Pemisahan komponen dari kunyit secara kromatografi kolom adalah metode yang umum digunakan dalam kimia untuk memisahkan senyawa-senyawa yang terkandung dalam kunyit berdasarkan perbedaan sifat-sifat kimianya. Proses ini melibatkan penggunaan kolom yang diisi dengan fase diam (seperti silika gel atau fase lainnya) dan fase gerak (pelarut atau campuran pelarut tertentu).
Langkah-langkah umum dalam kromatografi kolom untuk pemisahan komponen dari kunyit adalah sebagai berikut:
1.Persiapan kolom: Kolom diisi dengan fase diam (misalnya silika gel) dan dipersiapkan untuk proses pemisahan.
2.Pengisian sampel: Campuran senyawa-senyawa dari kunyit diaplikasikan ke atas kolom.
3.Elusi: Pelarut atau campuran pelarut digunakan sebagai fase gerak untuk mengalirkan campuran senyawa melalui kolom.
4.Pemisahan: Senyawa-senyawa dalam campuran akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda berdasarkan afinitasnya terhadap fase diam dan fase gerak, sehingga terjadi pemisahan komponen.
5.Pencucian dan elusi lanjutan: Dalam beberapa kasus, pencucian dan elusi lanjutan dapat dilakukan untuk memperoleh senyawa yang lebih murni.
Dengan menggunakan kromatografi kolom, komponen-komponen dari kunyit dapat dipisahkan berdasarkan perbedaan sifat-sifat kimianya seperti afinitas terhadap fase diam dan fase gerak. Hal ini memungkinkan untuk mendapatkan senyawa-senyawa murni yang terdapat dalam kunyit.
6. PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah  teknik yang sederhana dan banyak digunakan. Metode ini menggunakan pelat kaca atau film plastik yang dilapisi lapisan tipis penyerap kering seperti silika gel, aluminium oksida, selulosa, atau polianida.
Mikropipet/tabung kapiler biasanya digunakan untuk mengaplikasikan larutan sampel ke pelat kaca.Bagian bawah pelat kemudian direndam dalam larutan pengemulsi dalam wadah  tertutup (ruang).(Rudi, 2010) Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan pada tahun 1938 oleh Izmailoff dan Schraiber. KLT adalah jenis kromatografi planar yang berbeda dengan kromatografi kertas dan elektroforesis.
Berbeda dengan kromatografi kolom yang  fase diamnya dikemas atau dikemas di dalamnya, pada kromatografi lapis tipis fase diamnya hadir dalam bentuk lapisan homogen pada permukaan  datar yang didukung oleh pelat kaca, pelat aluminium, atau pelat plastik.Namun, kromatografi planar dapat dikatakan sebagai kromatografi kolom bentuk terbuka.Kromatografi lapis tipis  memisahkan komponen berdasarkan perbedaan adsorpsi atau distribusi melalui fase diam dengan pengadukan pelarut yang berkembang.Pada dasarnya, KLT sangat mirip dengan kromatografi kertas, terutama dalam cara pelaksanaannya. Perbedaan nyata terdapat pada fase diam atau media pemisahan.Artinya, lapisan tipis adsorben digunakan sebagai pengganti kertas.Silika gel, aluminium oksida, bubuk selulosa, dll.dapat digunakan sebagai adsorben fase diam.
Permukaan partikel gel celica mengandung gugus hidroksil  yang  membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air polar.Fase diam dalam kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung zat yang berfluoresensi dalam sinar ultraviolet. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai. Penentuan jumlah komponen senyawa dapat dibuktikan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) menggunakan pelat KLT  siap pakai.Pemisahan komponen dengan KLT berdasarkan Rf tertentu dapat digunakan sebagai pedoman untuk memisahkan komponen kimia  menggunakan kolom kromatografi.Silika gel dapat digunakan sebagai fase diam, namun berdasarkan hasil KLT, eluen yang digunakan harus sedikit kurang polar dibandingkan eluen  kolom kromatografi dibandingkan eluen  KLT.
Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi Lapis Tipis KLT menawarkan keunggulan sebagai berikut:
 1.TLC terutama digunakan untuk tujuan analitis.
 2. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan menggunakan reagen warna, fluoresensi, atau iradiasi ultraviolet.
 3. Elusi dapat terjadi dengan cara mekanis (ke atas), ke bawah (downward), atau elusi dua dimensi.
 4.Keakuratan penilaian tingkat ditingkatkan karena komponen yang dinilai adalah titik yang tidak bergerak.
 5.Hanya memerlukan sedikit pelarut.
 6.Biaya yang dibutuhkan terjangkau.
 7.Lebih sedikit perangkat.
 8.Persiapan Sampel yang MudahÂ
9.Pisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) menggunakan metode kertas tidak bias.
 Kekurangan dari TLC adalah:Â
1.Dibutuhkan ketekunan dan kesabaran  ekstra untuk mendapatkan noda yang diinginkan.
 2.Menentukan sistem eluen yang sesuai memerlukan trial and error.
 3.Membutuhkan banyak waktu  jika ceroboh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H