DISTILASI
Distilasi, atau pemurnian, adalah  metode pemisahan bahan kimia  berdasarkan perbedaan laju ataukemudahan penguapan bahan (volatilitas). Selama distilasi, campuran zat direbus hingga menguap, dan uapnya didinginkan kembali menjadi cairan.
Zat dengan titik didih lebih rendah  menguap terlebih dahulu.Metode ini termasuk dalam Unit Operasi Kimia dengan Perpindahan Panas. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa setiap komponen dalam larutan menguap pada titik didih . Model distilasi yang ideal  didasarkan pada hukum Raoult dan hukum Dalton.
Jenis Distilasi Ada empat jenis distilasi yang  dibahas di sini:  distilasi  sederhana, distilasi fraksional, distilasi uap, dan distilasi vakum.
Ada juga distilasi azeotropik ekstraktif dan homogen, distilasi dengan garam ionik, distilasi ayunan tekanan dan distilasi reaktif.
1. Distilasi SederhanaÂ
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih.
Salah satu komponennya adalah volatilitas.
Jika suatu campuran dipanaskan, komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Selain perbedaan titik didih, terdapat juga perbedaan volatilitas atau kecenderungan suatu zat menjadi gas. Distilasi ini terjadi pada tekanan atmosfer. Distilasi sederhana dilakukan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
 2. Distilasi FraksionalÂ
Fungsi distilasi fraksional adalah untuk memisahkan  dua atau lebih komponen cair dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya.Distilasi  ini  juga dapat digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 C dan dapat dioperasikan pada tekanan atmosfer atau  rendah. Aplikasi  distilasi jenis  ini digunakan dalam industri minyak mentah untuk memisahkan komponen  dalam minyak mentah.
Perbedaan distilasi fraksional dan distilasi sederhana terletak pada ada tidaknya kolom fraksinasi . Pada kolom ini setiap pelat dipanaskan secara bertahap pada suhu yang berbeda.Pemanasan diferensial ini dimaksudkan untuk lebih memurnikan distilat  dari tanah di bawahnya. Semakin tinggi angka , semakin kecil volatil cairan tersebut.
 3.Distilasi Uap
 Distilasi uap digunakan untuk campuran senyawa yang  titik didihnya di atas 200 C.Distilasi uap dapat menguapkan 4.444 senyawa tersebut menggunakan uap atau air mendidih pada suhu kurang lebih 100 C dan tekanan 4.444 atmosfer.
Sifat dasar penyulingan uap adalah campuran senyawa dapat didistilasi pada suhu di bawah titik didih  masing-masing senyawa . Selain itu, penyulingan uap dapat digunakan  untuk campuran yang tidak larut dalam air pada suhu berapa pun, namun dapat disuling dengan adanya air. Distilasi uap digunakan untuk memperoleh minyak wangi dari tumbuhan serta berbagai produk alami  seperti minyak kayu putih dari kayu putih, minyak jeruk dari lemon  dan jeruk.Uap dari campuran  naik  ke kondensor dan  akhirnya mencapai labu destilat.
 4 Distilasi VakumÂ
Distilasi vakum biasanya digunakan bila senyawa yang  didistilasi  tidak stabil; H.Dapat terurai sebelum atau mendekati titik didih, atau  titik didih campuran dapat melebihi 150. Metode distilasi ini tidak berlaku untuk pelarut  yang titik didihnya rendah  karena komponen  yang diuapkan tidak dapat dikondensasikan oleh air jika digunakan air dingin dalam kondensor. Pompa vakum atau aspirator  digunakan untuk menurunkan tekanan. Aspirator bertindak sebagai peredam tekanan pada sistem  distilasi .
2.PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI DAN PERSEN EKSTRAKSI
Penentuan koefisien distribusi dan persen ekstrasi adalah proses untuk menghitung seberapa banyak zat tertentu didistribusikan antara dua fase. Koefisien distribusi (D) dapat dihitung dengan rumus D = [konsentrasi dalam fase 2] / [konsentrasi dalam fase 1].