Di tengah hiruk-pikuk Desa Segulung, Kabupaten Madiun, terdapat kisah inspiratif seorang wanita tangguh, Ibu Puji Lestari, yang telah mengubah nasibnya melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) keripik tempe sagu. Berawal dari keinginan untuk mandiri secara ekonomi, Ibu Puji memulai perjalanan bisnisnya pada awal tahun 2000-an1. Dengan modal kecil dan tekad yang besar, beliau berhasil mengubah keripik tempe sagu tidak hanya sebagai makanan ringan lokal, tetapi juga menjadi produk yang diminati pasar nasional.Â
Ibu Puji memulai usahanya dengan modal Rp500.000,00, memproduksi tempe sendiri dari kedelai berkualitas yang difermentasikan dengan ragi pilihan. Proses pembuatan tempe yang teliti dan higienis menjadi fondasi utama dalam menjaga kualitas produknya. Dari tempe yang telah jadi, Ibu Puji kemudian mengolahnya menjadi keripik tempe sagu yang renyah dan lezat. Dengan harga jual Rp10.000 per bungkus, keripik tempe sagu Ibu Puji menarik banyak pelanggan. Keunikan tekstur yang diberikan oleh tambahan sagu membuat produk ini berbeda dari keripik tempe lainnya. Strategi pemasaran yang efektif dan mulut ke mulut yang positif dari konsumen setia, memungkinkan Ibu Puji untuk meraih laba sekitar Rp1.000.000,00.Â
Keberhasilan Ibu Puji tidak hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan keluarganya, tetapi juga memberikan efek positif bagi masyarakat sekitar. Usahanya telah menciptakan lapangan kerja dan menjadi inspirasi bagi UMKM lain di Desa Segulung untuk berkembang dan berinovasi. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pendampingan dari Bea Cukai Bogor dan Bea Cukai Ambon, UMKM seperti milik Ibu Puji memiliki potensi untuk menembus pasar global2. Ini menunjukkan bahwa produk berkualitas tinggi, seperti keripik tempe sagu, memiliki kesempatan untuk bersaing di pasar internasional.Â
Kisah Ibu Puji Lestari adalah bukti nyata bahwa UMKM memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan. Dengan kerja keras, inovasi, dan dukungan yang tepat, UMKM keripik tempe sagu dapat berkembang dari usaha kecil menjadi pemain penting dalam ekonomi lokal dan nasional. Kisah ini mengajarkan kita bahwa setiap langkah kecil, bila dilakukan dengan penuh dedikasi, dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan seseorang dan komunitasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H