemangi
Kemangi
Ayam suwir
Cabai +- 7 buah, bawang putih 2, bawang merah 3, salam
Garam, gula, penyedap
Cara Membuat
1 Siapkan daun pisangnya dulu ya jgn lupa! Dijemur dulu
2 Santan + telang masak sampe santan mendidih lalu dimatikan kompornya lalu disaring untuk memisahkan telangnya
3Dalam panci bawang putih & merah ditumis dgn sedikit minyak, lalu tambah santan tadi + salam + sereh + daun jeruk + garam + penyedap Lalu koreksi rasa dulu
4 Kemudian masukan beras dan masak sampai air menyusut lalu kukus kurang lebih 15-20 menit Dimasak rice cooker juga bisa caranya seperti masak nasi biasa
5 Lauk ayam nya, bumbu cabe dan bawang dihaluskan lalu ditumis dgn daun salam lalu ayam dan kemangi masukan beri garam & penyedap & gula
6 Aku bungkusnya pake cara nasinya aku masukin mangkok kecil (dicetak gitu) lalu atasnya kasih ayam & exstra kemangi lalu dibakar atau bisa juga dioven dgn suhu 200C +- 15 menit dibalik sekali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H